Selain potensi alam, terdapat banyak keunikan dan keindahan lainnya yang ada di Maluku Utara. Salah satunya adalah kerajinan tangannya. Para pengrajin yang ada di daerah tersebut dapat menghasilkan beragam kerajinan yang berilai budaya dan juga otentik khas Maluku Utara. Inilah beberapa kerajinan tangan Maluku Utara yang juga tidak kalah indah dengan alamnya :
1.Kerajinan Besi Putih
Kerajinan besi putih khas Maluku Utara berasal dari daerah Pulau Morotai. Menurut legenda setempat, asal mula munculnya besi putih adalah dari rongsokan-rongsokan bangkai pesawat, kapal laut dan berbagai macam peralatan perang tentara Jepang yang pada jaman perang dunia II kalah oleh tentara Sekutu. Dari benda-benda itulah masyarakat setempat membuat berbagai macam perhiasan seperti kalung, gelang dan lainnya.
Menurut masyarakat setempat kerajinan besi putih khas Maluku Utara dengan produk aksesoris seperti anting-anting, kalung, gelang dan cincin memiliki keunggulan dibandingkan dengan kerajinan logam lainnya. Seperti anti karat dan lebih awet. pakaian adat maluku bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
2. Saloi
Saloi merupakan ransel unik khas Maluku Utara. Kebanyakan warga yang berprofesi sebagai petani rempah-rempah, terutama ibu-ibu dan jujaru–bahasa Maluku yang artinya gadis, akan bepergian sambil membawa saloi. Tas ini bisa dibuat dari kayu atau anyaman bambu dan rotan.
Bentuknya mirip keranjang atau bakul yang didesain mengecil di bagian bawah. Dengan penampang atas berbentuk bulat dan penampang bawah persegi panjang. Bagian belakangnya dipasang dua tali agar bisa digendong layaknya ransel.
Dahulu saloi biasa dipakai orang tua saat musim panen padi di ladang. Hingga kini masyarakat lazim menggunakannya sebagai alat tradisional untuk membawa beraneka ragam kebutuhan dan hasil bumi dari kegiatan mereka sehari-hari.
Saloi masih menjadi identitas kebudayaan Maluku yang dijaga oleh masyarakatnya. alat musik tradisional maluku bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
3. Parang dan Salawaku
Merupakan senjata tradisional khas daerah Maluku. Kedua senjata ini biasanya dipakai oleh para penari pria saat mempertunjukkan tarian Cakalele. Pada salawaku terdapat ukiran-ukiran bermakna khusus yang terbuat dari kulit kerang laut.
Ukuran parang dan salawaku sangat bervariasi tergantung postur badan sang penari. Masyarakat pulau Kakara B di Halmahera Utara terkenal sebagai pengrajin salawaku yang piawai.
4. Tika Pandan
Merupakan keterampilan yang sudah diwariskan turun temurun antar generasi di Halmahera Utara. Sebelum dianyam, daun pandan, dibuang dulu durinya, dipotong secara melingkar lalu direbus dan dijemur.
Setelah menghasilkan helaian daun yang sudah lemas dan siap dianyam, dedaunan tersebut diiris menggunakan sebuah pisau khusus. Saat lembarannya semakin tipis, baru dimasak dengan memberi zat pewarna. Tujuannya, agar tikar atau anyaman lebih bermotif.
5. Susiru dan Ayaaya
Susiru dan Ayaaya dibuat dengan memanfaatkan kulit bambu yang sudah kering. Dalam pembuatannya biasanya kulit bambu tersebut akan diberi zat pewarna dan dianyam sesuai bentuk yang diinginkan.
Ukuran dan corak pada Susiru dan Ayaaya biasanya sangat beragam. Susiru berguna untuk menapis beras sedangkan Ayaaya untuk menyaring air terigu.
6. Piring Rotan
Piring ini terbuat dari rotan yang saling dililit-lilitkan dan dibentuk menyerupai piring makan para umumnya. Biasanya sebelum diisi makanan piring rotan akan terlebih dahulu dialasi daun pisang.
7. Tempat Pinang dan Sirih (kabilano)
Tempat pinang dan sirih atau dalam bahasa Galela disebut Kabilano ini dibuat untuk keperluan atau sering dipakai untuk tempat pinang dan sirih saat acara-acara perkawinan adat Galela. Bahan dasar kerajinan tangan ini terbuat dari sisa-sisa kertas yang dipadukan dengan kertas berwarna untuk memperindah kabilano.
8. Porocosigi
Porocosigi adalah sebuah kerajinan dengan bentuk menyerupai botol dibuat dengan memanfaatkan daun pandan kering. Di bagian atas Porocosigi biasanya dihiasi dengan daun Woka yang sudah terlebih dahulu diwarnai.
Bagi masyarakat Halmahera Utara, Porocosigi berfungsi sebagai wadah penyimpan beras. Porocosigi berukuran besar mampu menampung sampai 10 kg beras. Porocosigi juga lazim ditemui pada acara lamaran adat.
Demikianlah beberapa kerajinan tangan asal Maluku Utara. Bagi penduduk Maluku Utara kerajinan tersebut merupakan warisan turun temurun yang patut dilestarikan dan sekaligus cendera mata yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan.