Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku Sunda dikenal berasal dari Jawa Barat, tepatnya pada Kerajaan Tarumanegara pada masa lampau. Sunda sendiri berasal dari nama ibukota Kerajaan Tarumanegara yaitu Sundapura. Budaya sunda merupakan budaya yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai orang-orang yang ramah, periang, lemah lembut, murah senyum, serta menghormati orang tua.
Etos Budaya Sunda
Etos budaya sunda atau watak budaya sunda sudah dilakukan sejak zaman Salaka Nagara. Melalui watak tersebut, masyarakat Sunda menjadi makmur dan sejahtera selama lebih dari seribu tahun. Watak budaya sunda yang dimaksud yaitu cageur(sehat), bageur (baik), bener (benar), singer(mawas diri), dan pinter (pandai/cerdas). Melalui watak tersebut masyarakat sunda terbimbing untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan watak tersebut walaupun memang tidak bisa sempurna diterapkan dalam pribadi masing-masing orang Sunda.
Etos budaya Sunda ini bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di kawasan lainnya. Menjaga kesehatan menjadi hal yang perlu dilakukan tak hanya bagi orang Sunda tapi juga masyarakat di daerah lainnya di Indonesia. Begitu juga mengamalkan hal yang baik dan benar. Sesuatu yang baik belum tentu benar, namun jika digabungkan maka bisa memilih amalan yang tepat yaitu yang mengandung unsur baik dan benar. Masyarakat Sunda juga menganut etos mawas diri dan pintar. Mawas diri diperlukan agar pribadi tiap orang Sunda dapat terjaga sehingga tidak berbuat melampaui batas. Begitu juga dengan watak pandai yang juga diperlukan dalam pribadi tiap orang Sunda. Masyarakat Sunda perlu menuntut ilmu untuk menambah kepandaian mereka. Ilmu-ilmu tersebut nantinya dapat digunakan untuk membangun masyarakat maupun untuk membangun kehidupan pribadi yang lebih baik.
Nilai Budaya Sunda
Budaya Sunda memiliki nilai-nilai tersendiri yang berbeda dari budaya daerah lainnya. Masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang lembut, relijius,d an spiritual. Mereka sesuai dengan pameo silih asih, silih asah, dan silih asuh. Artinya yaitu masyarakat Sunda saling mengasihi, saling memperbaiki diri, dan saling melindungi. Sebagian masyarakat Sunda masih mempertahankan upacara adat asli Sunda. Mereka juga senang bergotong royong sehingga terjalin kebersamaan antar warga. Nilai saling mengasihi yang ditanamkan pada masyarakat Sunda ini dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat luas. Setiap orang juga perlu saling memperbaiki diri mereka dengan pendidikan dan berbagi ilmu. Tak sampai di sana saja, tapi masyarakat Sunda juga perlu saling melindungi untuk menjaga keselamatan antara warga. Secara garis besar nilai budaya Sunda ini memperlihatkan sisi kebersamaan yang kuat karena tidak hanya untuk satu individu saja tapi untuk tujuan kebersamaan.
Seni Budaya Sunda
Masyarakat Sunda tidak hanya memiliki nilai dan watak tersendiri, kesenian mereka juga cukup terkenal di luar Jawa Barat. Beberapa kesenian tersebut antara lain:
- Wayang Golek
Wayang golek merupakan boneka kayu yang berasal dari kesenian Sunda. Wayang golek ini dimainkan oleh seorang dalang selayaknya wayang kulit. Cerita yang dimainkan biasanya berasal dari cerita rakyat, misalnya cerita penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang ataupun menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata. Dalang bercerita dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda.
- Jaipongan
Jaipongan merupakan tarian khas yang berasal dari Sunda. Ciri khas dari Jaipongan yaitu erotis, humoring, semangat, ceria, spontan, dan sederhana. Tari jaipongan sendiri dibuat oleh H. Suanda pada tahun 1976 di Karawang. Seni tari jaipongan ini terinspirasi dari berbagai seni lainnya seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, dan lain-lain. Dahulu instrumen yang dipakai cukup sederhana yaitu gendang, goong, rebab, ketuk, dan krecek. Seni tari tersebut kemudian menyebar di daerah Jawa Barat dan mendapatkan sambutan yang positif. Tari jaipongan kemudian menjadi tari tradisional dari Jawa Barat. Tarian ini sering digunakan saat ada acara-acara resmi seperti penyambutan tamu dari luar daerah atau dari luar negeri.
- Sisingaan
Sisingaan merupakan jenis seni pertunjukan khas Subang yang menggunakan tandu yang di atasnya terdapat patung atau boneka singa. Jenis kesenian ini diciptakan sekitar tahun 1975, saat itu datang kaum urban Ponorogo yang mengenalkan reog Ponorogo. Para seniman sunda kemudian membuat jenis kesenian yang berbeda dengan menunjukkan identitas khas Subang. Dalam perkembangannya, kesenian sisingaan kemudian ditiru oleh kota lainnya seperti Cirebon, Sumedang dan Garut yang berupa kesenian menggotong hewan tiruan. Pertunjukannya sendiri dimulai dengan tabuhan musik lalu diikuti oleh penari pengusung sisingaan yang melakukan beberapa gerakan tari. Pertunjukan sisingaan ini berjalan mengelilingi kampung atau jalanan kota.
Beberapa makna terkandung dalam pertunjukan Sisingaan ini
- Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik angklung terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan digoyangkan. Angklung sendiri sudah ada sejak lama dan diperkirakan telah digunakan dalam kultur Neolitikum. Selain terkenal berasal dari Jawa Barat, angklung kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak 1966, seniman angklung Udjo Ngalegena mengajarkan cara bermain angklung pada berbagai komunitas. Beliau juga yang mengembangkan teknik bermain angklung berdasar laras pelog, salendro, dan madenda. Angklung sendiri memiliki beberapa jenis yaitu angklung kanekes, angklung reyog, angklung banyuwangi, angklung bali, angklung dogdog lojor, dan lain-lain.
- Suling
Suling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional yang juga berkembang di Jawa Barat. Suling bambu masyarakat Sunda terbuat dari bambu Tamiang. Jenis bambu tersebut merupakan bambu yang tipis dengan diameter kecil sehingga cocok untuk dijadikan suling. Nada skala pada suling Sunda antara lain:
- Pelog degung
- Madenda atau sorog
- Salendro
- Mandalungan
Cara yang digunakan untuk menghasilkan nada pada suling yaitu dengan memperhatikan posisi jari dan kecepatan aliran udara yang ditiup oleh mulut. Penggunaan suling sunda sendiri biasanya untuk instrumen utama dalam kecapi suling serta menyertai instrumen dalam gamelan degung.
Pakaian Adat Sunda
Pakaian adat Sunda salah satunya adalah kebaya khas Sunda. Baju kebaya sendiri memang dipakai juga di daerah lainnya seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun tentunya ada pembeda antara kebaya sunda dengan kebaya dari daerah lain. Pakaian adat Sunda memiliki beberapa bagian, misalnya pada pakaian adat untuk laki-laki yang terdiri dari:
- Baju jas dengan kerah menutup leher
- Kain batik atau kain dodot
- Celana panjang
- Kalung
- Bendo (sejenis penutup kepala)
- Keris
- Selop untuk alas kaki
- Jam rantai sebagai penghias jas
Sedangkan untuk wanita terdiri dari:
- Baju kebaya
- Kain kebat dilepe
- Ikan pinggang atau beubur
- Selendang karembong
- Kembang goyang untuk penghias sanggul
- Kalung
- Selop untuk alas kaki
Kelebihan Budaya Sunda
Setiap kebudayaan daerah membawa ciri khas masing-masing yang membuatnya berbeda satu sama lain, begitu juga dengan budaya sunda. Kebudayaan Sunda sendiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kebudayaan Indonesia. Kesenian Sunda misalnya sering mewakilkan Indonesia di berbaga ajang dan acara internasional. Angklung sendiri sudah dikenalkan di luar negeri, salah satunya di Amerika. Melalui kesenian Sunda tersebut, budaya Indonesia menjadi lebih dikenal oleh bangsa asing.
Budaya Sunda juga tidak hanya berupa kesenian seperti tari-tarian dan alat musik, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mereka memiliki watak dan nilai budaya. Watak dan nilai budaya tersebut akan membentuk karakter masyarakat Sunda yang tersendiri. Mereka tergolong masyarakat yang membudayakan kerja sama satu sama lain. Hal tersebut sangat bagi bagi persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sampai saat ini kebudayaan Sunda terus dipelihara dan dikembangkan baik itu di Jawa Barat ataupun disebarkan ke daerah dan negara lainnya.