Sobat semua tentunya sudah pahan bahwasanya Nangroe Aceh Darussalam ( NAD ) merupakan salah satu daerah yang sangat terkenal akan kekayaan budaya yang mereka miliki dan memiliki alat musik tradisional Aceh. Aceh ini merupakan daeran yang terletak di ujung barat pulau sumatera.
Provinsi NAD ini mendapat julukan sebagai sermabi mekah oleh karena adat serta kebudayaan serta agama yang ada di NAD tersebut menganut atau dipengaruhi oleh budaya dari Arab Saudi. Salas satu budaya yang terdapat di Aceh tersebut yang bisa kita samakan dengan budaya dari Arab Saudi adalah dari cara berpakaian masyarakatnya.
Nah sobat, jika kita berbicara mengenai budaya Aceh seperti kebudayaan suku Aceh Tamiang yang menarik tersebut tentu kita juga akan berbicara mengenai pakaian adat dari Aceh tersebut. Pakaian adat Aceh baik untuk pria maupun
wanitanya merupakan alkulturasi budaya Melayu dan budaya Islam sehingga sangat unik. Nah sobat, untuk ulasan selengkapnya langsung saja kita simak ulasan seputar Pakaian Adat Aceh dan Penjelasannya dalam ulasan berikut ini. Cekidot.
Pakaian adat Aceh untuk pria disebut dengan Linto Baro, sementara untuk wanitanya disebut dengan Daro Baro. Kedua pakaian ini tentunya memiliki ciri khas yang berbeda dari baju adat dari daerah yang lainnya sebagaimana kebudayaan Aceh yang fenomenal dan berbeda.
Pada awalnya, Linto baro merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh pria dewasa saat menghadiri upacara adat atau upacara pemerintahan. Pakaian ini diperkirakan ada sejak pada zaman Perlak dan Samudera Pasai. Baju tersebut juga tentunya memiliki kelengakapan yang lainnya, seperti :
Adapun baju Meukeusah ini adalah baju yang terbuat dair tenunan kain sutera yang biasanya memiliki warna dasar hitam. Warna hitam adalah salah satu warna kepercayaan dalam adat Aceh yang disebut sebagai lambang kebesaran. Oleh karena itu, sering kali baju ini digunakan sebagai lambang kebesaran.
Tidak jauh berbeda dari baju, celana panjang yang dikenakan pada pakaian adat Aceh laki-laki juga berwarna hitam. Namun celana atau Sileuleu ini juga memiliki warna dasar hitam yang seyogianya berasal dari adat Melayu.
Pengaruh budaya Islam dalam budaya masyarkat Aceh juga terasa karena adanya kopiha sebagai penutup kepala pelengkap pakaian adat Aceh tersebut.
Pakaian adat pengantin pada perempuan Aceh disebut dengan Daro Baro yang memiliki warna yan lebih cerah dari pada baju pengantin pria. Selain itu Daro Baro tersebut juag terdiri atas beberapa bagian, antara lain :
Baju atasan untuk wanita Aceh disebut dengan baju kurung yang memiliki lengan panjang. Baju ini memiliki kerah dan motif sulaman benang emas yang khas seperti baju cina.
Secara umum celana yang digunakan oleh pengantin wanita adalah celana cekang musang yang dilengkapi dengan lilitan sarung sepanjang lutut sebagai penghiasnya yang memiliki warna berkilauan.
Sesuai dengan julukan serambi Mekkah yang disandangnya, pakaian adat Aceh untuk wanita sebisa mungkin dibuat menutup auratnya termasuk pada bagian kepalanya. Oleh karena itulah, bagian kepala wanita Aceh ditutup dengan kerudung bertahtakan bunga-bunga segar yang disebut patham doi.
Itulah sobat ulasan yang bisa penulis share buat anda mengenai pakaian adat Aceh dan penjelasannya bagi anda pada postingan kali ini. Semoga bermanfaat bagi anda yan sudah membacanya. Salam budaya selalu.
Selain potensi alam, terdapat banyak keunikan dan keindahan lainnya yang ada di Maluku Utara. Salah…
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensinya masing-masing. Alam yang indah dan juga kebudayaan…
Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi Indonesia yang banyak menyimpan seni-seni kerajinan tangan yang tak…
Gorontalo merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang menyimpan banyak keanekaragaman budayanya. Banyak penduduk lokal…
Pesona alam dan budaya Sulawesi Tenggara tak kalah indahnya dengan wilayah lainnya di Indonesia. Banyak…
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam dan juga…