Alat Musik Tradisonal Sulawesi Tenggara dan Penjelasannya

Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bab selatan garis khatulistiwa di antara 02°45′ – 06°15′ Lintang Selatan dan 120°45′ – 124°30′ Bujur Timur serta memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha). Dan Sulawesi Tenggara sendiri punya banyak sekali kebudayaan.

Nah dalam artikel kali ini, yang akan kita bahas adalah tentang beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara.

1. Baasi

Baasi adalah seperangkat jenis jenis alat musik bambu (10 buah). Terbuat dari bambu dan rotan. Alat ini dimainkan untuk mengiringi lagu daerah dan nusantara pada waktu pertunjukkan. Kesepuluh buah bambu Baasi memiliki panjang yang berbeda-beda dengan setiap lubang di bagian pakalnya, sehingga ia akan menghasilkan bunyi nada yang berbeda-beda pula. Umumnya Baasi dimainkan untuk mengiringi tarian atau nyanyian lagu-lagu daerah itu.

2. Kanda Wuta / Wuta

Alat musik ini dibuat dari kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu. Kanda wuta dimainkan selama tiga malam berturut-turut. Malam pertama terbit empas bulan di langit (Melamba); malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe); malam ketiga terbit enam belas bulan di langit (Tombara Omehe). Alat musik ini untuk mengiringi khusus tarian lulo ngganda setelah panen.

3. Lado – lado

Lado – lado adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tenggara yang dimainkan dengan cara digesek. Alat musik ini terbuat dari Kayu / Bambu yang dibentuk seperti gitar, jika anda melihatnya secara langsung memang agak sulit karena bentuknya juga menyerupai gambus.

4. Dimba Nggowuna / Nggowuna (Gendang Bambu)

Dimba Nggowuna adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan rotan dan dulunya dimainkan oleh para kaum wanita disaat mereka bekerja menenun kain, tujuannya hanyalah sebagai sarana hiburan agar tidak terlalu jenuh.

Alat musik tradisional daerah Sulawesi Tenggara ini diyakini sudah ada sejak zaman Neolitikum, dengan ukurannya yang berkisar 40 – 45 cm Dimba Nggowana merupakan perwujudan dari kesenian musik leluhur kita yang dapat kita dengar dengan suara khas tiap petikannya

5. Seruling Bambu

Seperti Seruling lainnya, Seruling Bambu memiliki lubang pada bagian atasnya yang berfungsi untuk tempat keluarnya suara dan juga tempat untuk kita mengatur nada dan irama seperti apa yang ingin kita keluarkan. Seruling ini juga masih masuk kategori alat musik  tradisiounal yang dimainkan dengan cara ditiup.

Keindahan dan kelembutan alat musik tradisional ini akan semakin maksimal jikalau pemainnya mengerti dan sudah memahami cara menggunakannya. Cukup banyak jenis dari Seruling bambu yang dapat kita temui di SulTra.

Ada yang berukuran kecil hingga besar sampai menggunakan ruas bambu. Penggunaan alat musik ini bisa untuk berbagai macam, bisa untuk pengiring musik tambahan kesenian musik atau penghibur diri. Permainan Seruling juga biasanya diajarkan di sekolah dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan kesenian.

6. Ore – Ore Nggae

Ore – Ore Nggae merupakan alat musik adat Sulawesi Tenggara yang terbuat dari bambu dan rotan, jika anda perhatikan bentuknya terdapat sebuah kayu kecil diantara dawai dan badannya. Ore-Ore Nggae memiliki bentuk seperti gendang yang berukuran mini.

Untuk memainkannya anda menggunakan 2 tangan dan posisi memainkannya dengan duduk dan posisi alat musik tersebut miring. Tangan kanan digunakan untuk menepak dan memetik, sedangkan tangan kiri digunakan untuk membuka dan menutup lubang tempat suara keluar.

Penggunaan alat musik Ore-Ore Nggae di SulTra adalah untuk seorang gadis yang mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia sukai, meskipun sekarang tidak serumit itu tapi menggunakan alat musik seperti ini sudah merupakan sejarah dari alat musik tradisional Sulawesi Tenggara tersebut

7. Ore – Ore Mbondu

Ore-Ore Mbondu merupakan jenis alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yang dimainkan dengan cara ditiup yang berasal dari Sulawesi Tenggara (SulTra) yang bisa dibilang keberadaannya mungkin sulit untuk kita cari karena alat musik ini terbuat dari tulang yang telah dilubangi dan tembaga.

Alat musik tradisional Sulawesi Tenggara ini dulunya dimainkan oleh orang yang sedang bekerja di sawah (biasanya kaum pria) saat panen datang, lalu ada juga alat musik lainnya yang digunakan untuk menambah kesan kemeriahannya seperti baasi dan gendang (disebut Dimba). Sampai jumpa dan salam hangat dari penulis.