Seni Rupa Terapan : Pengertian – Contoh – Sejarah dan Jenisnya

Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni. Seni merupakan buah pikir dan rasa dari manusia. Seni sudah muncul sejak zaman prasejarah meskipun bentuknya tidak semodern sekarang. Seni rupa sudah muncul dari zaman pra sejarah dengan bentuk lukisan di dinding-dinding gua dan alat-alat yang dipakai oleh manusia pra sejarah untuk bertahan hidup. Mengapa alat-alat itu juga merupakan seni rupa? Kini kita mencoba untuk menelaah arti dari seni rupa itu sendiri.

Apa itu seni rupa ?

Seni rupa adalah seni yang diwujudkan dalam bentuk rupa. Dalam hal ini bentuknya bisa tiga dimensi atau yang sifatnya memiliki panjang, lebar, dan tinggi, dan juga dua dimensi seperti lukisan dan gambar sebagai contoh dari seni rupa dua dimensi atau biasa disebut dwi matra. Sementara yang tiga dimensi salah satu contohnya adalah kerajinan patung, keramik, dan benda-benda lain yang wujudnya memiliki volume, maka ia disebut sebagai seni rupa tri matra atau tiga dimensi. Selanjutnya, seni rupa dibagi lagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaannya.

  • Seni rupa murni. Seni rupa murni atau yang biasa disebut sei murni atau fine art adalah salah satu bentuk seni rupa yang tujuan pembentukannya semata-mata untuk dinikmati keindahannya. Pada saat pembuatannya, sang seniman tidak membuat karya seninya untuk hal lain selain untuk dinikmati keindahannya dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Seni rupa murni ini bisa kita jumpai pada lukisan-lukisan yang dibuat oleh banyak seniman. Selain lukisan, juga benda seni lain yang memang hanya bisa dinikmati dan tidak memiliki kegunaan praktis.
  • Seni rupa terapan. Bentuk kedua dari seni rupa berdasarkan kegunaannya adalah seni rupa terapan. Seni rupa terapan atau dalam bahasa Inggris disebut applied art ini, secara sederhana adalah seni rupa yang memiliki kegunaan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari manusia. Seni rupa terapan bukan berarti hanya memiliki kegunaan praktis saja tapi tidak memiliki keindahan, justru dalam seni rupa terapan, unsur seni yang menurut beberapa orang memiliki unsur keindahan, tetap ada. Maka seni rupa terapan adalah seni rupa yang memiliki kegunaan praktis dan juga memiliki keindahan yang dapat dinikmati oleh manusia. Seni rupa terapan memilki beberapa bentuk, secara terperinci.

Sejarah seni rupa terapan

Sebenarnya, seni rupa terapan tidak memiliki pembagian sejarah yang rinci, akan tetapi, secara garis besar, seni rupa terapan memiliki tiga era yakni;

  • Seni rupa terapan zaman pra sejarah.

Seperti layaknya kemunculan kesenian dan seni rupa, seni rupa terapan juga muncul semenjak zaman pra sejarah. Dahulu kala, seni rupa terapan memiliki bentuk yang sederhana dan tidak sekompleks sekarang. Ketika zaman pra sejarah, beberapa benda yang termasuk dalam seni rupa terapan yang ditemukan adalah senjata untuk berburu, baju untuk melindungi tubuh manusia pada zaman itu, beberapa perhiasan yang digunakan untuk memperindah tubuh manusianya, beberapa gerabah untuk mendukung kehidupan manusianya, dan juga beberapa benda yang lainnya. Sejatinya, semua benda yang merupakan hasil dari buah pikir dan rasa manusia bisa digolonngkan dalam seni, hanya pengertian lebih lanjutnya yang membuatnya memiliki cakupan yang lebih sempit. Pada perkembangannya, seni rupa terapan yang pada zaman pra sejarah hanya memiliki fungsi praktis saja, mulai menemui bentuk yang memiliki unsur keindahan. Semakin maju perkembangan sebuah era, maka kesenian itu juga semakin memiliki bentuk yang beragam, termasuk pada seni terapannya.

  • Seni rupa terapan masa peradaban kuno.

Pada masa peradaban kuno, berbeda dengan masa pra sejarah. Seperti yang diketahui masa pra sejarah memiliki pengertian yakni masa dimana manusianya belum menemukan budaya tulis menulis, sementara pada peradaban kuno, bisa dibilang sudah mulai masuk masa sejarah. Perkembangan seni rupa terapan pada masa peradaban kuno ini mengalami bentuk yang lebih modern dari pada masa pra sejarah. Seperti dalam peradaban Mesir dan peradaban yang memiliki kebudayaan yang tinggi.

Hasil karya seni rupa terapan mereka memiliki bentuk yang lebih indah dari pada seni rupa terapan pada masa pra sejarah. Disana mulai mempertimbangkan bentuk dan keindahan. Tidak hanya pada kegunaannya saja tapi juga pada pantas atau tidaknya manusia memakai benda tersebut sebagai alat bantu sehari-hari mereka. Dalam masa itu juga sudah mulai ditemukan warna yang lebih kompleks dari masa pra sejarah. Pada masa pra sejarah, warna memang sudah ditemukan, tapi tidak menjadi salah satu bagian dari pertimbangan ketika mencipta sebuah karya seni terapan.

Pada masa ini juga, penciptaan seni rupa terapan mulai menggunakan hukum-hukum geometris. Seperti pada peradaban Yunani dan juga Romawi. Pada peradaban Yunani, pertimbangan-pertimbangan geometris itu ditemukan pada gerabah dan jambangan yang dibuat pada masa itu. Sementara di peradaban Romawi, seni rupa terapan yang menggunakan unsur dan pertimbangan hukum geometris ditemukan pada bangunan-bangunan mereka.

  • Seni rupa terapan masa peradaban modern

Seni rupa pada masa modern memiliki bentuk yang lebih kaya dan pertimbangan lain yang jauh lebih kompleks dari pada masa peradaban kuno. Jelas saja, karena pada peradaban modern banyak keilmuan baru yang ditemukan. Sehingga hal itu membuat manusia memiliki banyak pertimbangan ketika mereka hendak menciptakan karya seni, terutama dalam hal ini adalah karya seni rupa terapan. Beberapa contoh seni rupa terapan pada masa ini adalah baju yang lebih memiliki banyak pertimbangan kala pembuatannya, gerabah, arsitektur yang menjadi lebih kaya dalam hal bentuk dan kegunaan, dan bahkan dalam perkembangannya, seni rupa terapan juga memiliki unsur teknologi yang semakin lama semakin canggih.

Jenis Seni rupa terapan dibagi secara fungsi.

  • Pemenuhan praktis. Dalam pembagian ini, seni rupa terapan lebih mementingkan fungsi praktisnya terlebih dahulu baru setelah itu unsur keindahannya menyusul belakangan. Meskipun unsur keindahannya juga masih menjadi pertimbangan, hanya saja tidak menjadi perhatian yang utama.
  • Pemenuhan Estetis. Sementara dalam bagian ini, fungsi dari hasil seni rupa terapan adalah semata-mata sebagai benda hias. Bukan pada kegunaan benda ini yang secara praktis membantu manusia meringankan beban mereka, akan tetapi hanya digunakan sebagai benda hias saja. Dalam bagian ini, estetika menjadi pertimbangan pertama dan mungkin satu-satunya.

Seni rupa terapan berdasarkan wujudnya

Seperti layaknya seni rupa, seni rupa terapan juga memiliki pembagian dalam wujudnya, yakni;

  • Dua dimensi (dwi matra). Seni rupa terapan yang hanya bersifat dua dimensi adalah seni rupa terapan yang hanya memiliki panjang dan lebar. Contohnya antara lain adalah baju, hasil tenunan, wayang kulit (sebagai pemenuhan estetis seni rupa terapan), dsb.
  • Tiga dimensi (dwi matra). Seni rupa terapan yang bersifat tiga dimensi lebih banyak. Dan seni rupa terapan tiga dimensi memiliki nilai praktis yang lebih besar dari pada yang dua dimensi. Meskipun tetap ada beberapa benda terapan yang juga memiliki nilai estetis saja. Contoh dari seni rupa terapan tiga dimensi antara lain; rumah adat, gerabah, keramik, alat-alat perang,alat-alat memasak, dsb.

Jenis seni rupa terapan

Seni rupa terapan memiliki beberapa jenis, antara lain;

  • Arsitektur

Arsitektur adalah salah satu contoh dari seni rupa terapan. Arsitektur secara sederhana berarti ilmu merancang bangunan. Sementara arti yang lebih luas menganggap bahwa arsitektur adalah ilmu untuk merancang bangunan, lingkungan, dan beberapa hal yang bersifat mikro yakni bangunan, perabot dan juga desain produksi, dan yang bersifat lebih besar atau makro yaitu perencanaan pembangunan kota, perancangan kota, pembangunan lanskap, dan lain sebagainya.

Dalam keilmuannya yang disebutkan dalam salah satu buku tentang arsitektur yang paling tua yang masih dijadikan referensi karya Vitruvius yang berjudul De Architectura, arsitektur mestilah memiliki tiga unsur, yakni kekuatan, keindahan, dan kegunaan. Arsitektur harus memiliki keseimbangan di ketiga unsur tersebut sehingga ia memilki sifat yang baik sebagai hasil karya arsitektur.

Arsitektur masuk dalam ranah seni rupa terapa karena, seperti apa yang dijelaskan Vitruvius, bahwa ia harus memiliki unsur utilitas atau kegunaan. Contoh karya arsitektural antara lain;

  • Candi

Di Indonesia, banyak sekali candi yang bisa ditemukan. Candi berasal dari bahasa sansekerta yang berarti sandi, atau kode. Bangunan candi di Indonesia biasanya digunakan untuk proses peribadatan, dan persembaha pada dewa. Secara arsitektur, candi memiliki keindahan bentuk yang tidak sembarangan. Sementara secara praktis, candi benar-benar berguna sebagai tempat peribadatan dan persembahan.

  • Rumah adat

Indonesia memiliki banyak suku dengan banyak rumah adat yang berbeda-beda. Setiap rumah adat memiliki bentuk masing-masing dan keindahan masing-masing. Dalam proses arsitekturnya, pembuatan rumah adat ini memiliki pertimbagan filosofis selain juga memiliki pertimbangan estetis dan juga tentunya pertimbangan praktis.

  • Gedung Pencakar Langit

Ini adalah salah satu perkembangan dari arsitektur modern. Seperti yang sudah saya bilang bahwa perkembangan teknologi juga mengikuti perkembangan seni rupa terapan dalam hal ini gedung pencakar langit. Struktur bangunan yang mereka gunakan tentunya memiliki pertimbangan teknologi yag tidak main-main.

Selain tiga di atas, ada lagi contoh yang lain yakni; jalan, taman, rumah ibadah, hotel, tata kota, bahkan sungai buatan.

Seni Rupa Terapan Dalam Bidang Arsitektur

Dalam arsitektur juga, mencakup hal lain yang masuk dalam ranah seni rupa terapan. Yaitu:

  • Dekorasi.

Dekorasi adalah bagian dari arsitektur, meskipun lebih terperinci dan lebih kecil cakupannya, dekorasi masuk dalam bagian arsitektur. Hal ini lantaran dalam setiap arsitektur, hukum-hukum dekoratif harus selalu dipertimbangkan. Terutama jika bangunan itu sudah jadi, maka dekoratif menjadi salah satu fase finishing dari arsitektur.

  • Desain grafis

Secara sederhana, desain grafis adalah seni yang mencoba berkomunikasi dalam bentuk tulisan, ruang dan gambar atau berkomunikasi secara visual. Dalam ranahnya, yang masuk dalam seni grafis adalah seni visual, topografi, tata letak dan juga desain interaksi.

Dalam seni rupa terapan ini, grafis memiliki kegunaan sebagai alat komunikasi. Sama seperti yang sudah saya utarakan di atas bahwa desain grafis ini adalah alat komunikasi secara visual. Maka dari itulah kenapa desain grafis masuk dalam bagian dari seni rupa terapan. Misal, dalam salah satu contoh desai grafis yaitu poster. Dalam setiap pembuatan poster, mestilah mementingkan unsur keindahan dan juga kegunaannya. Apakah ia bisa langsung berkomunikasi dan dimengerti oleh sang pembaca poster atau tidak. Desain grafis memiliki pertimbangan itu. Bagaimana keindahan masih bisa berguna dan mampu berkomunikasi dengan manusianya.

Seni Rupa Terapan Dalam Bidang Grafis

Dalam hal ini, grafis juga memiliki bagian lain yang masuk dalam seni rupa terapan. Yaitu:

1. Ilustrasi

Seni ilustrasi kurang lebih memiliki sifat yang sama seperti grafis. Ia berguna untuk menjelaskan suatu naskah atau kata-kata dengan gambar. Merupakan bagian dari komunikasi visual.

2. Seni kriya

Secara sederhana, seni rupa terapan yang paling gampang dicari dan dilihat wujudnya ada pada seni kriya. Seni kriya adalah seni rupa terapan yang menggunakan ketrampilan tangan dan membuat sebuah benda tidak hanya berdasarkan keindahannya saja, tapi juga berdasarkan kegunaannya. Seni Kriya dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan bahannya, yakni;

  • Kriya Kayu. Kriya kayu adalah seni kriya yang bahannya dari kayu. Biasanya hasil dari kriya ini adalah wayang golek, ukiran-ukiran, perabot rumah tangga seperti pintu, jendela, dan benda lain yang terbuat dari kayu.
  • Kriya Tekstil. Kriya tekstil adalah seni kriya yang bahan pembuatannya adalah kain. Hasil dari kriya tekstil antara lain baju, kain tenun, batik, sarung, dan lain sebagainya.
  • Kriya Keramik. Kriya keramik adalah seni kriya yang hasil pembuatannya adalah keramik. Biasanya bahan yang digunakan adalah tanah liat yang dalam proses pembuatannya dibakar. Salah satu contohnya adalah gerabah, guci, dan lain sebagainya.
  • Kriya Logam. Kriya logam adalah seni kriya yang bahan dasarnya dar logam yang dilelehkan kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetis dan juga nilai praktis yang tepat. Contoh kriya logam antara lain; pedang, keris, sendok, panci, dan lain sebagainya.
  • Kriya kulit. Kriya kulit adalah seni kriya yang bahan dasarnya dari kulit. Biasanya hasilnya adalah tas kulit, baju, dan lain sebagainya.
  • Kriya batu Kriya batu bahan dasarnya dari batu. Beberapa contohnya antara lain, patung, cobek, batu akik, dan lain sebagainya.

Sementara itu, seni kriya juga dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan cara pembuatannya, yakni;

  • Pahat atau Ukir. Cara pembuatan ini bisa diaplikasikan di beberapa bahan, seperti kayu dan batu.
  • Batik. Biasanya proses ini masuk dalam ranah kriya tekstil.
  • Tenun. Ini juga merupakan salah satu bagian dari kriya tekstil. Tenun adalah proses dari benang menjadi selembar kain.
  • Anyam. Cara pembuatan anyam ini biasanya digunakan pada baha-bahan dua dimensi seperti kain, daun, kulit, dan sebagainya yang dua dimensi.
  • Bordir. Teknik ini biasa digunakan pada kriya tekstil. Bordir seperti layaknya “melukis” dengan menggunakan benang di atas selembar kain yang lain.

Seni rupa terapan selalu berkembang. Berdasarkan perjalanan waktu dan perkembangan peradaban manusia, fungsi praktis terus mengalami tuntutan yang lebih dari manusianya. Maka dari itu, seni rupa terapan akan terus berkembang dan menemui bentuk dan sebutan baru.