25 Seni Sastra Peninggalan Islam Terlengkap

Islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia pada saat ini sangat dipengaruhi oleh peradaban kejayaan Agama Islam pada masa lalu. Masuknya agama Islam ke Indonesia membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan adanya karya sastra yang bercorakan Islam. Sebelum Islam masuk, para Mpu sudah bisa menghasilkan karya sastra yang luar biasa dengan corak agama Hindu-Budha (baca: Karya sastra peninggalan Hindu Budha). Kalau sebelumnya karya sastra berbentuk kakawin, pasca masuknya Islam kemudian muncul karya sastra Para seniman muslim yang menghasilkan beberapa karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.

Artikel terkait:

Berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa seni sastra peninggalan Islam:

 1. Hikayat

Hikayat amerupakan karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh sejarah. Hikayat-hikayat peninggalan kerajaan Islam mendapat pengaruh dari Arab, Persia, India, dan lain-lain. Kebanyakan hikayat-hikayat ini pada awalnya berisi dakwah kepada masyarakat atau ajakan kepada umat Islam supaya memperkuat keimanannya. Dalam hikayat bernapas Islam di Nusantara, biasanya tokoh-tokoh pahlawan tersebut dikisahkan memperjuangkan kedaulatan suatu daerah.

  1. Hikayat Raja-raja Pasai, diperkirakan ditulis abad ke-14. Berkisah tentang Merah Silu yang bermimpi bertemu Nabi Muhammad, kemudian Marah Silu bersyahadat dan menjadi Sultan Pasai pertama bergelar Malik al-Saleh.
  2. Hikayat Si Miskin, dikenal juga dengan nama Hikayat Marakarma. Berkisah tentang Manakarma yang lahir dari keluarga miskin, namun karena kebaikan budinya akhirnya menjadi raja. Selain pokok-pokok ajaran Islam, hikayat ini berisi ajaran moral dan anjuran      menuntut ilmu.
  3. Hikayat Amir Hamzah, berkisah tentang kepahlawanan Amir Hamzah dalam memperjuangkan Islam dan mempertahankan Melaka dari serangan Portugis, dan melawan mertuanya yang masih kafir. Diperkirakan ditulis sebelum tahun 1511.
  4. Hikayat Bayan Budiman, berupa kisah berbingkai yang disadur dari hikayat India, Sukasaptati, yang sebelumnya telah diadaptasi ke dalam bahasa Persia oleh Kadi Hassan pada 1371. Berisi kisah tentang burung bayan yang mencegah seorang perempuan muda yang hendak berselingkuh.
  5. Hikayat Prang Sabi, ditulis oleh Tgk Chik Pante Kulu pada 1881, dan menjadi inspirator jihad rakyat Aceh melawan Belanda. Berisi kisah tentang bidadari surga (ainul mardhiyah) yang menjadi jodoh bagi para pejuang yang syahid.

2.  Syair

Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain. Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal rima dan ritma. Syair dalam peninggalan sastra islam sendiri merupakan media penyebaran Islam bukan saja di Nusantara, tapi hampir di seluruh dunia. Syair-syair peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain:

  1. Syair Perang Banjarmasin, diperkirakan ditulis abad ke-16. Kendati di dalamnya berisi beberapa pokok ajaran Islam, namun syair yang tidak diketahui pengarangnya ini dipastikan pro-Belanda, sebab teks pembukanya berisi pujian atas pemerintahan Belanda. Syair ini juga mendiskreditkan Pangeran Hidayatullah sementara di mata rakyat, beliau adalah patriot.
  2. Syair Siak Sri Indrapura yang berisi silsilah raja-raja Siak.
  3. Syair Ikan Terubuk, syair anonim yang berupa kisah fiksi berisi kisah-kisah dengan muatan adab dan tuntunan perilaku beragama.
  4. Syair Perahu, karya Hamzah Fansuri yang hidup di Aceh masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Riayat Syah Sayidil Mukamil (1589-1604 M). Syair ini berisi pengajaran tentang adab.
  5. Syair Kompeni Walanda, yang di dalamnya berisi riwayat Nabi.

3. Suluk

Suluk merupakan karya sastra yang berisi tentang tasawuf mengenai keesaan dan keberadaan Allah SWT. Suluk dan tembang gubahan Sunan Bonang ditulis pada daun lontar. Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil, antara lain Suluk Wijil. Suluk adalah karya sastra yang berisi tentang ilmu tasawuf. Dia juga mengubah  tembang Tombo Ati (Obat Hati) yang kini masih sering dinyanyikan orang. Beberapa suluk yang lain adalah :

  1. Suluk Sukarsa, berisi ajaran tentang hakikat kepemimpinan.
  2. Suluk Syarab al Asyiqin, karya Hamzah Fansuri yang berisi ajaran wahdat al-wujud, dan tahap-tahap pencapaian makrifat.
  3. Suluk Malang Sumirang, ditulis oleh Sunan Panggung dari Demak, sekitar tahun 1520. Berisi kritikan terhadap Sultan Demak, dan ajaran Sunan Panggung dianggap sesat.

4. Babad

Babad merupakan bentuk cerita sejarah yang didalamnya banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal.

Artikel terkait:

Karya sastra peninggalan Islam berupa babad antara lain:

  1. Babad Cirebon isinya berupa kisah Pangeran Cakrabuwana yang membangun kota Cirebon serta membangun perkampungan Muslim.
  2. Babad Demak ini isinya tentang kisah Raden Patah dalam mendirikan Kerajaan Demak.
  3. Babad Gianti diperkirakan ditulis pada tahun 1803. Di dalam babad Gianti, dibahas mengenai fenomena-fenomena politik yang terjadi di Pulau Jawa sekitar 1741 – 1757.
  4. Babad Raja-Raja Riau ini isinya berupa silsilah raja-raja Riau yang memiliki corak Islam.
  5. Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin).
  6. Babad Tanah Jawi dituliskan oleh Carik Braja pada 1788 atas perintah Sunan Paku Buwono III. Babad Tanah Jawi ini berisi silsilah raja-raja dari zaman Mataram Hindu hingga Mataram Islam.

5. Kitab-kitab

Ada pula beberapa kitab peninggalan sejarah Islam. Karya sastra dalam bentuk kitab peninggalam kerajaan Islam antara lain:

  1. Kitab Manik Maya, dituliskan pada tahun 1740 oleh Raden Mas Ngabei Ronggo. Kitab ini berisi sejarah perkembangan Islam di area Pulau Jawa.
  2. Kitab Nitisastra, digubah di abad ke-15. Kitab ini tidak diketahui siapa penulisnya. Isi kitab ini mengenai ajaran moral dan pandangan hidup berupa kebijaksanaan.
  3. Kitab Nitisruti, yang juga tidak diketahi penulisnya ini berisi ajaran tentang filsafat dan moral.
  4. Kitab Sasana-Sunu, digubah pada 1798 oleh Raden Tumenggung Sastranegara. Kitab Sasana-Sunu ini berisi ajaran tentang tata cara hidup Islam, serta ajaran meneladani Rasulullah.
  5. Kitab Sastra Gending adalah karya Sultan Agung yang isinya memuat ajaran filsafat dan kebajikan.