Tari Cokek dan Penjelasannya

Tarian Tradisional yang ada di Jawa dan Bali mempunyai gatra budaya dan mitologi Hindu. Contoh wayang kulit yang menceritakan kisah soal peristiwa mitologis Hindu Baratayuda dan Ramayana. Seni tari yang di dalamnya terdapat nilai-nilai islam pun banyak juga. Dan kali ini saya akan memaparkan mengenai Tari Tradisional yang berasal dari ibukota negara ini yakni Tari Cokek.

Apa itu Tari Cokek?

Tari Cokek ialah salah satu Tari Tradisional yang berasal dari budaya Betawi tempo dahulu. Musik Gambang Kromong biasanya dipakai untuk mengiringi tari pagelaran yang baru yakni Tari Sirih Kuning, Sembah Nyai dan lain-lain, Tari Cokek berfungsi disamping sebagai pendamping Tari Pergaulan. Tarian ini dimainkan oleh laki-laki dan putri yang saling berpasangan.

Tarian yang memiliki kekhasan Tangeran-Tangeranggini diwarnai kebudayaan Tiongkok. Cokek ialah penari wanita yang mengenakan kebaya. Tarian ini mirip dengan Tarian Sintren yang berasal dari Cirebon atau sejenis penari di Jawa Tengah. Tari ini selalu serupa dengan kegairahan para penarinya, dan masyarakat pun sudah mengetahui fakta tersebut.

Awal mulanya tari ini dipertunjukan oleh tiga penari wanita namun seiring perkembangan zaman tari ini biasa dipertunjukan oleh tiga sampe tujuh wanita. Permulaan tarian ini adalah wawayangan, para penari berbaris memanjang dengan melangkah maju mundur menirukan irama Gambang Kromong. Membentangkan tangannya setinggi kepala mengiringi gerakan kaki. Selepas itu para penari mengajak para tamu untuk ikut menari bersama dengan melingkarkan selendang atau ngibing, tamu terhormat yang didahulukan.

Apabila yang dilingkarkan selendang itu bersedia ikut menari, lalu mereka memulai berjoget dan menari secara berpasang-pasangan. Para pasangan berdekatan dengan jarak yang dekat namun tidak sampai saling bersentuhan. Ada saatnya ketika pasangan-pasangan tersebut saling memunggungi. Apabila tempat untuk pagelaran cuku luas biasanya ada pula gerakan memutar dalam lingkaran yang cukup besar.

Busana Penari

Para penari pada saat pagelaran meggunakan busana yang biasanya terdiri dari baju kurung dan celana panjang yang terbuat dari bahan sutra berwarna. Warnanya yang biasanya dipakai pun ialah biru, hijau, kuning, merah, pink, ungu dan lain-lain. Ada yang mencolok dan juga polos.

Di bagian ujung bawah celana panjang biasanya dipakaikan hiasan yang warnanya senada dengan celana. Sebuah selendang panjang dipakaikan di pinggang dan membiarkan kedua bagian ujungnya terurai ke bawah rambutnya yang tersisir rapi licing ke belakang, ada juga penari yang rambutnya dikepang lalu disanggulkan yang bentuknya begitu besar dengan dihias dengan tusuk konde yang bergoyang-goyang.

Pengiring Tari

Musik yang digunakan untuk mengiring tarian ini ialah gambang kromong yang merupakan alat musik tradisional Betawi. Seperangkat alat musik yang ada di Gambang Kromong diantaranya gambang, gendang, gong, kecrek, kromong, sukong, suling, tehyan atau konghyan.

Pengaturan Panggung

Dalam pergelaran tari ini, panggung diatur sedemikian rupa agar terlihat lebih luas. Hal ini disebabkan pada saat menari nanti bukan hanya sang penari yang ada di panggung namun juga bisa diisi oleh para tamu yang dijak menari (ngibing).

Para pemain Gambang Kromong terdiri dari tujuh orang , mereka biasanya ada di bagian samping atau bagian belakang panggung secara berkelompok.  Sejumlah para penari biasanya terdiri dari lima sampai dengan sepuluh wanita yang berjejer memanjang diatas panggung mengikuti setiap irama dan ritme musik yang dibawakan.

Sekian pemaparan saya mengenai Tari Tradisional yang berasal dari Betawi yakni Tari Cokek, semoga apa yang saya paparkan kali ini bisa menambahkan pengetahuan para readers semua. Salam hangat dan sampai jumpa untuk readers semua.