Kebudayaan Suku Amungme yang Paling Fenomenal

Mempelajari berbagai macam seni mulai dari seni tari, berbagai macam cabang seni rupa, seni musik, dan jenis seni lainya dapat dilakukan dengan melihat contoh hasil karya yang sudah terciptakan. Salah satu dari beberapa macam cabang cabang seni yang dapat dipelajari contohnya adalah seni budaya. Seni Budaya berdasarkan asal frasa katanya adalah Setiap karya yang sengaja dibuat melalui penyatuan berbagai unsur berdasarkan akal dan budi yang dimiliki sekelompok masyarakat serta digunakan dan diturunkan dari masa ke masa secara berkelanjutan. Untuk dapat lebih mendalami pengertian seni budaya, kita bisa mempelajarinya melalui contoh yang ada pada kebudayaan kebudayaan di Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan berjuta juta penduduk yang berasal dari ratusan kelompok etnik atau suku bangsa. Berbagai macam peradaban suku melahirkan kesenian dan kebudayaan yang menjadi ciri khas dari masing masih etnis dan jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Kebudayaan suku suku di Indonesia telah banyak dikenal dan menjadi daya tarik bangsa lain untuk melihat dan bahkan mempelajarinya. Salah satu suku yang memiliki kebudayaan terkenal adalah suku amungme yang berasal dari papua yang akan berbeda dengan kebudayaan suku aceh, dan suku suku lainnya di Indonesia.

Suku amungme menurut wikipedia adalah kelompok orang dengan populasi sekitar 17.700 orang yang tinggal di dataran tinggi provinsi Papua dari Indonesia. Bagi masyarakat amungme, pegunungan merupakan tanah suci bagi mereka dan tempat mereka tingga serta melakukan berbagai upaya bertaha hidup seperti bertani dan berburu makanan. Namun nasib suku amungme saat ini cukup memprihatinkan di bandingkan dengan suku asli papua lainnya seperti suku asmat. Suku amungme harus terusir dari tanah nenek moyangnya karena adanya penambangan dari PT. Freeport. Meskipun begitu, kita masih bisa mempelajarai kebudayaan suku amungme melalui beberapa uraian dibawah ini.

  1. Kepercayaan

Hampir sama dengan kebudayaan suku asmat yang merupakan suku terbesar di papua, suku amungme juga memiliki kepercayaan animisme. Namun yang berbeda, jika suku asmat sangat percaya adanya dewa yang terpisah oleh alam, suku anisme tidak memiliki gagasan terkait dengan dewa yang terpisah dengan alam dimana roh roh dewa dan alam menjadi satu dan sama. Dalam kepercayaan suku amungme juga meyakini bahwa mereka adalah anak pertama dari anak sulung manusia dan juga merupakan pewaris utama dari tanah nagawan into (Tuhan).

  1. Bahasa

Dalam kesehariannya suku amungme menggunakan bahasa Darmal sebagai bahasa utama untuk mereka yang tingga dan menetap di daerah utara. Sedangkan bagi para orang suku amungme yang tingga di daerah selatan maka bahasa utama yang digunakan disebut sebagai Amungkal. Selain bahasa keseharian, suku amungme juga dikenal memiliki bahasa simbol yang cukup sulit dipelajari yang bernama Aro-a-kal dan Tebo-a-kal. Bahasa simbol tebo-a-kal hanya akan digunakan didaerah keramat.

  1. Kesenian

Selain suku asmat sebagai suku terbesar di papua, suku amungme juga menyumbang banyak unsur unsur kebudayaan yang menjadi ciri khas dari kebudayaan papua secara umum. Dalam masyarakat suku amungme dikenal lagu purba Anga­ye-angaye, No emki un­taye. Selain itu juga dalam bidang seni musik, suku amungme juga menyumbang salah satu alat traditional yang dikenal dari papua dengan nama Tifa.

Pada cabang seni rupa, sebagai suku yang mengantungkan hidupnya pada kegiatan berburu maka ada berbaga macam alat yang diciptakan salah satunya adalah noken yang merupakan tas dari anyaman akar tumbuhan atau rotan. Selain kesenian berwujud tersebut, ada salah satu kebudayaan amungme yang sangat terkenal yakni tradisi atau upacara bakar batu.

Upacara bakar batu merupakan tradisi yang berkembang dan menjadi salah satu tradisi penting dalam masyarakat suku amungme yang berfungsi menyambut kebahagiaan atas kelahiran, sebagai tanda rasa syukur, kematian, dan juga untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Dalam prosesnya, batu akan ditumpuk dan dibakar kemudian diletakkan babi yang terlebih dahulu dipanah oleh kepala suku diatas batu tersebut. Babi yang dipersembahkan tersebut harus dipanah sampai mati sebagai tanda suksesnya acara tradisi bakar batu.

  1. Kegiatan bermasyarakat

Salah satu suku papua yang sering kali dilingkupi oleh konflik dengan penguasa baru tanah papua yang hanya menginginkan kekayaan alamnya saja ini masih memepertahankan beberapa kebudayaan dalam kegiatan atau kehidupan bermasyarakat. Beberapa kegiatan dan kebiasaan yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah teknik pembuata api menggunakan kayu. Kayu yang digunakan biasanya adalah kayu rotan, bambu hutan, dan kayu emil kamil.

Selain itu, harta yang diserahkan dalam proses perkawinan berupa babi, kulit biak, dan uang tunai yang jumlahnya sangat fantastis. Pakaian adat dari suku amungme adalah koteka dari buah labu dan kulit kayu. Dalam proses jual beli juga masih dikenal cara cara traditional yakni berupa barter. Selain itu, karena mata pencarian utama suku amungme adalah berburu, maka ada beberapa alat yang digunakan untuk berburu seperti panah dan anak panahnya (mangi) , tongkat (putol), tombak (kowang)dan kampak batu(pop me).

Kebudayaan dari suku amungme tersebut dapat dipelajari sebagai salah satu contoh seni budaya nusantara.