Ngarak posong memiliki filosopi yang bermakna, tentang proses manusia menuju jalan yang benar dan mengarah kepada peningkatan keimanan seseorang. Kesenian yang dibungkus kearifan lokal ini, dalam setiap penampilannya selalu mendapat respon positif dan juga mampu membuat penonton menari.
Asal muasal cerita tercipta kesenian “Ngarak Posong” berawal saat panen belut. Dimana, sebagian warga desa di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur mengolah belut menjadi panganan yang dapat menambah penghasilan selain bertani.
Puluhan warga tumpah ruah turun ke jalan menonton kirab kesenian “Ngarak Posong” yang diiringi tarian dan alunan alat musik kecapi, suling, gong dan juga gendang yang mampu mengajak orang yang berdiri di sepanjang jalan ikut menari. kesenian rampak bedug bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Kali ini, Ngarak Posong kembali ditampilkan pada acara “Saung Rahayat” persembahan Prasetiya Mulya Business School BSD dalam kegiatan Program Community Development yang berlangsung di alun-alun Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur pada Sabtu 27 Februari 2016 lalu.
Formasi Ngarak Posong sendiri terdiri dari lak-laki dan Perempuan. Dalam kesenian daerah ini menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar juga. Penampilan ngarak posong ini diiringi musik kesenian khas orang Sunda.
Menurut Asep salah satu pecinta Ngarak Posong dan juga sekaligus pengrajin panganan belut. Kesenian asli Cibeber ini kerap tampil di berbagai tempat dan tampil diundang secara resmi oleh beberapa kota/kabupaten untuk menghibur masyarakat. kesenian topeng betawi bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Kesenian ngarak posong belum lama ini ditampilkan pada hari ulang tahun karang taruna ke 52 tahun tingkat Kecamatan Cibeber di lapangan olahraga Cibeber, seperti apa kesenian ini. Kesenian ngarak posong dilestarikan dan dikembangkan warga kampung Balengbang Desa Sukaharja Kecamatan Cibeber kKabupaten Cianjur.
Sebelum dikembangkan kesenian ngarak posong, awalnya di kampung tersebut merupakan tempat budidaya belut. Sebagian warga sekitar bermata pencaharian dari budidaya belut.
Hasil budidaya belut tersebut diolah menjadi makanan, dari mulai belut goreng asin, manis, dan krispi belut. Dan untuk pemasarannya sudah merambah ke berbagai daerah di Jawa Barat dan Nasional.
Dan bahkan sudah mengekspor ke Singapura, selanjutnya warga yang merasakan kesejahteraan dari hasil budidaya belut tersebut, kemudian berpikir untuk melestarikan Ngarak Posong. Posong sendiri yaitu merupakan alat yang digunakan untuk menangkap belut yang bahannya terbuat dari kayu.
”Pada saat itu kami berpikir mencari penghasilan untuk keluarga dari budidaya belut, sementara belut sendiri khas orang Sunda. Oleh sebab itu, warga disini membuat kesenian Ngarak Posong”, kata penggagas sekaligus Ketua Sanggar Hibar (Hiburan Barudak), Ngarak Posong, Kmapung Balengbang Desa Sukaraharja Kecamatan Cibeber, Cianjur, E Supardi.
Formasi Ngarak Posong sendiri terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam tradisi ini menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar juga. Menurutnya, setelah selesai dideklarasikan dua tahun lalu, kemudian dirinya merekrut warga sekitar untuk dilatih menampilkan seni ngarak posong. Penampilan ngarak posong ini diirngi musik kesenian, khas Orang Sunda. Ini yang dilestarikan kami.
Menurut informasi yang telah dihimpun, ngarak posong ini juga diketahui telah menyabet sejumlah prestasi di berbagai ajang bergengsi seperti pada ajang Kemilau Nusantara beberapa waktu lalu. Mereka juga kerap kali tampil diundang secara resmi oleh beberapa Kota/Kabupaten untuk menghibur masyarakat.
Dan yang paling antusias itu saat kami tampil ke Sukabumi dan Purwakarta. Mereka ikut menari bersama iring-iringan ngarak posong. Bukan tidak mungkin, untuk kedepannya bisa semakin dikenal masyarakat se-Indonesia sampai luar negeri, imbuh Supardi.
Supardi berencana untuk membuat sebuah karya baru yang ia beri nama Siwur Gantung Milu Nimrung, berangkat dari filosofi gayung batok ala Sunda yang dikolaborasikan dengan Seeng Nyengsreng sebagai bentuk kritik sosial.
Dengan terus menggali dan mengembangkan potensi budaya yang ada di Cianjur tentu kita semua berharap agar ngarak posong ini menjadi salah satu contoh seni dan budaya khas yang patut dilestarikan, harapnya.
Rekan sejawat Supardi, Richard Subianto berharap dengan semakin dikenalnya ngarak posong oleh masyarakat luas, Cianjur dapat semakin berbangga memiliki seni, tradisi dan budaya ngarak posong yang kaya makna.