Adat Istiadat Jawa Timur Upacara Babaran dan Penjelasannya

Jawa timur yang beribukota di Surabaya ini punya banyak sekali adat istidat yang masih sering mereka pertahankan dan masih dilaksanakan sampai dengan sekarang.

Adat istiadat yang ada di Jawa Timur salah satunya ialah upacara Babaran. Apakah anda tahu apa itu upacara Babaran? jika anda belum tahu, mari simak penjelasan di bawah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan anda.

Upacara Babaran merupakan sebuah upacara adat yang ditujukan kepada Tuhan sebagai tanda syukur kepada Sang Pencipta bahwa ibu dan anak yang diberikan keselamatan selama dalam proses melahirkan sang buah hati. Babaran sendiri memang merupakan kata dalam Bahasa Jawa yang berarti melahirkan. adat istiadat jawa timur upacara tingkepan bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Ubarampe yang dibutuhkan untuk selamatan kelahiran yaitu Brokohan. Ada macam macam ubarampe Brokohan. Pada jaman sekarang ini Brokohan biasanya terdiri dari beras, telur, mie instan kering, gula, teh dan sebagainya.

Namun jika dikembalikan kepada makna yang terkandung dalam selamatan bayi lahir, Brokohan cukup dengan empat macam ubarampe saja yaitu:

  • Kelapa, dapat utuh atau cuwilan
  • Gula merah atau gula Jawa
  • Dawet
  • Telor bebek

Makna dari keempat macam ubarampe tersebut adalah:

  • Kelapa : daging kelapa yang berwarna putih adalah manifestasi dari sukra (bahasa Jawa kuna) yaitu sperma, benihnya laki-laki, bapak.
  • Gula Jawa : berwarna merah adalah manifestasi dari swanita (bahasa Jawa kuna) yaitu sel telur, benihnya wanita, ibu.
  • Dawet : dawet terdiri dari tiga bahan yaitu:
  • Santan kelapa, berwarna putih wujud dari sperma, benihnya Bapak.
  • Juruh dari gula Jawa yang berwarna merah wujud dari sel telur, benihnya Ibu
  • Cendol dari tepung beras manifestasi dari jentik-jentik kehidupan.
  • Telor bebek : Ada dua alasan mengapa memakai telor bebek, tidak memakai telor ayam.
  • Alasan yang pertama : telor bebek kulitnya berwarna biru, untuk menggambarkan langit biru, alam awang-uwung, kuasa dari atas.
  • Alasan kedua : biasanya telur bebek dihasilkan dari pembuahan bebek jantan tidak dari endog lemu atau bertelur karena faktor makanan. Dengan demikian telor bebek kalau diengrami dapat menetas, artinya bahwa ada roh kehidupan di dalam telor bebek.

Melalui keempat macam ubarampe untuk selamatan bayi lahir tersebut, para leluhur dahulu ingin menyatakan perasaannya yang dipenuhi rasa sukur karena telah mbabar seorang bayi dalam proses babaran.

Keempat ubarampe yang dikemas dalam selamatan Brokohan tersebut mampu menjelaskan bahwa Tuhan telah berkenan mengajak kerjasama kepada Bapak dan Ibu untuk melahirkan ciptaan baru, mbabar putra. adat istiadat suku jawa upacara ngapati bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Dalam budaya Jawa, kelahiran seorang anak manusia ke dunia, selain merupakan anugerah yang sangat besar, juga mempunyai makna tertentu. Oleh karena itu, pada masa mengandung bayi hingga bayi lahir, masyarakat Jawa mempunyai beberapa upacara adat untuk menyambut kelahiran bayi tersebut. Upacara-upacara tersebut antara lain adalah mitoni, upacara mendhem ari-ari, Brokohan, upacara puputan, sepasaran dan selapanan.

Selapanan dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini, hari lahir si bayi akan terulang lagi. Misalnya bayi yang lahir hari Rabu Pon (hari weton-nya), maka selapanannya akan jatuh di Hari Rabu Pon lagi.

Pada penanggalan Jawa, yang berjumlah 5 (Wage, Pahing, Pon, Kliwon, Legi) akan bertemu pada hari 35 dengan hari di penanggalan masehi yang berjumlah 7 hari.

Logikanya, hari ke 35, maka akan bertemu angka dari kelipatan 5 dan 7. Di luar logika itu, selapanan mempunyai makna yang sangat kuat bagi kehidupan si bayi.

Berulangnya hari weton bayi, pantas untuk dirayakan seperti ulang tahun. Namun selapanan utamanya dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran dan kesehatan bayi.