Dewasa ini seni tari peminatnya terlihat semakin menurun dari tahun ke tahun, fenomena ini dirasa sangat memprihatinkan ya sobat. Sebenarnya hal seperti ini bisa dihindari dengan memperkenalkannya kepada anak – anak sejak dini di bangku sekolahan.
Mata pelajaran kesenian bisa lebih ditingkatkan dengan mengajarkan berbagai jenis dan bentuk kesenian yang ada di daerahnya masing – masing, sehingga warisan budaya akan bisa tetap terjaga serta lestari sampai ke anak cucu kita nanti. Setuju ya sobat?
Pada kesempatan kali ini kami ingin mencoba membagikan informasi untuk anda agar bisa menambah wawasan baru mengenai jenis – jenis tarian Jawa Tengah dan penjelasannya. Yuk bagi anda yang ingin mengetahui ulasan lengkapnya bisa menyimak penjelasan di bawah ini.
1. Tari Bedhaya Ketawang
Tari pada poin pertama ini mempunyai makna yang unik lo sobat. Bedhaya ketawang ialah sekelompok penari wanita yang berasal dari langit, bisa juga diartikan sebagai bidadari. Dalam kehidupan sehari – hari tarian jenis ini biasa ditarikan untuk acara – acara resmi saja.
Banyak orang yang mengasumsikan bahwa jika tarian ini sedang dipertunjukkan kanjeng Ratu Kidul (Nyi Roro Kidul) dipercaya akan hadir untuk melihat langsung dan mengikuti tarian tersebut. Mengapa demikian? Tarian ini memang pada dasarnya menjelaskan tentang berbagai hubungan yang dilakukan oleh Nyi Roro Kidul.
2. Tari Gambyong
Nah untuk tarian yang satu ini, memang termasuk tarian favorit di masyarakat Jawa Tengah. Karena berbagai kalangan pasti sudah mengenalnya jika mendengar namanya saja. Tari Gambyong pertama kali dipernalkan di daerah Surakarta.
3. Tari Bondan Payung
Selain Tari Gambyong, Tari Bondan Payung juga tidak kalah populer lo sobat. Hal ini terbukti bahwasannya dalam pembelajaran di sekolah pun, Tari Bondan selalu masuk dalam daftar tarian yang wajib dipraktekkan. Kemudian untuk acara – acara resmi seperi perpisahan sekolah, pasti selalu ada.
Tari Gambyong ini tercipta berawal dari seorang penari bernama Sri Gambyong yang mempunyai bakat luar biasa dalam bernyanyi dengan suara merdu dan juga sangat luwes melenggak lenggokkan tubuhnya. Ia terkenal cukup hebat dalam hal memikat hati para penikmat seni tari.
Pada akhirnya ia diundang untuk mempertunjukkan kebolehannya di dalam istana. Nah mulai dari situlah tari yang dipertunjukkan oleh Sri Gambyong dipelajari hingga saat ini. Nama tariannya diadopsi dari nama si penciptanya. Dan untuk jumlah penarinya pun tidak dibatasi sobat. Jadi anda bisa menarikannya bersama teman – teman anda untuk berbagai acara.
4. Tari Serimpi
Zaman dahulu kala, tari ini terkenal karena kekhasannya yang hanya dipertunjukkan saat prosesi pergantian para petinggi pemerintahan seperti halnya raja – raja. Ketegangan politik yang terjadi tersebut membuat tarian ini dikenal mempunyai aura mistis.
Saking mistisnya, tidak sedikit orang percaya bahwasannya mereka terasa terhipnotis hingga seperti berada pada dunia lain saat pertunjukan tari serimpi sedang berlangsung. Untuk banyaknya penari sendiri sudah ditentukan yakni 4 orang penari saja. Jumlah penari yang sudah ditentukan ini ternyata mengandung arti sobat, antara lain angin, api, bumi dan juga air.
5. Tari Beksan Wireng
Sesuai dengan namanya Beksan Wireng, tari ini diperagakan oleh kaum laki – laki sobat. Tujuannya adalah untuk memberikan semangat yang berkobar – kobar kepada para prajurit kerajaan agar semakin giat dalam berlatih sehingga saat perang nanti mereka akan lebih siap dan percaya diri. Awalnya tari ini mulai diperkenalkan oleh Prabu Amiluhur.
Sebagai referensi tambahan, jenis tari lainnya yang juga berasal dari Jawa Tengah ialah :
- Tari Ebeg (Kuda Lumping)
- Kethek Ogleng
- Sintren
Demikian yang bisa kami sampaikan pada pembahasan kali ini mengenai jenis – jenis tarian Jawa Tengah dan penjelasannya. Semoga artikel ini bisa membantu dan banyak membawa manfaat bagi sobat semua yang membacanya.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Terima kasih sudah berkunjung dan meluangkan waktu untuk membaca artikel kali ini. Jangan lupa untuk update terus perkembangan artikel – artikel terbaru berikutnya. Salam hangat selalu dari penulis