Menyulam merupakan salah satu cara untuk menjadi mengelola bahan benang menjadi kain yang lebih indah. Menyulam berasal dari bahasa sunda yang disebut “ngabordel”, yang berarti membuat hiasan pada kain dengan benang-benang yang berwarna-warni. Teknik dasar menyulam menyerupai teknik dasar anyaman renggang yaitu makrame. Menyulam menggunakan tangan akan jauh lebih dihargai daripada sulaman melalui mesin karena beberapa teknik tidak dapat ditiru mesin.
Menyulam selain terkenal di luar negeri, juga dikenal secara global, disebut embroidery. Pembagian sulam pun terdapat beberapa jenis berdasarkan kategori bahannya yaitu:
Menyulam dengan Pita (Embroidery Stitch)
Pita sebagai bahan dasar menyulam sudah terkenal sejak abad ke-17. Menyulam menggunakan bahan dasar pita mempunyai beberapa nama yaitu Embroidery Stitch dan Ribbon Embroidery. Perbedaan menyulam dengan pita dan menyulam dengan biasa terdapat pada bahan dan polanya. Sulam pita sendiri terdiri dari 2 jenis aliran berdasarkan asalnya, yaitu:
Sulaman pita dari negeri bunga sakura ini tidak berbeda jauh dengan sulaman pita pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada bahan pitanya. Pengerjaan sulaman pita Jepang lebih sering dilakukan pada benda sehari-hari sebagai dekorasi. Teknik dasar menyulam pita yang digunakan sulam pita jepang adalah french knot, flying stitch, dan chain knot. Penjelasan mengenai teknik dasar menyulam tersebut akan dijelaskan di bagian berikutnya.
Sulaman pita Eropa mempunyai perbedaan yang jauh dengan sulaman pita Jepang. Perbedaannya terdapat pada alur kerja yang dimilikinya. Proses dimulai dari merangkai pita terlebih dahulu lalu dieratkan. Setelah itu baru disulam pada produk yang diinginkan, perbedaannya terdapat pada langkah awal pengerjaannya. Sulaman pita Eropa menggunakan pita jenis Organdi. Hasil dari sulaman pita Eropa diantara lain adalah corsage, dekorasi dinding, hiasan tas, pakaian, dan lain-lain.
Setelah mengetahui jenis-jenis alirannya, selanjutnya adalah pembelajaran prosesnya. Berikut proses pengerjaan pita sulam:
1. Back Stitch
Teknik dasar menyulam back stitch merupakan menyulam dengan sederhana. Penggunaan bahannya adalah menggunakan dua pita sekaligus. Umumnya digunakan untuk membuat lukisan atau membuat tulisan. Cara melakukan pola dasar back stitch adalah:
2. Stem Stitch
Penggunaan teknik dasar menyulam pita stem stitch digunakan untuk membuat ranting, batang, tangkai bunga, dan daun. Sesuai namanya, stem yang merupakan bahasa Inggris yang berarti batang. Berkut cara menggunakan teknik dasar menyulam stem stitch:
3. Feather Stitch
Teknik dasar menyulam Feather Stitch berguna untuk mempercantik rangkaian bunga dengan membentuk ranting-ranting. Bahan yang digunakan teknik dasar menyulam ini adalah pita sati atau organdi berkuran 1/8 inci. Berikut cara membuat pola Feather Stitch:
4. French Knot
Pola French Knot sangat terkenal akan fungsinya yang membuat bunga mimosa atau bunga lain yang berbentuk bulat. Teknik dasar menyulam ini sama seperti Feather stitch, menggunakan pita sati berukuran 1/8 inci. Cara menyulam dengan French Knot, yaitu:
5. Straight Stitch
Membuat teknik dasar menyulam Straight Stitch sangat sederhana. Bahan yang digunakan pola ini adalah dengan pita yang berukuran 1/4 inci. Berikut cara untuk menerapkan pola straight stitch:
Artikel terkait:
6. Ribbon Stitch
Teknik dasar meyulam Ribbon Stitch menggunakan pita organdi yang berukuran 1/2 inci. Sama dengan straight stitch, tujuan ribbon stitch adalah membentuk sulaman bunga. Perbedaannya terdapat pada alat yang digunakan, yaitu jarum dan besi runcing. Berikut merupakan cara untuk melakukan Ribbon Stitch, yaitu:
7. Lazy Daisy
Teknik dasar menyulam Lazy Daisy menggunakan pita organdi ukuran 1/4 inci. Daisy seperti yang disebutkan, hasil pola ini akan membentuk bunga daisy. Berikut cara untuk membuatnya:
8. Spider Web Rose
Teknik dasar menyulam Spider Web Rose menggunakan pita yang dirangkap. Penggunaan pita tersebut digunakan untuk membuat rongga-rongga setiap simpulnya, membentuk seperti sarang laba-laba. Bahan yang digunakan adalah pita Organdi ukuran 1/8 inci juga menggunakan benang.
9. Leaf Stitch
Teknik dasar menyulam Leaf Stitch menggunakan pita organdi ukuran 1/8 inci. Cara membuatnya adalah:
Menyulam dengan Benang (Embroidery)
Teknik dasar menyulam berikutny adalah menyulam dengan benang. Perbedaannya tidak hanya pada bahan yang digunakan tapi juga pola yang diberikan. Berikut penjelasan menyulam dengan benang:
1. Cross-stitch / Tusuk Silang
Teknik dasar menyulam tusuk silang atau disebut dengan cross-stitch adalah pembagian pertama menyulam. Pola menyulam dilakukan dengan cara menusukkan benang yang dengan cara menyilang membentuk huruf X. Tusuk silang juga sering dimulai dengan hanya menggunakan tusukan menyilang. Bahan lain yang digunakan untuk sulam tusuk silang umumnya adalah benang linen, katun, atau benang sintetik lainnya.
2. Crewel / Krewel
Teknik dasar menyulam krewel menggunakan bahan yang berbeda dengan tusuk silang. Krewel menggunakan benang wol sebagai bahan dasar untuk menyulam. Pola krewel sama dengan pola tusuk silang. Krewel terkenal pada jaman tahun 1700an dan periode 1960 hingga 1980 di Amerika.
3. Tapestry
Merupakan sulaman dalam ukuran yang besar. Teknik dasar menyulam tapestry pada umumnya mempunyai desain yang kompleks dan sangat beragam. Berukuran sangat besar hingga bisa digantung pada tembok bila ingin dipajang.
Artikel terkait:
Memulai sulaman dibutuhkan beberapa persiapan diantara lain adalah alat dan bahan, serta pengetahuan teknik dasar menyulam. Alat-alat yang dibutuhkan untuk memulai sulaman dengan benang yaitu:
Bagi pemula, lebih baik menggunakan referensi sebagai panduan dasarnya. Referensi bisa jadi dari gambar yang dibuat sendiri, gambar yang terdapat pada suatu majalah, buku, dan media lainnya. Bila ingin contoh referensi yang lebih baik lagi maka anda bisa mencari buku sulam atau kruissteek yang berwarna. Pada buku tersebut akan terkumpul semua sulaman lengkap berdasarkan warna-warna benang yang dibutuhkan untuk membentuk gambar menjadi indah.
Menyulam membutuhkan ketelitian dan dilakukan dalam waktu lama. Cincin sulam atau sering disebut Ram dan Pembidang, membantu untuk menahan posisi tapestry. Bagian cincin ganda pada ram terbuat dari bahan-bahan seperti kayu, logam, plastik untuk menjadi pegangannya. Ram akan menjepit kain sehingga tidak pindah-pindah. Ram tersedia dalam ukuran yang kecil dan besar. Penggunaan ram tidak diharuskan, tapi akan membantu bila digunakan.
Alat untuk memotong benang diperlukan apabila telah selesai menyulam. Alat memotong tersebut diantara lainnya adalah gunting, cutter, dan pisau. Penggunaan gunting lebih dianjurkan karena ukuran benang yang kecil dan lebih aman dibanding pisau dan cutter. Semua jenis gunting dapat menjadi gunting yang baik, akan tetapi lebih dianjurkan apabila gunting tersebut kecil dan tajam. Tujuannya adalah melindungi tangan dan dapat menggunting dengan lebih presisi.
Memilih jarum sulam sangat penting untuk memulai tapestry. Setiap teknik dasar tapestry membutuhkan jarum yang berbeda. Jarum tersebut dibedakan berdasarkan ukuran dari jarumnya. Jarum yang dijual di Indonesia terdapat dari nomor 13 sampai 26. Semakin besar nomor tersebut, maka semakin kecil ukuran jarumnya. Bagi pemula yang dianjurkan untuk menggunakan ukuran 13.
Setelah selesai mengurus kebutuhan alat, perlu diperhatikan bahan benang yang digunakan. Bahan yang dapat digunakan untuk menyulam, yaitu:
Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat sulaman. Wol memiliki bahan yang halus dan mempunyai serabut yang tinggi. Terdapat beberapa jenis wol, diantaranya adalah:
Benang linen mempunyai bentuk yang tipis dan kencang. Mempunyai kekuatan yang kuat dan sehingga tidak mereggang. Sulaman akan tergolong jadi cross-stitching apabila menggunakan bahan linen.
Benang katun mempunyai tesktur yang halus dan lembut. Katun dapat menyerap air dan tidak cepat panas. Penggunaan katun sering digunakan untuk membuat sulaman seperti syal atau sweater.
Penggunaan kain strimin adalah sebagai fondasi, digunakan untuk sulaman berjeneis tapestry. Ciri-ciri kain strimin adalah bahannya yang cukup lentur dan mempunyai lubang-lubang pada kainnya. Lubang dari kain strimin bervariasi, ada yang rapat dan ada yang renggang. Kain yang renggang lebih baik digunakan untuk tipe karya yang berukuran besar. Strimin berlubang rapat lebih baik digunakan untuk membuat karya ukuran kecil. Pemilihan rapat renggang dipengaruhi oleh penglihatan pengamat. Semakin padat karya tersebut maka semakin baik dilihat. Selain kain strimin dapat menggunakan baju atau bahan lainnya sebagai pondasi.
Artikel terkait:
Setelah alat-alat dan bahan terkumpul, maka proses membuat sulaman dapat dilakukan. Berikut langkah-langkah teknik dasar menyulam yang dilakukan:
1. Menyiapkan desain
Langkah pertama adalah menyiapkan desain yang sudah disiapkan sebelumnya. Desain pola dapat diambil dari buku panduan / pola sehingga dengan mudah ada pola yang tersedia. Alternatif lain adalah membuat desain sendiri. Membuat desain sendiri dapat dilakukan dengan cara menggambar diatas kain striming. Jaman yang sudah sangat canggih ini juga mengizinkan anda untuk membuat gambar di internet untuk dipakai sebagai referensi. Gambar dapat diproses menggunakan software khusus untuk membuat sulaman seperti Pic 2 Pat.
2. Menyiapkan kain
Setelah mendapatkan gambar maka selanjutnya adalah menyiapkan kain. Untuk tapestry, kain strimin yang digunakan harus sesuai dengan ukuran gambar. Penggunaan kain dengan ukuran tepat akan membuat karya menjadi lebih baik, tidak kabur atau terlalu kecil. Kain striming yang digunakan lebih baik diberi garis tepi untuk sehingga gambar menjadi lebih rapi. Kegunaan lain garis tepi adalah sebagai jarak juga apabila kain strimin akan dipajang di bingkai.
3. Menyiapkan benang
Setelah menyiapkan semuanya, persiapan terakhir adalah menyiapkan benang. Benang sulam yang digunakan lebih baik tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Benang sulam yang terlalu panjang akan menyebabkan penggunaan yang terlalu monoton. Terlalu pendek akan menyebabkan susahnya menyulam dan mengakhiri sulaman. Ukuran yang dianjurkan adalah 90 cm. Persiapkan juga warna benang yang dibutuhkan sesuai dengan desain yang disiapkan sebelumnya.
4. Mulai menyulam
Langkah pertama teknik dasar menyulam adalah dengan memasukan benang kedalam jarum. Apabila mengalami kesulitan maka gunakan air keujung benang sehingga serabut menjadi padat. Setelah benang sudah masuk jarum dan diikat, maka langkah pertama adalah menusuk kain strimin dengan pola yang sudah dijelaskan sebelumnya. Apabila benang sudah habis dijahit maka dapat digunting dan disambung dengan benang berikutnya.
5. Menyelesaikan sulaman
Langkah terakhir adalah menyelesaikan sulaman. Hasil sulaman lebih baik di cuci dengan air bersih. Alasannya adalah karena selama menyulam tangan mengeluarkan keringat dan minyak, sehingga menjadi kotor. Setelah dicuci, maka kain sulaman siap dipakai. Untuk karya tapestry, ila ingin dibingkai maka diperlukan bingkai yang sesuai dengan ukuran kain. Dianjurkan untuk membeli bingkai yang pas dengan area yang ada di garis tepi. Pajang sulaman ditempat yang anda inginkan.
Selain potensi alam, terdapat banyak keunikan dan keindahan lainnya yang ada di Maluku Utara. Salah…
Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki potensinya masing-masing. Alam yang indah dan juga kebudayaan…
Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi Indonesia yang banyak menyimpan seni-seni kerajinan tangan yang tak…
Gorontalo merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang menyimpan banyak keanekaragaman budayanya. Banyak penduduk lokal…
Pesona alam dan budaya Sulawesi Tenggara tak kalah indahnya dengan wilayah lainnya di Indonesia. Banyak…
Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam dan juga…