Tari Bedoyo Wulandaru dan Penjelasannya

Masyarakat Blambangan mendengar kabar bahwa rombongan keluarga besar Prabu Hayam Wuruk beserta Mahapatih Gajahmada akan datang ke wilayah mereka. Bagi masyarakat Blambangan sendiri ini merupakan sebuah kebahagiaan yang besar, karena mereka merupakan tamu istimewa.

Dan untuk mengungkapkan perasaan bahagia itu, mereka ungkapkan dalam sebuah tari. Dan tarian itu sendiri dinamakan tarian bedoyo wulandaru. Tari Bedoyo Wulandaru adalah contoh seni tari yang dipentaskan dalam penyambutan tamu agung dari Banyuwangi, Jawa Timur.

Sejarah Tari Bedoyo Wulandaru

Tarian ini merupakan perwujudan dari rasa bahagia masyarakat saat menyambut kedatangan tamu besar yang datang kesana. Untuk itu tari ini sering di sebut sebagai tari kebahagiaan. Tari Bedoyo Wulandaru ini juga termasuk jenis jenis tarian jawa timur dan memiliki nilai seni dan budaya serta sejarah tersendiri bagi masyarakat Banyuwangi.

  • Arti Bedoyo

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, pada jaman dahulu Tari Bedoyo Wulandaru ini digunakan oleh masyarakat Blambangan tarian ini merupakan ungkapan rasa gembira untuk menyambut kedatangan rombongan tamu agung  yang berkunjung ke wilayah mereka. Nama Bedoyo Wulandaru sendiri mempunyai arti yaitu, kata bedoyo merujuk pada sebutan para penari wanita yang membawakan tari.

  • Arti Wulandaru

Dan wulandaru adalah penggalan dari kata wulan dan ndaru yang mempunyai arti bulan yang dimaknai sebagai penerang kegelapan, dan kata ndaru memiliki arti bintang jatuh yang dimaknai sebagai tanda keberuntungan. Begitulah masyarakat menganggap bahwa tamu agung mereka itu sebagai sinar bulan yang terang dan keberuntungan bagi mereka. Kreasi gerakan dalam Tari Bedoyo Wulandaru sendiri merupakan pengembangan dari Tari Gandrung dan Sabang dari Banyuwangi.

Begitu juga musik pengiring yang digunakan tidak jauh berbeda dengan tari Gandrung, namun terdapat beberapa penambahan sebagai kreasi dan pengembangan. Diakhir pertunjukan sesuatu yang unik terlihat, dimana para penari melakukan layaknya sebuah ritual dengan melemparkan beras kuning dan uang logam.

Hal tersebut memiliki arti tersendiri. Beras kuning yang ditaburkan tersebut dipercaya untuk mengusir segala bala dan gangguan. Sedangkan uang logam untuk mengikat hati masyarakat agar hati rakyat tetap mendukung dan patu kepada raja atau pemerintah yang berkuasa.

Klasifikasi Tari Bedoyo Wulandaru

Layaknya seorang putri pada jaman dahulu para penari menari dengan indah dan cantik. Menggunakan busana yang cantik dengan bagian kepala penari menggunakan mahkota yang penuh dengan hiasan bunga. Pada bagian tubuh menggunakan kain seperti kemben setinggi dada.

Pada bagian bawah menggunakan kain panjang sampai mata kaki. Selain itu dilengkapi berbagai aksesoris seperti gelang dan ikat pinggang dengan corak berwarna emas dan bunga. Dan tidak lupa selendang yang disematkan di bagian depan untuk menari.

Warna hijau merupakan warna yang selalu digunakan para penari, karna warna tersebut melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Selain itu juga terdapat warna merah dan emas yang tentunya memiliki makna tersendiri. Walaupun Tari Bedoyo Wulandaru ini merupakan tarian klasik, yang masih tetap dilestarikan dan pelajari melalui sanggar budaya dan pendidikan.

Ada beberapa cara yang di lakukan untuk memperkenalkan Tari Bedoyo Wulandaru ini salah satunya melalui acara seperti festival budaya, dan di  acara penyambutan tamu besar yang datang ke Banyuwangi. Tari bedoyo wulandaru sangatlah berkembang karena mampu mengukir prestasi gemilang dalam Festival Karya Tari (FKT) tingkat Provinsi Jawa Timur di Taman Krida, Malang.

Dalam festival tersebut tari bedoyo wulandaru masuk tiga besar, tari Bedoyo Wulandaru berhasil menjadi juara umum. dan tarian tersebut menjadi penata tari terbaik, penata busana dan rias terbaik, serta penata musik terbaik. Itulah sedikit ulasan sejarah tentang tari Bedoyo Wulandaru.

Semoga warisan budaya tentunya tarian ini harus tetap dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas dan generasi muda agar tetap terjaga eksistensinya. Karena dengan semakin dilestarikannya budaya-budaya yang ada itu menunjukan bahwa keaneka ragaman sangatlah terjaga, dan mampu bersaing dengan budaya yang ada sekarang. Selamat membaca dan salam hangat selalu dari penulis.