Adat Istiadat Suku Jawa Upacara Larung Sesaji dan Penjelasannya

Adat istiadat yang dimiliki oleh masing masing daerah yang ada di negara kita tercinta Indonesia ini bukan semata mata hanya untuk kepentingan adat atau keseharian dari pemiliki budaya itu sendiri.

Namun adat istiadat tersebut juga sering kali digunakan sebagai alat atau cara untuk menunjukkan rasa syukur kepada sang pencipta yang sudah memberikan hidup kepada seluruh penghuni dunia ini.

Sebut saja seperti masyarakat Jawa, mereka memiliki sejumlah cara untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu dari acara adat yang sering digelar sebagai ucapan rasa syukur tersebut adalah dengan cara menggelar upacara “ Larung Saji “. adat istiadat suku jawa upacara kebo keboan bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Sobat semua yang berasal dari  daerah  Jawa tentunya sudah  taka sing lagi dengan upacara yang satu ini. Namun untuk  ulasan selengkapnya, yuk sobat langsung saja kita simak ulasan berikut ini. Cekidot.

1.Mengenal Upacara Larung Saji

Adapun upacara atau ritual Larung Saji ini merupakan bentuk sedekah alam yang dilakukan sebagian perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta yakni Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rejeki terutama dalam bentuk hasil bumi yang terlah diperoleh oleh masyarakat sekitar. 

Selain itu, upacara Larung Saji ini juga bertujuan untuk memanjatkan doa sebagai bentuk permohonan petunjuk atas hidup dan keselamatan serta rejeki. adat istiadat suku jawa upacara nyewu bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Upacara Larung Saji ini sendiri banyak kita temukan di berbagai daerah di pulau Jawa terutama yang berdekatan dengan pantai, sebut saja seperti daerah Blitar, Pacitan, Banyuwangi, dan juga Madura.  

Inti dari upacara Larung Saji ini sendiri adalah untuk melarungkan atau menghanyutkan sesaji yang terbuat dari berbagai hasil bumi masyarakat sekitar. 

Pada umumnya, sesaji yang dilarungkan adalah berupa tumpeng atau atau  tumpeng berkuran besar yang mencapai tinggi 1 hingga 1.5 meter dan terbuat dari beras putih dan juga beras merah. 

Tumpeng ini kemudian dihias dan dilengkapi dengan berbagai jenis  buah dan sayuran hasil  bumi masyarakat sekitar. Sebut saja seperti pisang, pepaya, kacang panjang, ketela, dan berbagai hasil bumi yang lainnya.  

Sesaji tersebut diletakkan di atas anyaman bambu dan  akan dilarungan ke  laut. Selain sesaji dalam bentuk   makanan tersebut,  sering juga ritual  ini dilengkapi dengan kepala sapi yang mana ritual ini akan dipinpin oleh sesepuh desa.

2. Kapan Upacara Larung Saji Ini Diadakan?

Waktu pelaksanaan acara ini pada umumnya berbeda beda, tergantung dari  kepercayaan masyarakat sekitar. Sebut saja seperti daerah Banyuwangi, Jawa Timur ritual Larung Saji ini dilakukan pada hari rabu terakhir pada bulan sapar. 

Karena masyarkat mempercayai bahwa hari tersebut merupakan hari turunnya wabah penyaktit sehingga diharapkan ritual Larung Saji tersebut dilakukan untuk menghalau bencana yang ada tersebut. adat istiadat suku jawa upacara mendak kematian bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Sementara itu sobat, di beberapa daerah yang lainnya acara Larung Saji ini umumnya dilaksanakan pada saat tanggal satu suro yang mana tanggal ini bertepatan dengan  tanggal 1 Muharram  tahun baru Hijriah. 

Dan pelaksanaan ritual Larung Saji ini menjadi sebuah ritual dari berbagai ritual yang lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam rangka memperingai tahun baru Hijriah tersebut.

Setiap daerah tentunya memiliki ritual dan acara tersendiri yang memiliki ciri khas dari daerah tersebut. Semoga ulasan di atas bisa bermanfaat untuk anda yang sudah berkunjung dan membacanya. Setelah membaca di atas, semoga rasa cinta anda akan  budaya kita bertambah. Sampai jumpa di kesempatan lainnya yang tidak kalah menarik pembahasannya. Salam hangat dari penulis.