Kebudayaan Suku Dani yang Wajib Diketahui

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan berbagai macam suku bangsa yang ada didalamnya. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah suku bangsa pada sensus tahun 2010 sebanyak 1340. Berbagai macam suku bangsa tersebut menghasilkan bermacam macam peradaban yang berbeda dan menjadikan Indonesia salah satu negara paling beragam di dunia ini.

Keragaman yang timbul dari banyaknya suku bangsa tersebut juga memunculkan beraneka ragam kebudayaan yang berbeda beda serta menjadi ciri khas pada masing masing daerah di Indonesia. Kebudayaan suku betawi akan berbeda dan sangat khas dibandingkan dengan kebudayaan dari suku lain seperti suku jawa, suku asmat, suku tengger, suku bali, dan suku suku lainnya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai salah satu kebudayaan dari suku dani yang merupakan contoh seni budaya indonesia.

Suku dani menurut wikipedia merupakan salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah Pegunungan Tengah, Papua, Indonesia dan mendiami keseluruhan Kabupaten Jaya Wijaya serta sebagian kabupaten Puncak Jaya. Suku dani ditemukan pertama kali di lembah baliem dalam ekspedisi lorentz dari belanda pada tahun 1909 – 1910. Namun kontak pertama dengan suku ini dilakukan oleh penyidik dari Amerika yang bernama Richard Archold pada tahun 1935.

Berbeda dengan kebudayaan suku asmat yang sama sama tinggal di tanah papua, suku dani dikenal sebagai seorang petani handal yang sangat ahli dalam penggunaan alat alat seperti kapak batu, alat pengikis, pisau dari tulang binatang, tongkat galian, dan tombak kayu. Suku dani juga memiliki beberapa kebudayaan yang masih sangat dipertahankan sampai sekarang. Beberapa kebudayaan suku dani diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Bahaya yang digunakan.

Sama halnya dengan kebudayaan suku nias dan suku bangsa lainnya yang menjadikan bahasa sebagai salah satu bentuk budaya yang masih dipertahankan sampai saat ini, suku dani juga memiliki bentuk bahasa daerah yang berbeda serta tetap bertahan hingga beratus ratus tahun lamanya. Bahaya pada suku dani dibagi menjadi 3 sub keluarga bahasa yakni sub keluarga wano di bokondini, sub keluarga dani pusat yang terdiri dari logat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa, sub keluarga nggalik dan ndash.

  1. Kepercayaan

Kepercayaan suku dani memiliki dasar religi berupa penghormatan terhadap roh nenek moyang yang dilakukan dalam bentuk penyelengaraan upacara adat dan dipusatkan pada pesta babi. Konsep kepercayaan yang dipercayai oleh suku dani yang terpenting adalah atou. Atou merupakan kekuatan sakti nenek moyang yang diturukan kepada keturunan laki laki yang diantaranya adalah :

  • Kekuatan sakti untuk menjaga alam disekitar lingkungan tempat tinggal suku dani.
  • Kekuatan untuk menyembuhkan penyakit dan menolak bala.
  • Kekuatan menyuburkan tanah sebagai bentuk dukungan untuk dalam proses pertanian yang dilakukan oleh suku dani.
  1. Tradisi potong jari.

Salah satu tradisi atau kebudayaan suku dani yang sangat terkenal adalah tradisi potong jari. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa duka dan menunjukkan rasa sedih akibat ditinggal oleh keluarga serta sanak saudara. Bila ada keluarga dekat yang meninggal, suku dani diwajibkan memotong jarinya. Tradisi potong jari ini dilakukan bukan hanya sebagai bentuk ungkapan rasa sedih namun juga sebagai upaya untuk mencegah terulang kembalinya malapetaka yang telah merengut nyawa seseorang didalam keluarga yang sedang berduka tersebut. Pemilihan jari sebagai anggota tubuh yang dikorbankan dikarenakan jari bagi suku dani merupakan simbol kesatuan, kerukunan, dan kekuatan keluarga dan diri manusia.

  1. Rumah adat.

Seperti juga yang dimiliki dalam kebudayaan suku nias dan suku bangsa lainnya, Suku dani juga memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas dari kebudayaan suku dani. Rumah adat suku dani disebut sebagai honai yang memiliki bentuk bundar dengan ukuran yang mungil dan berdinding kayu serta beratap jerami. Selain bundar, ternyata ada rumah adat khusu untuk perempuan yang diberi nama Ebe’ai. Rumah adat ini masih dipertahankan dalam kehidupan suku dani.

  1. Kesenian

Kesenian suku dani lebih banyak terlihan sebagai bentuk seni rupa yang hasilnya seperti hanoi atau rumah adat serta beberapa karya seni fungsional lainnya. Suku dani sangat pandai dalam pembuatan alat alat berbahan dasar batu bata seperti Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok, dan Panah sege. Selain alat yang terbuat dari batu bata, suku dani juga pandai dalam pembuatan seni kerajinan khas anyaman.

  1. Adat Istiadat

Kebudayaan suku dani juga mengenal berbagai macam aktivitas yang sangat erat kaitannya dengan adat istiadat. Hal tersebut dapat terlihat pada beberapa hal seperti pernikahan, pendidikan, sistem kekerabatan, pernikahan, politik, dan perekonomian. Berbagai macam bentuk adat istiadat yang dulunya berkembang masih tetap dipertahankan hingga sekarang ini. Sistem kekerabatan dalam suku dani dibagi menjadi 3 yaitu kelompok kekerabatan, paroh masyarakat, dan kelompok teritorial.

Beberapa macam bentuk kebudayaan yang terdapat pada suku dani tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk pengetahuan mengenai keberagaman suku bangsa yang ada di Indonesia ini. Meskipun sama sama tinggal di papua, kebudayaan suku asmat akan berbeda dengan kebudayaan suku dani.