20 Tarian Tradisional Sumatera Barat

Tarian merupakan salah satu contoh dari kekayaan budaya Indonesia, karena setiap daerah mempunyai tarian tradisional yang berbeda. Tarian tradisional Sumatera Barat akan menjadi fokus utama pada artikel ini. Selain seni tari, terdapat berbagai jenis seni lainnya di Indonesia yang kaya akan budaya.

Sebelumnya telah pengertian seni tari secara mendasar telah dijelaskan. Penjelasan yang diberikan mencakup mengenai pengertian dasar seni tari, gerakan, irama, perasaan, dan wujud seni tari. Keempat hal tersebut akan menjadi dasar yang akan diterapkan di setiap tarian tradisional Indonesia. Jika kamu ingin membaca lebih dalam mengenai dasar seni tari, langsung telusuri saja ke unsur-unsur keindahan seni tari. Sekarang saatnya berlanjut ke topik yang lebih mendalam, tarian tradisional Sumatera Barat!

1. Tari Alang Babega Minangkabau

Tari yang berasal dari kata “tuturan alang bebaga” merupakan tarian tradisional Sumatera Barat Khas minangkabau yang dipengaruhi oleh suku Mentawai. Tarian ini melambangkan burung elang yang hidup di pohon lalu terbang tinggi menaungi langit dengan mengepakkan sayapnya untuk mencari mangsa, kemudian menukik tajam, dan membunuh mangsa.

2. Tari Ambek-Ambek Koto Anau

Tari Ambek-Ambek koto anau adalah tari yang berasal dari daerah Koto Anau, Lembang Jaya, Solok, Sumatera Barat. Tarian tersebut merupakan mimik dari anak-anak ketika mereka bermain, bergelut atau bercanda, pura-pura berkelahi. Tarian dilengkapi dengan menggunakan gerakan pencak silat, atau merupakan olah gerak dan rasa sebagai satu bentuk materi permainan anak nagari minang.

3. Tari Barabah

Merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang menggunakan gerakan pencak silat dengan iringan drum atau talempong. Tari barabah minimal dilakukan oleh dua orang yaitu laki-laki dan perempuan. Peralatan yang diperlukan untuk tari barabah adalah pakaian adat dan belati.

Artikel terkait:

4. Tari Gelombang

Tarian yang dilakukan oleh kelompok laki-laki Minang pada upacara penyambutan tamu khusus seperti Ketua adat atau Penghulu, Guru Silat, dan Penganten.

Dalam bentuk dua baris vertikal, tarian dilakukan oleh puluhan lelaki. Posisi tarian ada yang menghadap kepada tamu saja, dan ada pula yang dua arah. Tari Gelombong mempunyai beberapa istilah seperti:

  • Bagalombang (menarikan galombang),
  • galombang duo baleh (Tari yang dilakukan 12 orang),
  • galombang manyongsong (satu arah menghadap tamu),
  • dan galombang balawanan (posisi hadap dua arah, dari pihak tuan rumah dan dari pihak tetamu).

Tarian diawali dari aktivitas silat yang terbentuk dari variasi gerakan silat yang membentuk wujud gelombang laut. Lalu dengan memanfaatkan ritme musik, ruang, dan tenaga, maka terbentuklah pergerakan tari gelombang yang baik. Keindahannya akan sempurna jika semua penari bergerak secara bersamaan berdiri tinggi kemudian merendah, bergerak maju dan mundur dengan perlahan, seperti gelombang air laut.

5. Tari Indang Badindin / Minangkabau

Tarian Indang Badindin atau disebut Indang Minangkabau dipercaya sudah ada sejak abad ke 14 pada jaman penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Gerakan para penari dengan membungkukkan badan sambil berlutut bersamaan menjadi ciri khas tari Indang. Tari Indang Badindin dilakukan sebagai penghormatan kepada Allah dan terkenal di daerah Padang Pariama. Tarian tradisional ini menggunakan rebana sebagai alat musik pengiringnya.

Tari Indang umumnya dimainkan oleh 14 orang, 13 penari dan 1 orang sebagai tukang dzikir. Tujuh penari diantaranya adalah laki-laki, yang kemudian disebut sebagai ‘anak indang‘. Anak indang akan dibimbing oleh guru yang disebut tukang dzikir sebelumnya. Tari Indang berdurasi cukup pendek yaitu sekitar 30 menit.

6. Tari Kain Paisia Selatan / Selendang Minang

Nama tari Kain Paisia Selatan berasal dari nama lokasi tari tersebut yaitu di Salido Ketek, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebenarnya asal usul asli dari tari ini adalah dari daerah Darek, namun lebih populer di pesisir selatan. Tari ini dapat dilakukan oleh dua orang, yaitu penari dan pemusik. Tarian tradisional sumatera barat ini diiringi oleh musik gendang. Alat yang digunakan adalah kain khusus yang berbentuk seperti selendang. Penari menggunakan kain tersebut dan memainkannya selama menari.

7. Tari  Kiek Gadih Minang

Merupakan kreasi dari tarian tradisional sumatera barat yang mengangkat unsur-unsur gerakan tarian tradisi Minang lainnya. Tarian yang dilakukan kelompok ini menceritakan akan kesibukkan gadis-gadis Minang pada waktu pagi hari ketika bersiap-siap melakukan aktifitas dan menuju masjid.

8. Tari Lilin

Tari lilin merupakan sebuah tarian dimana penari membawa lilin lalu menari dengan iringan musik yang diberikan oleh pemusik. Tarian ini sangat identik dengan cerita rakyat Minang yang menjadi asal usul dari tari lilin. Ceritanya mengisahkan seorang gadis yang mengalami permasalahan ketik ditinggal oleh kekasihnya, ia kehilangan cincin tunangannya. Gadis tersebut menggunakan lilin yang ditempatkan pada piring untuk mencari cincin tersebut. Gerakannya yang gemulai dan indah ketika mencari cincin menjadi sumber asal-usul tari lilin.

Gerakan 

Gerakan tari lilin sangat bervariasi dan dapat disesuaikan dengan irama musik. Bagian terpenting adalah untuk menjaga lilin tidak jatuh dan tetap menyala. Berikut beberapa gerakannya:

  • Gerakan Tari lilin mencakup berbagai gerakan yaitu:
  • Gerakan tangan memutarkan lilin diatas kepala
  • Bernari berputar dan membentuk lingkaran
  • Berlutut dan membungkukan badan serta memutarkan lilin diatas kepala
  • Mengadah seperti berdoa dan seperti memberikan lilin

Ajang Internasional 

Tari lilin menjadi tarian yang dilakukan oleh mahasiswa Australia loh! Mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari University of Technology Australia, Queensland menarikan tari lilin di Universitas Surabaya beberapa bulan lalu. Mereka hanya berlatih selama 2 jam dan dapat melakukan dengan baik menurut pelatih di Universitas Surabaya.

9. Tari Paten

Tarian yang dilakukan masyarakat Minang untuk menyambut panen padi. Gerakan-gerakan dalam tarian ini adalah gerakan yang dilakukan para petani ketka mereka mencangkul, membajak dan memanen padi mereka.

Artikel terkait:

10. Tari Pasambahan Minang

Tarian tradisional ini dilakukan khusus sebagai suatu acara penyambutan kepada tamu yang penting yang berasal dari jauh. Contoh situasi lainnya dimana tari dilakukan adalah ketika pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita. Keunikan dari tarian tradisional pasambahan adalah alat yang digunakan dalam tariannya. Alat beranama Carano adalah alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk menyerepuai sebuah mangkuk. Carano akan menampung berbagai macam sesajian. Contohnya adalah sirih, rokok, dan barang lainnya yang akan diberikan kepada tamu, yaitu pengantin pria dan keluarganya.

Tarian tradisional pasambahan tidak hanya dilakukan untuk menyambut tamu, tapi juga ditampilkan pada ajang seperti petas seni.

11. Tari Payung

Tarian tradisional dari Sumatera Barat yang dilakukan sebagai ungkapan kasih sayang kepada seorang kekasih. Payung dalam tari payung menjad lambang perlindungan terhadap kekasihnya. Tari payung sering dilakukan secara berpasang-pasangan karena unsurnya yang romantis. Alat lain selain payung adalah selendang yang dapat dipakai wanita, sedangkan payung dipakai pria. Tari payung pada umumnya dibawakan dengan musik dinamis untuk memeriahkan acara seperti pesta, pameran, dan lain sebagainya.

Tari payung mempunyai pola irama 1-2-3-4. Pola tersebut dijadikan dasar dari gerakan tarian. Gerakan tari payung pada umumnya terbagi atas 4 tahap:

  • Gerakan 1
  1. Tangan kanan memegang payung dan tangan kiri di pinggang,
  2. payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil,
  3. payung diayun ke kanan pada hitungan genap,
  4. kaki melangkah maju hitungan 1 sampai 4,
  5. kaki melangkah mundur hitungan 5 sampai 8.
  • Gerakan 2
  1. Tangan kiri memegang payung dan tangan kanan di pinggang
  2. Payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil
  3. Payung diayun ke kanan pada hitungan genap
  4. Kaki melangkah maju melingkar hitungan 1 sampai 4
  • Gerakan 3
  1. Payung diletakan di samping
  2. Tangan diayun kebawah pada hitungan ganjil
  3. Tangan diayun kesamping pada hitungan genap
  4. Kaki melangkah maju melingkar hitungan 1 sampai 4
  • Gerakan 4
  1. Tangan kanan memegang payung dan tangan kiri di pinggang,
  2. Payung diayun ke kiri pada hitungan ganjil,
  3. Payung diayun ke kanan pada hitungan genap,
  4. Kaki melangkah maju keluar pentas hitungan 1 sampai 4.

Tari payung yang dilakukan oleh dua orang sering disebut dengan tari payung duo minang.

12. Tari Piring

Tarian yang paling sering dijumpai di pentas bertaraf nasional dan internasional ini berasal dari budaya Minangkabau. Eksis dari sekitar 800 tahun yang lalu, tari ini terus berkembang hingga sekarang. Tari Piring pada awalnya dilakukan dengan tujuan sebagai ungkapan rasa syukur rakyat kepada dewa-dewa dengan hidangan berupa makanan lezat yang diberikan oleh gadis-gadis cantik. Setelah berkembangnya jaman, Tari Piring lebih sering digunakan untuk sebagai sambutan kepada petinggi atau pejabat dan acara pelaminan.

Tahap pelaksanaan tari piring 

  1. Melakukan persiapan – Piring yang digunakan harus dalam keadaan baik, tidak boleh ada yang retak atau sumbing sama sekali. Jumlah piring juga diatur sesuai dengan jumlah penari. Penari menggunakan dua cincin khusus yang dikarungkan di jari tangan kanan dan kiri.
  2. Memulai tarian – Diawali dengan musik yaitu rebana dan gong, penari akan membungkuk sebanyak tiga kali pada pengantin sebagai tanda hormat.
  3. Menari – Penari meraih piring dan menyusunnya diatas tangan masing-masing lalu memijak piring yang telah disusun pada persiapan awal dan menuju kepada pengantin. Setelah selesai mengahampiri pengantin, Penari mundur dengan memijak piring yang sebelumnya. Sambil berjalan, penari tidak boleh membelakangi pengantin. Penari juga mengetukan cincin yang sudah dipasang sebelumnya ke bagian bawah piring sambil mengaunkan piring. Sesekali tangan penari membuat putaran dari atas ke bawah dan sebaliknya untuk memperlihatkan ilusi piring seolah-olah berputar diatas kepala.
  4. Bagian Akhir – Penari menutup sajiannya dengan melakukan hormat penutup sekali lagi kepada pengantin. Langkah selanjutnya adalah dengan memberikan salam kepada tangan sebelah kanan pengantin, lalu tangan sebelah kiri, dan kedua tangan berhadapan.

Ajang Internasional 

Tari piring sering dilakukan di negara tetangga Indonesia, seperti contohnya Malaysia. Sebagai contoh lainnya, tarian tersebut juga dijadikan ditampilkan perwakilan Indonesia dalam Kompetisi tari Costa Brava Folk Dance Competition di Spanyol.

13. Tari Piring Kubu Durian Padang

Tari piring kubu durian padang mempunyai sedikit perbedaan dengan tari piring pada umumnya. Tari piring kubu durian padang berasal dari padang, Sumatera Barat. Tarian ini diiringi oleh alat musik khas yaitu Talempong, sebuah alat musik mirip gong. Perbedaan Talempong dan Gong adalah ukurannya yang kecil dan diletakan diatas wadahnya.

14. Tari Rancak Minangkabau

Tari ini terkenal akan keindahan dan ketegasan dalam gerakannya. Pada umumnya tari rancak dilakukan oleh perempuan Minang menggunakan pakain berwarna cerah. Tujuan tari rancak adalah untuk menunjukkan selain dirinya yang tegas, bahwa dirinya juga anggun. Gerakan tari rancak akan menimbulkan bunyi yang membuat suasana menjadi rancak, yang berarti bagus / elok.

Tari rancak berasal dari dua macam tarian yaitu tarian rancak kudo dari pesisir selatan dan rancak kudo ciptaan Gusmati Sud. Perbedaannya adalah Gusmati Sud menciptakan beberapa filosofi untuk tariannya:

  1. Tagak-tagak berarti berdiri tegak, memberi arti untuk merenungkan setiap tindakan sebelum dilakukan
  2. Ukua Jo Jangko berarti untuk mengukur segala sesuatunya
  3. Pandang Kutiko berarti mempunyai sudut pandang yang bijak dan tidak langsung menyimpulkan
  4. Garak Garik berarti sadar penuh dan waspada akan setiap tindakan yang dilakukan
  5. Raso Pareso berarti menyatukan pikiran dan hati nurani

15. Tari Rancak Di Nan Jombang

Tarian tradisional Sumatera Barat ini merupakan jenis tari rancak lainnya. Nan Jombang merupakan bahasa Minang yang berarti Gagah.

Artikel terkait:

16. Tari Randai

Menurut Yoyok RM dan Siswandi, Randai mempunyai beberapa asal usul. Ada yang berpendapat bahwa Randai berasal dari bahasa Arab rayan-li-da’i (berasal dari kata da’i), sebutan untuk pendakwah tarikat Na’sabandiyah. Pendapat lain adalah Randai berasal dari kata handai yang berarti keakraban, keintiman, dan keramahan dalam bahasa Minangkabau.

Randai merupakan hasil perpaduan Kaba dan Silek yang dipersatukan dengan gerakan dan syair gurindam yang indah. Kaba dan Silek merupakan bahasa Minangkabau. Kaba berarti kabar atau berita yang disampaikan oleh para pengelana, kaba dapat mencakup berita mengenai ilmu, moral, dan agama. Silek berhubungan erat dengan keahlian seseorang dalam silat dan bela diri.

Karim Halim, penulis literatur, mengutarakan bahwa Randai lebih diutamakan untuk pesan moral daripada hiburan. Menurut penelitiannya, dokumentasi Randai ditemukan pertama kali pada tahun 1930an. Karim Halim menuliskan di artikelnya “Sandiwara Randai (Randai Theatre)” bahwa Randai dilakukan secara langsung di pedesaan dimana suasana sangat tenang dan diiringi musik seperti keroncong.

Gerakan 

Gerakan dalam tari randai adalah gerakan menari secara melingkar dan melakukan silat secara serempak dengan irama musik. Durasi penampilan randai cukup lama, satu penampilan cerita dalam Randai bisa memakan waktu 1 jam hingga 5 jam atau lebih, tergantung dari isi cerita dan penyampaiannya. Durasi panjang tersebut mengakibatkan butuhnya sosok pemimpin dalam Randai yaitu tukang goreh. Ia bertugas untuk mengeluarkan teriakan khas contohnya “hep tah ti hai” untuk menentukan tempo gerakan Randai. Jumlah tukang goreh bisa lebih dari satu, tujuannya untuk berjaga-jaga jika tukang goreh mengalami hal yang tidak diinginkan.

Ajang Internasional 

Berdasarkan pengamatan Barker dan Trussler, penampilan Randai tidak hanya terkenal di dalam negara Indonesia, tetapi juga internasional. Indija Noesbar Mahjoeddin, seorang Australia yang mempunyai darah keturunan Minang, menaruh minatnya pada Randai. Menggabungkannya dengan ilmu seni tari kontemporer dan desain pencahayaan, Indija membuat grup bernama “MusiK KabaU”. Karya Indija yang terkenal diantara lain adalah The Horned Matriarch: The Story of Reno Nilam (1998) dan The Butterfly Seer (2000).

Randai juga tampil dalam ajang internasional sampai sekarang, contoh terdekatnya yaitu pada ajang Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2016. Tari Randai dibawakan oleh grup penari profesional  Nan Jombang Dance Company yang berasal dari Sumatera Barat. Pertunjukan yang mereka lakukan menggabungkan tari Randai dengan gerakan silat lainnya.

17. Tari Sabalah Sumatera Barat

Tari Sabalah merupakan tarian tradisional Sumatera Barat menggambarkan kehidupan dan martabat perempuan di Minang Sumatera Barat. Selain itu tari sabalah juga sebagai rasa syukur ketika hujan turun membasahi semua ladang sebagai berkah untuk manusia. Sabalah berarti sebelah, karena hanya menggunakan piring di sebelah tangan saja. Gerakan tari sabalah dinamis dan lincah dan dilakukan oleh wanita yang anggun dan gagah.

18. Tari Sinar Riau

Tari Sinar Riau adalah tarian tradisional Sumatera Barat. Cipt. Ajis St. Sati. Tari sinar riau tidak menggunakan alat khusus untuk tariannya, selain pakaian adat. Gerakan umumnya gemulai dan diiringi dengan musik yang dinamis.

19. Tari Tempurung

Tari Tempurung adalah tarian yang menggunakan tempurung sebagai properti tariannya. Tarian tradisional Sumatera Barat ini diperkenalkan oleh Ali Muhammad sekitar tahun 1952. Popularitas tari tempurung berkembang sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk tahun 1970 hingga 1980. Perkembangan tersebut menurun pada tahun 1990 sampai sekarang, masyarakat di Kanagarian Batu Manjulur tidak lagi menarikan tarian tersebut.

Tari tempurung pada umumnya ditujukan sebagai hiburan dan media komunikasi bagi masyarakat Batu Manjulur. Tari Tempurung menggunakan busana khas Minangkabau berwarna hitam. Kurang minatnya generasi muda untuk mempelajari tari tradisional membuat Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian Batu Manjulur.

20. Tari Tudung Saji Minangkabau

Tarian tradisional Sumatera Barat ini menggunakan tudung saji sebagai alat utama dalam tariannya. Musik pengiringnya adalah musik melayu yang khas. Tari tudung saji minangkabau pernah masuk ke ajang internasional yaitu Pasar Malam Asia Eindhoven pada 6 Juli 2008.