Seni Komunikasi Efektif dan Tipsnya

Komunikasi efektif terdiri dari dua kata yaitu komunikasi dan efektif. Komunikasi adalah proses menyampaikan atau berbagi informasi, pikiran, dan perasaan melalui lisan, tulisan, atau bahasa tubuh, sedangkan kata “Efektif” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti “ada efeknya” (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) atau “dapat membawa hasil; berhasil guna”. Kata efektif juga sering diartikan sebagai “mencapai sasaran yang diinginkan”.

Dengan demikian, dari hasil pemaparan arti melalui bahasa komunikasi efektif (effective communication) dapat diartikan sebagai “komunikasi yang berhasil mencapai tujuan, seperti diterima, dipahami, mengubah persepsi, dan mengubah perilaku atau melakukan aksi”.

Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang dimanfaatkan.

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi seseorang, karena sebagai proses dimana fungsi misalnya jika seseorang berada pada level manajemen seperti  fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu hal ini dikarenakan masalah sematik/arti kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi, gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.

Artikel terkait:

Ada pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain yaitu bahwa seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan memberikan umpan balik, lansung pada masalah atau inti, mengambarkan situasi,dan meringkas. Proses komunikasi memungkinkan seseorang menjalankan tanggung. Banyak tips diberikan para ahli komunikasi untuk melakukan komunikasi efektif, misalnya gunakan bahasa yang mudah dimengerti, bahasa tubuh yang sesuai, intonasi yang tepat, kontak mata, dan ekspresi wajah yang pas, termasuk menjadi pendengar yang aktif (active listening).

  • Dalam menjalankan seni komunikasi efektif ada yang disebut dengan Formula 7C, Komunikasi efektif mengandung tujuh C berikut ini:
  1. Completeness (Lengkap)

Komunikasi harus lengkap. Artinya dalam menyampaikan semua fakta yang diperlukan oleh penerima semua komunikasi seharusnya lengkap. Dalam dunia jurnalistik, kelengkapan informasi dirumuskan dalam 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How). Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lengkap dari informasi yang disampaikan sehingga mewujudkan sebuah komunikasi yang efektif.

  1. Conciseness (Ringkas)

Ringkas dalam hal ini mengandung artian menggunakan sesedikit mungkin kata-kata. Menghindari menggunakan kata-kata yang berlebihan dan tidak perlu. Pesan singkat lebih menarik dan mudah dipahami. Gunakan kalimat seefektif mungkin. Sebagai contoh pada iklan, iklan akan memberikan kesan bagi orang yang melihat ketika pesan yang disampaikannya tidak terlalu bertele-tele.

  1. Consideration (Penuh Pertimbangan)

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengasah seni berkomunikasi yang efektif adalah memperhatikan sudut pandang orang lain, pola pikir, tingkat pendidikan, minat, kebutuhan, kepentingan, dan emosinya. Setiap orang akan selalu memiliki latar belakang keadaan, lingkungan, pendangan tersendiri, sehingga kita harus selalu melakukan pertimbangan dengan matang ketika akan memasuki area komunikasi dengan seseorang.

Artikel terkait:

  1. Clarity (Jelas)

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah kita harus bisa menggunakan kata-kata yang tepat, bermakna tunggal, dan tidak membingungkan atau menimbulkan persepsi lain. Bahasa yang ambigu akan mengandung persepsi di benak orang lain, kemudian dapat menghambat proses komunikasi karena kesalahpahaman, maka menggunkan kata dengan pilihan diksi yang tepat adalah hal yang harus diperhatikan.

  1. Concreteness (Nyata)

Sebuah bentuk komunikasi yang mengandung pesan konkret dapat memperkuat kepercayaan orang yang menjadi lawan kita dalam berkomunikasi. Pesan yang disampaikan secara konkret dengan didukung fakta-fakta spesifik dan angka akan menambah kelengkapan dari kata-perkata yang kita lontarkan dalam berkomunikasi. Satu hal yang sangat berarti adalah bahwa pesan konkret tidak akan disalahtafsirkan.

  1. Courtesy (Tata Krama)

Mengenai tata krama pembahsanya adalah bagaimana cara kita dalam menyampaikan pesan ke pihak lain dalam kegiatan berkomunikasi. Pesan disampaikan dengan tulus, sopan, bijak, reflektif, dan antusias, serta mempertimbangkan sudut pandang dan perasaan penerima pesan, termasuk menjaga perasaan dan respek terhadap penerima pesan. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bertata krama akan menimbulkan kesan secara emosional pada orang lain.

  1. Correctness (Benar)

Pesan yang disampaikan harus benar dari segi substansi dan dari segi tata bahasa, juga tepat dari sisi waktu dan sasaran. Kesadaran ini perlu diperhatikan menimbang kebenaran adalah suatu hal yang paling mendasar dari segala sesuatu.

  • Lima Hukum Komunikasi Efektif: REACH

Selain 7c ada rumus lain yang ditawarkan para ahli  mengenai seni komunikasi yang efektif yaitu  konsep REACH atau yang biasa disebut “The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication”, yakni Respect, Empathy, Audible, Clear, dan Humble.

  1. Respect

Respect dalam hal ini berarti menghargai komunikan atau menjaga harga diri orang lain. Saat melakukan komunikasi kita harus sadar bahwa kita sedang berinteraksi dengan orang lain baik itu secara langsung ataupun tidak langsung, bersifat menghargai orang lain adalah suatu langkah yang sangat bijak karena proses yang sedang kita lakukan adalah bersosial.

  1. Empathy

Empathy yang dimaksud adalah kemampuan menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Hal ini diawali dengan kemampuan mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif.

  1. Audible

Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi harus bersifat mudah dimengerti oleh pihak yang menjadi lawan kita dalam berkomunikasi, kesalahan memilih diksi yang sulit akan menghambat proses komunikasi yang seharusnya dapat berjalan dengan baik.

Artikel terkait:

  1. Clarity

Clarity yang dimaksudkan adalah bahwa pesan yang disampaikan jelas, tidak menimbulkan multiinterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Jangan sekali-kali menggunkan bahasa ambigu yang multitafsir sehingga mengakibatkan kesalahpahaman, hal ini sangat bertentangan dengan sifat seni komunikasi yang efektif yaitu menimbulkan kesukaran menyerap informasi dalam proses berkomunikasi.

Rendah hati, tidak angkuh atau arogan, tidak merasa “lebih” dari orang lain, termasuk di dalamnya tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, dan lemah-lembut. Hal ini sebenarnya merupakan bentuk refleks dari usaha menjalin kedekatan emosional dengan lawan kita dalam berkomunikasi, karena segala sesuatu akan lebih nyaman ketika kita melakukan suatu hal tidak berlebihan, dan bersikap rendah hati adalah merupakan pilihan yang tepat untuk menjalin sebuah komunikasi yang efektif.

  • Seni komunikasi efektif di dalam kepemimpinan

Sselain 7c dan REACH ada beberapa hal yang dapat diterapkan untuk memulai komunikasi yang efektif ketika seseorang berada dalam lingkup duni kepeminpinan, terlapas dari bagaimana cara membuat orang lain mendukung kepemimpinan kita dan menopang segala beban target tugas kita, dan seni yang kita pelajari ini silahkan dipraktekkan secara bertahap dengan konsisten. Berikut merupakan beberapa diantaranya:

  1. Kemampuan Menyimak (Listening)

Seorang pemimpin wajib menyeimbangkan antara bicara dan menyimak. Ketika kita sedang menyimak atau menjadi seorang pendengar sebenarnya kita sedang “berinvestasi” rasa hormat dari orang tersebut pada diri kita.

Dan salah satu skill atau kemampuan untuk menyimak adalah ‘BERTANYA’ Ketika kita “Bertanya”, sebenarnya KITA sedang membentuk dan memenuhi “internal – needs” mereka. kita juga sedang membangun hubungan emosianal dan mereka akan merasa sangat dihargai.

  1. Kemampuan Memberi Respon

Seorang pemimpin yang baik atau tidak dilihat dari kemampuan dia memberikan respon yang tepat ketika sedang berkomunikasi dengan orang yang dipimpinya. Seorang pemimpin boleh masrah asalkan respon marah ini pada saat dan situasi yang tepat.

  1. Kemampuan Memecahkan Masalah Bersama

Respek terbesar yang akan diberikan anak buah terhadap seorang atasan atau pemimpin  adalah ketika dia menemui masalah, setelah dia coba dengan segala cara dan tidak berhasil, kemudian atasan mengulurkan tangan untuk sama-sama memecahkan masalah hingga menemukan solusinya. Bukankan temawork adalah sebuah istilah untuk bekerja secara bersama-sama.

  1. Bangun Komunikasi Dua Arah

Prinsip yang paling pertama untuk membangun sifat respek pada kita adalah “perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan”. Dan prinsip komunikasi yang sangat penting adalah, bangun komunikasi dua arah. Beri kesempatan kepada orang lain yang kita pimpin mengenai pendapat dia tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Jika ini dilakukan, orang yang kita pimpin menghargai kita sebagai seorang pemimpin berkelas.