Penilaian bukanlah perkara yang asing lagi bagi para guru. Guru akan memberikan ujian kepada para pelajar dan dari ujian ini para guru dapat membuat beberapa keputusan. Guru dapat menyatukan kumpulan pelajar yang telah menguasai pelajaran, termasuk pelajar yang perlu latihan lebih banyak.
Berikut ini adalah contoh-contoh penilaian dalam Pendidikan Seni Visual:
Pertamaadalah ujian untuk menentukan kedudukan pemahaman seseorang pelajar dalam pelajarannya. Kedudukan pelajar perlu diketahui sebelum memulai sesuatu pelajaran. Dengan cara demikian barulah,maka guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dan berkesan bagi para pelajar yang memiliki pemahaman berbeda-beda.
Kedua, untuk mengenalpenyebab kelemahan dalam pembelajaran.Setelah sumber kelemahan itu diketahui maka pemulihan dapat dirancang dan dijalankan. Sebagai contoh, seorang guru ingin menilai kemampuan pelajar menguasai kemahiran mewarnai pada waktu pagi. Guru perlu menilai dari aspek pilihan warna serta penggunaan teknik yang sesuai. Dari hasil kerja pelajar tersebut guru mengumpulkan data dan informasi, seterusnya hingga dapat menilai kemampuan pelajar, apakah bisa menguasai, kurang menguasai atau lemah. Dari sini guru akan menyusun strategi pengayaan atau pemulihan dengan meletakkan pelajar pada kumpulan pelajar yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Guilford,J.P.:1967)
Dalam bidang seperti Pendidikan Seni Visual, pelajar perlu menyelami masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang seni visual untuk mengetahui ciri-cirinya. Sebagai contoh, dalam Pendidikan Seni Visual, pelajar perlu memahami dan mempelajari bidang seni yang meliputi Asas Seni Reka, Seni Halus, Komunikasi Visual, Reka Bentuk dan Kraf Tradisional, sesuai dengan kriteria pendidikan di daerah masing-masing.
Pelajar perlu memerhatikan setiap unsur dalam perkembangan seni agar dapat menjadi pelajar yang kreatif dan kritis. Melalui perhatian dan pengamatan, pelajar akan mempelajari dan kemudian menerapkannya dalam bentuk ekspresi atau penyataan diri tentang apa yang dilihat dan diamati. Apabila pelajar mengamati sesuatu, dia akan menerapkannya di dalam pemikirannya. Penggabungannya dengan pengetahuan dan didorong oleh motivasi tertentu menyebabkan pelajar bersedia untuk mengemukakan sesuatu gagasan atau hasil karya.
Pengamatan adalah satu proses yang kompleks; dapat dilihat dari hasil karya yang dikemukakan nantinya. Hasil karya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan kemahiran mekanis.
Hasil karya pelajar akan dinilai guru dengan mengambil kira aspek-aspek tertentu seperti ketelitian, kehalusan karya, bahkan hasil dari perhatian dan pengamatan tersebut, guru akan membuat penilaian untuk menilai bagaimana efektivitas pengajarannya.
Pentaksiran adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan kemajuan siswa pendidikan seni visual dengan menggunakan berbagai konsep ajaran. Konsep-konsep itu merupakan bagian daripada proses pengajaran dan pembelajaran yang dijalankan secara terus – menerus. Dalam konteks pendidikan, pentaksiran merupakan satu bagian dalam proses pembelajaran yang merangkumi kegiatan menghurai, mengumpul, merekam, memberi nilai dan menginterpretasi informasi tentang hasil pembelajaran seorang pelajar bagi tujuan tertentu.
Pentaksiran hendaklah dilaksanakan secara informal selaras dengan Seksyen 19 Akta Pendidikan 1996. (Akta 550). Secara keseluruhannya pentaksiran bertujuan untuk mengenalkecerdasan dan potensi siswa bagi memperkokoh dan meningkatkan perkembangan mereka.
Hasil pentaksiran membuat guru mengambil tindakan susulan dan seterusnya untuk membantu mengembangkan potensi muridke tahap optimum dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Tujuan pentaksiran adalah antara lain:
Penilaian portfolio berdasarkan kesesuaian tema, kecekapan menggunakan alat dan bahan untuk memindahkan ide melalui pengolahan unsur-unsur seni visual, menilai juga tentang kreativitas pelajar menyelesaikan masalah artistik, ketepatan, kesempurnaan, ketelitian dan kehalusan kerja. Michael (1998) menyebutkan ada 8 objektif perlu dibuat penilaian berasas pengalaman studio dan hasil kerja seni pelajar itu sendiri; meliputi:
Penggunaan daftar boleh dijadikan sebagai instrumen untuk menilai pelajar dalam ketiga aspek domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Guru membuat list untuk melihat efektivitas pembelajaran. Sebagai contoh dalam pembelajaran di Tingkatan 6, guru menyediakan daftar tugasbagi pelajar telah yang harus menyiapkan tugas yang diberikan tersebut secara bertingkat mengikut langkah-langkah yang telah ditetapkan. Berdasarkan daftar tadi juga, guru boleh menilai tahap penguasaan pelajar dalam tajuk untuk mendapatkan informasi daripara pelajar tentang respon mereka terhadap Pendidikan Seni.
Dari semua berita atau data yang diperoleh, guru dapat mengambil tindakan susulan untuk membuat pembelajaran ke arah koordinasi yang lebih sistematik. Begitu juga dengan informasi yang terkumpul, guru dapat merancang kegiatanyang terus berlangsung sepertikegiatan pengayaan, pemulihan, atau perbaikan. Bahkan, dari informasi itu juga guru dapat menemukan kelemahan pelajar tentang penguasaan dan pemahaman setiap topik yang diajarkan oleh guru.
Selain potensi alam, terdapat banyak keunikan dan keindahan lainnya yang ada di Maluku Utara. Salah…
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensinya masing-masing. Alam yang indah dan juga kebudayaan…
Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi Indonesia yang banyak menyimpan seni-seni kerajinan tangan yang tak…
Gorontalo merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang menyimpan banyak keanekaragaman budayanya. Banyak penduduk lokal…
Pesona alam dan budaya Sulawesi Tenggara tak kalah indahnya dengan wilayah lainnya di Indonesia. Banyak…
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam dan juga…