10 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah dan Penjelasannya

Kekayaan akan kebudayaan dan kesenian yang Indonesia miliki merupakan suatu hal yang wajib kita pelajari dan lestarikan. Salah satunya dengan cara mengenal berbagai macam alat musik yang tersebar di seluruh Indonesia, contohnya seperti pertunjukan Gamelan. Seringkali kita menjumpai permainan musik tradisional dalam acara – acara adat.

Namun seiring dengan perkembangan jaman, lambat laun peminat seni musik tradisional tidak hanya melulu orang tua yang terkenal “kuno”. Saat ini semakin banyak anak muda Indonesia yang mulai melirik alat musik tradisional untuk dapat dipelajari atau bahkan menjadi pelengkap suatu permainan musikalitas dengan dipadukan unsur musik modern. Sehingga penikmatnya lebih meluas dari berbagai generasi.

Menilik sejarah Gamelan

Dikenal sebagai alat musik tradisional khas Jawa Tengah, Gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru di era Saka 167. Yaitu dewa (yang memerintah) sebagai raja di tanah Jawa dari sebuah istana di pegunungan Maendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu).

Berawal dari suatu kebutuhan  suatu alat komunikasi atau sinyal guna memanggil dewa – dewa, akhirnya Sang Hyang Guru menciptakan Gong. Namun agar dapat menyampaikan pesan secara khusus dan spesifik, maka dibuatlah 2 macam Gong yang menjadi cikal bakal gamelan seperti saat sekarang ini.

Asal kata Gamelan dalam bahasa Jawa terdiri dari dua kata yaitu kata Gamel yang berarti memukul atau menabuh, sedangkan an  merupakan suatu bentuk kata benda. Sehingga apabila diartikan, Gamelan adalah suatu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh.

Gamelan sendiri merupakan alat musik ansamble yang dimainkan secara bersamaan dengan alat musik lainnya untuk menghasilkan alunan suara. Kita dapat menjumpai gambaran alat musik ansamble di relief Candi Borobudur, yang telah berdiri sejak abad ke 8.

Gamelan menggunakan empat cara penalaan yaitu slendro, pelog, degung, dan madenda. Musik gamelan juga merupakan gabungan seni yang dipengaruhi dari luar negeri. Gamelan juga berkembang luas dan menyebar ke berbagai daerah, diantaranya Bali dan Sunda.

Namun yang membedakan, nada yang dihasilkan dari Gamelan Jawa terbilang lebih halus dan lembut. Sebuah gamelan terdiri dari berbagai alat musik tradisional yang menjadi satu kesatuan dalam menghasilkan sebuah seni musik yang ditampilkan. Diantaranya adalah :

1. Bonang

Alat musik tradisional Jawa Tengah yang pertama ialah bonang. Bonang berbentuk bulat dan  terbuat dari logam seperti kuningan, perunggu ataupun besi dengan cara dipukul dalam memainkannya.

2. Demung

macam macam kesenian daerah dari Jawa Tengah yang kedua ialah demung. Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 Demung yang mempunyai 2 versi pula, yaitu versi pelog dan versi slendro.

3. Gambang

Alat musik tradisional Jawa Tengah yang ketiga ialah gambang. Gambang terbuat dari bahan kayu yang mempunyai fungsi sebagai pangrengga lagu. Instrumen ini memiliki rangkaian 20 bilah nada yang menghasilkan irama Do Re Mi.

4. Gender

Bentuk Gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali serta slenthem yang terdapat pada gamelan Jawa. Gender memiliki 10 hingga 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantung pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng.

5. Gong

Terbuat dari perunggu atau logam lain yang berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, Gong berfungsi sebagai tanda akhir kalimat lagu.

6. Kendang

Kendang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Dan kulit kerbau digunakan sebagai bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah). Tali kulit atau rotan yang berbentuk seperti huruf “Y” dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar.

7. Kenong

Kenong merupakan alat musik yang menyusun gamelan Jawa sebagai pengisi harmoni dalam permainan gamelan. Berfungsi sebagai penentu batas gatra untuk menegaskan irama.

8. Saron

Instrumen ini terbuat dari lembaran – lembaran logam. Dalam memainkan saron, tangan kanan digunakan untuk memukul lembaran logam dengan tabuh, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memencet lembaran yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari tabuhan sebelumnya.

9. Siter

Siter merupakan macam macam alat musik petik tradisional dari Jawa Tengah. Berbeda dengan alat musik sebelum – sebelumnya yang ditabuh. Cara memainkannya adalah hanya dengan cara dipetik. Yang terpenting untuk memainkan alat yang satu ini adalah rasa,

10. Slenthem

Untuk dapat menghasilkan dengungan bernada rendah yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan ketika ditabuh, Slenthem dibuat dari lembaran logam tipis yang diuntai menggunakan tali dan direntangkan di atas tabung.

Perkembangan Gamelan Jawa

Dahulu, penggunaan Gamelan pada umumnya hanya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang serta pertunjukan seni tari.  Musik gamelan pada jaman dahulu juga hanya dipertunjukkan dalam acara resmi di keraton. Sebagai pengiring alunan dalam upacara perkawinan oleh kalangan bangsawan keraton.

Namun dalam perkembangannya sampai saat ini, gamelan mampu berdiri sendiri sebagai sebuah pertunjukan musik yang lengkap dengan iringan suara merdu para penyanyi sinden. Selain itu, pada masa sekarang ini, alunan musik gamelan juga sering dapat kita dengarkan dalam berbagai acara dan diinovasi agar tidak terdengar kaku.

Dalam perkembangannya, Gamelan bukan merupakan hal asing lagi. Popularitasnya sudah merambah ke benua lain yang akhirnya dapat menghasilkan sebuah paduan musik baru antara tradisonal dan modern. Menjadi terkenal sampai ke luar negeri juga menjadi salah satu cara dalam mengenalkan kesenian tradisional Indonesia.

Banyak turis dari mancanegara yang berkunjung ke Indonesia salah satu tujuannya adalah untuk mengenal serta mempelajari kebudayaan seni musik tradisional khususnya Gamelan. Hal tersebut tentunya membanggakan bagi masyarakat kita.

Sehingga sudah seharusnya kita sebagai warga Indonesia wajib melestarikan Gamelan menjadi salah satu alat musik tradisional Indonesia serta menjadi sebuah identitas budaya bangsa. Dengan demikian seni musik tradisonal khususnya gamelan tidak akan mati termakan jaman, dan dapat diwariskan kepada generasi penerusnya sebagai warisan budaya Indonesia.