Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah selatan pulau Sumatera dengan ibukota Palembang. Seperti sebagian besar kebudayaan provinsi lain di pulau Sumatera, kebudayaan provinsi Sumatera Selatan sebagian besar terpengaruh oleh budaya Melayu. Selain itu, ada beberapa kebudayaan yang terpengaruh oleh Islam, dan ada pula yang dipengaruhi oleh kebesaran dari kerajaan Sriwijaya. Kekayaan budaya Sumatera Selatan meliputi rumah adat, pakaian adat, berbagai jenis tarian, juga makanan khas dari daerah tersebut. Kekayaan budaya Sumatera Selatan tidak hanya mahsyur di wilayah Sumatera Selatan itu sendiri.
Di seluruh penjuru Indonesia, berbagai kebudayaan Sumatera Selatan terkenal, bahkan digemari banyak orang. Sebut saja rumah Limas, rumah ini banyak diadaptasi pembuatannya oleh masyarakat di berbagai daerah karena pembuatannya yag tidak rumit. Selain itu, tenun songket juga menjadi kain khas yang digemari oleh banyak orang. Makanan khasnya, yaitu Pempek, tidak hanya menjadi makanan kegemaran orang Palembang. Masyarakat Indonesia di berbagai daerah juga sangat menyukai jenis makanan yang satu ini. Selanjutnya, berbagai kebudayaan di Sumatera Selatan tersebut akan dijelaskan lebih rinci melalui penjelasan berikut.
1. Rumah Adat – Rumah Limas
Kebudayaan suatu daerah tidak dapat dilepaskan dari rumah adat dari daerah tersebut. Setiap daerah memiliki ciri khas dalam pembangunan rumah mereka. Rumah Limas merupakan rumah adat provinsi Sumatera Selatan. Arsitektur rumah adat ini dipengaruhi oleh budaya Islam dan budaya Melayu. Meskipun rumah adat ini asli milik Sumatera Selatan, nyatanya banyak masyarakat yang mengadaptasi bentuk limas dari rumah tersebut.
Rumah adat Limas memiliki luas antara 400 sampai dengan 1000 meter persegi. Keseluruhan rumah, bertopang pada tiang-tiang kayu yang tertenam di tanah. Rumah Limas terbagi menjadi beberapa bagian yakni ruangan utama (ruang gajah), pangkeng (bilik tidur), dan pawon (dapur). Ruang utama (ruang gajah) terletak ditingkat teratas dan tepat di bawah atap limas. Di ruangan ini terdapat Amben atau ruang musyawarah. Ruangan ini merupakan pusat dari rumah Limas, baik untuk keperluan adat maupun dari dekorasinya.
Bagian Pangkeng merupakan bilik tidur. Bagian ruang ini terdapat di sisi kanan atau sisi kiri. Untuk memasuki ruang Pangkeng ini, harus dilakukan dengan melewati sebuah penutup pintu yang berbentuk kotak. Kotak tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai perkakas.
Di bagian belakang terdapap Pawon. Pawon merupakan bagian dapur dari rumah adat ini. Kata “pawon” sebenarnya tidak hanya dikenal di Sumatera Selatan. Masyarakat Jawa, selain mengadaptasi bentuk rumah Limas, juga mengenal kata “pawon” untuk menyebutkan posisi dapur di rumah mereka.
Berbagai bagian dan juga posisi yang ada dalam rumah Limas memiliki filosofi kehidupan. Rumah tersebut secara filosofi mengatur sistem keprotokolan yang rapi dan teratur. Tempat duduk para tamu untuk bersedekah di ruang Gajah juga diatur berdasarkan posisinya di masyarakat.
2. Pakaian Adat –
Seperti halnya rumah adat, pakaian adat juga merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas suatu daerah. Sumatera Selatan memiliki pakaian khas yang tersusun dari bagian atas hingga bawah. Bagian kepala, mereka seringkali menggunakan mahkota sebagai penghias. Bagian tubuh, mereka menggunakan penutup tubuh yang terbuat dari kain songket. Kain songket ini menutup tubuh hingga ke bagian bawah (kaki). Seperti halnya di daerah lain, pakaian adat sering dipakai pada acara-acara yang bersifat sakral, seperti pada upacara pernikahan.
Kain songket yang dipakai pada pakaian tradisional Sumatera Selatan merupakan jenis kain yang sangat terkenal di penjuru nusantara. Popularitasnya tidak kalah jika dibandingkan dengan batik. Kain songket tidak hanya sering dibuat untuk pakaian tradisional. Banyak perancang busana yang menggunakannya untuk pembuatan pakaian modern. Selain itu, kain songket juga sering digunakan untuk pembuatan sarung.
3. Tarian Khas
Sumatera Selatan tidak hanya memiliki satu tarian daerah. Provinsi ini memiliki beberapa tarian adat yang sering dilakukan dalam upacara-upacara tertentu.
a. Tari Tanggai
Tarian ini sering dilakukan untuk menyambut tamu-tamu penting dalam acara tertentu seperti acara-acara formal atau acara pernikahan. Tarian ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian adat mereka. Selain itu, disebut tari Tanggai karena para penarinya juga memakai tanggai yang terbuat dari tembaga. Tarian ini disajikan dengan memadupadankan pakain adat dan lemah gemulainya gerakan penari. Tari Tanggai mengandung filosofi bahwa masyarakat Sumatera Selatan adalah masyarakat yang ramah, menghargai, dan juga menghormati orang lain.
b. Tari Tenun Songket
Tarian ini merupakan cerminan dari keseharian para ibu rumah tangga dan para remaja putri di Sumatera Selatan. Dalam kesehariannya, para ibu rumah tangga dan remaja putri melakukan perkerjaan berupa menenun kain songket yang merupakan kain khas daerah mereka. Selain sebagai upaya pelestarian tarian adat, tarian ini sekaligus sebagai promosi terhadap kain khas daerah mereka, yaitu kain songket.
c. Tari Putri Bekhusek
Tarian ini memperlihatkan tarian ketika putri sedang bermain. Tarian ini merupakan lambang dari kemakmuran daerah Sumatera Selatan yang kaya akan sumber daya alam.
d. Tari Menyadap Karet
Tarian ini memperlihatkan aktifitas muda-mudi masyarakat Sumatera Selatan yang sedang menyadap karet. Sambil melakukan hal tersebut, ditunjukkan bagaimana seorang perempuan bertemu laki-laki yang kemudian menuju jenjang pernikahan. Tarian ini menunjukkan keadaan suka ria. Selain tentang pertemuan laki-laki dan perempuan, tarian ini juga mengandung filosofi tentang kekayaan alam Sumatera Selatan berupa usaha penyadapan karet yang sangat tersohor.
e. Tarian Madik (Nindai)
Tarian ini memperlihatkan proses orang tua laki-laki dalam memilih calon menantu mereka. dalam proses pemilihan itu, orang tua pria datang ke tempat keluarga perempuan untuk melihat madik dan nindai si perempuan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kepribadian calon mempelai perempuan. Diharapkan, dengan memiliki kepribadian yang baik, si perempuan mampu menjaga pernikahannya yang langgeng bersama suami.
4. Makanan Khas
Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal makanan khas Sumatera Selatan. Pempek dan tekwan merupakan dua jenis makanan khas Sumatera Selatan yang begitu tersohor di berbagai daerah. Kelezatan makanan daerah Sumatera Selatan ini cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Baik Pempek dan Tekwan, keduanya juga melambangkan kekayaan alam Indonesia.
Bukan dari bentuk visual maupun rasa makanan, namun bahan baku pembuatan kedua makanan tersebut. Baik Pempek dan Tekwan, keduanya dibuat dengan bahan baku daging ikan dan sagu. Ikan merupakan salah satu kekayaan alam laut Indonesia. Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan potensi laut. Maka selayaknya pemanfaatan alam laut patut diapresiasi. Selain itu, pemanfaatan sagu sebagai bahan dasar pembuatan Pempek dan Tekwan juga menunjukkan betapa kaya hasil bumi masyarakat Indonesia.
Demikian kekayaan budaya yang dimilki oleh provinsi Sumatera Selatan. Selain menjaga kekayaan budaya tersebut, patut kiranya jika kita mengapresiasi dan juga melestarikannya. Selain itu, hendaknya kita juga mampu mengambil filosofi hidup yang bermanfaat dari berbagai jenis kebudayaan itu.