Tari Wayang Gong dan Penjelasannya

Histori

Wayang gong merupakan cabang kesenian dari sejarah wayang kulit yang tidak lepas dari induknya. Menurut G.A.J. Hazeu dan J.L.A. Brandes yang meniliti kesenian wayang, di peroleh satu kesimpulan bahwa kesenian wayang di Indonesia berinduk kepada kebudayaan asli jawa, meskipun cerita yang di sadur dari pengaruh kebudayaan Hindu.

Bentuk kesenian wayang yang tertua adalah wayang purwa, dari sini kemudian dikembangkan menjadi jenis jenis wayang yang beragam. Di Kalimantan selatan seni wayang jelas menunjukan pengaruh dari kebudayaan suku Jawa. Dengan membandingkan jenis wayang kulit banjar dengan wayang kulit jawa bahkan dapat diketahui bahwa bentuk wayang,

lakon dan kelengkapannya menunjukan bahwa ada kemiripan dengan kesenian wayang dari daerah jawa, di segi lain ukuran wayang, bahasa yang digunakan serta tata cara untuk melakukan pementasan sudah menunjukan adanya perkembangan yang khas sebagai “wayang banjar”.

Perkembangan

Sejarah wayang di Kalimantan selatan secara kronologis belum diketahui detailnya. Dalam “hikayat banjar” disebutkan bahwa seni wayang sudah tumbuh di Kalimantan selatan sejak hampir 6 abad silam. Dari kutipan tersebut diketahui bahwa wayang gong belum disebut sebut.

Maka semakin jelas bahwa wayang gong bukan pengaruh langsung dari jawa, melainkan perkembangan khas dari daerah kalimantan selatan. Menurut penuturan dari para seniman wayang gong, jenis wayang tersebut muncul setelah wayang banjar telah terlalu jauh berkembang baik ceritera maupun pementasannya.

Kreasi yang Ditampilkan

Wayang orang banyak melakonkan kisah kisah syair di luar pakam. Seni pentasnya juga cenderung surut. Maka wayang gong merupakan kreasi yang ingin mengangkat kembali kesenian ditengah masyarakat banjar. Kisah syair yang sering ditampilkan dalam kesenian wayang orang adalah “syair abdul muluk” dari melayu, selain itu kisah saduran “damarwulan”.

Maka kemudian sangat dikenal dengan adanya seni abdul muluk atau “mada muluk” dan juga “badamarwulan”. Perkembangan selanjutnya, abdul muluk berkembang menjadi dua yaitu abdul muluk cabang adalah abdul muluk yang menggunakan “cabang” (kuluk atau ketopang) yang kemudian lebih dikenal sebagai “wayang gong”.

Sedangkan yang lainnya adalah abdul muluk ceritera, yang kemudian dikenal sebagai “mamanda”. Wayang gong sendiri kemudian menurunkan kesenian “kuda gepang cerita” dan tarian kuda gepang. Sampai saat ini masih bisa disaksikan antara kesenian kesenian tersebut memiliki unsur pementasan (dalam hal kostum, baju tata rias dan gamelan) yang sama.

Ciri dan Perkembangan

Hal ini menunjukan perkembangan antara yang satu dengan yang lain sangat erat, bahkan mempunyai akar yang sama. Adapun antara “wayang orang” dengan “wayang gong” dibedakan berdasarkan beberapa ciri antara lain : Wayang orang mengambil kisah dari pakem mahabarata, sedangkan wayng gong selalu dari pakem ramayana.

Watang orang tidak membedakan secara nyata tokoh peannya berdasarkan kostum yang dikenakan (meskipun terdapat penekanan tertentu untuk mendukung karakter), sedangkan wayang gong membedakan tokohnya dengan kostum penutup kepala yang disebut dengan katopan atau cabang, atau  kuluk yang masing masing menggambarkan tokoh wayang orang lebih bebas sehingga lebih dapat melakonkan kisah kisah yang diadur dari kitab kitab syair melayu banjar,

sedangkan wayang gong berdasarkan katopong yang dikenakan, lebih terikat kepada pakem ramayana. Wayang gong pada kurung waktu tertentu mempunyai peranan penting dalam sejarah seni pertunjukan di kalimantan selatan. Tidak seperti kesenian wayan pada seni wayang orang,

wayang gong lebih luas perkembangannya di kalimantan selatan. Hampir pada setiap daerah yang berkembang wayang kulitnya, tumbuh, dan berkembang pula kesenian wayang gong-nya. Akan tetapi perkembanagn terakhir wayang gong dinilai kurang menggembirakan.

Hal ini berkaitan arus perubahan yang terjadi sangat kuat menerpa tatanan kehidupan tradisional. Maka saat ini, kesenian wayang gong mulai jarang dipentaskan. Kelompok kelompok ksenian tersebut jumlahnya juga semakin surut. Sehingga tidak mengherankan saat ini tidak ada lagi kelompok kesenian besar, yang dipentaskan semalam suntuk.

Demikian ulasan singkat mengenai tari wayang gong dan penjelasannya dapat menambah wawasan anda.