11 Unsur Unsur Kebudayaan Untuk Kehidupan

Kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari biasa diidentikan dengan kesenian, walaupun sebenarnya kesenian seperti seni tari, seni musik, seni sastra, seni rupa, dan lanin-lain adalah merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan secara terus-menerus akan berkembang dengan cara turun temurun dari generasi ke generasi dan akan hidup sepanjang zaman. Jadi dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta dari masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Kebudayaan hidup beriringan dengan masyarakat sebagai suatu tata cara dan kebiasaan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, kebudayaan sangat berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan yang terjadi antar manusia dan sebagai fasilitas dari segala perasaan yang dimiliki oleh manusia.

Artikel terkait:

Membahas tentang kebudayaan, ada beberapa unsur dalam kebudayaan yang harus diketahui, sebagian ahli merumuskan unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan daintaranya adalah sebagai berikut.

  • Unsur-unsur kebudayaan menurut Melville J. Herskovits

Melville J. Herskovits merumuskan bahwa ada 4 unsur pokok dari kebudayaan, yaitu:

  1. Alat-alat ekonomi
  2. Sistem ekonomi
  3. Keluarga
  4. Kekuasaan politik
  • Unsur-unsur kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski

Bronislaw Malinowski yang merupakan seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi menyebutkan bahwa unsur-unsur kebudayaan yang pokok terdiri dari:

  1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
  2. Organisasi ekonomi
  3. Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan, yang jika diperhatikan lagi berhubungan karena keluarga sendiri adalah lembaga pendidikan yang paling utama.
  4. Organisasi kekuatan

Beberapa macam unsur-unsur dari kebudayaan digunakan untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan kedalam unsur-unsur kebudayaan yang pokok besar, hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal, yang artinya unsur kebudayaan dapat dijumpai pada setiap kebudayaan dimanapun.

Menurut Bronislaw Malinowski dalam rangka kebudayaan sebagai keseluruhan, tidak terdapat suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang tepat atau cocok. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan fungsinya maka unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasan kebiasaan, dorongan, tanggapan yang didapat dari belajar serta dasar-dasar organisasi harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemuasan kebutuhan pokok-pokok manusia.

  • Unsur-unsur kebudayaan menurut Kluckhon

Menurut Kluchon dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture menyebutkan ada 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal, yaitu:

  1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia, misalnya pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, dan sebagainya.
  2. Mata pencaharian, yaitu mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi misalnya pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain sebagainya.
  3. Sistem kemasyarakatan, seperti sistem hukum, organisasi, politik, sistem perkawinan dan lain sebagainya.
  4. Bahasa, mencakup bahasa baik sscara lisan maupun tulisan.
  5. Kesenian, seperti seni rupa, seni musik, seni tari, dan lain sebagainya.
  6. Sistem pengetahuan.
  7. Sistem religi atau sistem kepercayaan.
  • Unsur unsur kebudayaan menurut Koentaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ada 7 unsur dari kebudayaa yaitu

  1. Sistem bahasa

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga.

Artikel terkait:

Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

  1. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.

Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau.

Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.

Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:

  • alam sekitarnya
  • tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
  • binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
  • zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
  • tubuh manusia
  • sifat-sifat dan tingkah laku manusia
  • ruang dan waktu.
  1. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.

Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

  1. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

  1. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:

  • berburu dan meramu
  • beternak
  • bercocok tanam di ladang
  • menangkap ikan
  • bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

  1. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.

Artikel terkait:

  1. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.