Karinding yaitu alat musik tiup tradisional Sunda. Di Limbangan dan Cililin Karinding dibuat dari bamboo, dan yang menggunakannya adalah para perempuan, dilihat dari bentuknya seperti tusuk agar mudah ditusukan di sanggul rambut.
Dan untuk bahan enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek supaya dapat diselipkan dalam wadah rokok. Untuk bentuk karinding ada tiga ruas. Secara kebahasaan, karinding berasal dari kata ka dan rinding. Ka berarti sumber dan rinding berarti suara.
Ada beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Lewo Malangbong, Pasirmukti, Cikalongkulon (Cianjur), yang dibuat dari pelepah kawung (enau).
1.Cara Memainkan
Karinding biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seorang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya agar tercipta resonansi suara.
Di daerah Ciawi, dahulunya karinding dimainkan bersamaan dengan takokak (alat musik yang bentuknya mirip dengan daun). Tetapi secara konvensional menurut penuturan Abah Olot nada atau piringan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: gogondangan, tonggeret, iring-iringan, dan rereogan. jenis jenis kendang bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
2. Fungsi
Suara yang dihasilkan dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah low decible. Karinding yaitu alat yang digunakan untuk mengusir hawa yang ada di sawah. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara wereng, jangkrik, belalang, burung, dan lainnya.
Karinding sendiri yaitu alat yang mempunyai fungsi untuk mengusir hama di sawah. Agar betah di sawah, untuk cara membunyikannya menggunakan mulut sehingga resonansia menjadi musik. Dan untuk sekarang karinding biasa digabungkan dengan alat musik lainnya.
Bedanya untuk membunyikan karinding dengan alat musik jenis mouth harp lainnya yaitu pada tepukannya. Apabila dengan cara ditepuk dapat mengandung nada yang berbeda-beda, dan jika untuk yang lainnya dengan cara disentil. Untuk membedakan siapa yang lebih dahulu menepuk dan selanjutnya yaitu Rahel (ketukan dari alat musik karinding).
Biasanya suara yang dihasilkan oleh karinding menghasilkan berbagai macam suara, diantaranya suara goong, kendang, bass, saron boning, melodi, rhytm, dan lain-lain. Untuk yang pertama menggunakan rahel kesatu, yang kedua menggunakan rahel kedua. jenis jenis gong bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Seperti yang dikatakan oleh orang terdahulu, dahulu untuk menyanyikan lagu bisa pakai karinding, kalau kita sudah mahir mainkan suara karinding, pasti akan menemukan atau menghasilkan suara untuk berbicara, tetapi suara yang keluar seperti suara robotik.
Bahkan karinding bisa membuat lagu sendiri, sebab cara menepuknya beda dengan suara pada mulut yang bisa divariasikan bisa memudahkan kita dalam menghasilkan suara yang warna-warni.
3. Bagian-Bagian Karinding
Karinding mempunyai tiga bagian yaitu bagian jarum yang merupakan tempat keluarnya nada yang disebut dengan cecet ucing (buntut kucing), pembatas jarum, dan yang bagian ujung yang disebut dengan panenggeul pemukul). Panenggeul apabila dipukul oleh tangan akan berfungsi untuk menggerakan jarum. Maka keluarlah bunyi khas dari karinding.
Menurut pimpinan kesenian karinding, Nana Suryana, di kampung Saradan Ciwaru, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, ada 5 fakta menarik tentang karinding diantaranya sebagai berikut:
- Suaranya dapat mengusir hama di sawah
Suara unik dari alat musik karinding dapat diyakini memiliki semacam getaran yang sangat dibenci hama ataupun serangga.
- Cara memainkan karinding cukup sederhana
Dengan menempelkan ruas tengah karinding kemudian ditiup dan dipukul dengan menggunakan jari tengah, yaitu cara untuk memainkan karinding.
- Alat musik kecil
Pada umumnya alat musik karinding mempunyai ukuran panjang 10cm dan lebar 2 cm.
- Bentuknya sederhana
Untuk bentuk karinding memang sederhana, yaitu hanya seperti sebilah bambu yang dilubangi memanjang.
- Memiliki dua bahan baku
Bahan yang digunakan untuk membuat karinding ada dua alternatif bahan baku, yaitu pelepah pohon aren dan bambu.