Tari Gambyong dan Penjelasannya

Halo readers, udah pada bangun belum? Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Dan jangan lupa untuk membaca basmallah untuk menjalani aktifitas hari ini. Kali ini saya akan memaparkan mengenai jenis jenis tarian jawa tengah yakni Tari Gambyong yang merupakan contoh seni tari yang berasal dari Kota Surakarta ini. Yang dimana sebelumnya saya sudah menjelaskan tarian yang juga berasal dari kota ini.

Garis Besar Kota Surakarta

Hari ini saya akan menjelaskan suatu tarian yang berasal dari Jawa Tengah lebih tepatnya Surakarta. Kota yang termasuk ke dalam kota besar yang ada di Pulau Jawa setelah Bandung dan Malang. Dan yang paling terkenal di kota ini adalah Sungai Bengawan Solo, yang mana sungai tersebut diabadikan dalam salah satu lagu keroncong.

Surakarta juga merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang tercipta akibat Perjanjian Giyanti di tahun 1755.Kota ini populer juga akan wisatanya yang selalu dikunjungi oleh wisatawan dari kota-kota besar. Seperti halnya kota Yogyakarta, setiap wisatawan yang berkunjung ke Jogjakarta pasti tidak akan lupa akan berkunjung ke Surakarta, begitupun sebaliknya.

Pengertian Tari Gambyong

Tari Gambyong ialah salah satu jenis tarian Jawa klasik yang berasal dari Kota Surakarta. Tarian ini hasil bentuk baru dari perkembangan Tari Tayub. Dan biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu. Walaupun awalnya tarian ini hanya dilakukan oleh penari tunggal, tetapi sekarang terkadang dibawakan oleh beberapa penari dengan tambahan unsur blocking, akhirnya melibatkan garis dan gerak yang sangat besar.

Panggilan Gambyong faktanya berasal dari nama seorang penari ternama pada zaman itu, Sri Gambyong nama lengkapnya. Beliau memiliki suara yang amat merdu dan kelenturan dalam menari dapat menarik perhatian orang banyak. Beliau melakukan pertunjukkan tarian ini dengan berkeliling di jalanan. Pada akhirnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tarian ini memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri.

Sejarah Tari Gambyong

Kitab Serat Centhini, kitab yang dibuat pada periode pemerintahan Pakubowono IV (1788-1820) dan Pakubuwono V (1820-1823) telah menuturkan bahwa tari ini merupakan tarian tledhek. Tarian rakyat yang sudah dirapihkan ini menjadi terkenal dan menurut pandangan Nyi Bei Mardusari seorang seniman dan juga selir Sri Mangkunegara VII (1916-1944), tarian ini biasa ditampilkan pada zaman itu dihadapan para tamu di lingkungan Istana Mangkunegara.

Perkembangan Tari Gambyong

Pergantian istimewa terjadi di tahun 1950, Nyi Bei Mintotaras, seorang instruktur tari dari Keraton Mangkumanegara pada zaman Mangkumanegara VIII menciptakan varian gambyong yang “diformalkan” yang dikenal dengan nama Gambyong Pareanom. Gambyong Pareanom ini dipentaskan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, kerabat perempuan Mangkumanegara VIII pada tahun 1951.

Akhirnya tarian ini disukai oleh masyarakat luas, akibatnya muncullah varian yang lainnya diinovasikan untuk kebutuhan masyarakat luas. Banyak masyarakat yang terpikat untuk mempelajari warisan tarian daerah tersebut. Masyarakat pun ada yang mempercayai bahwa tarian ini dapat memanggil Dewi Sri atau Dewi Padi untuk memberi berkah kepada sawah mereka dengan hasil yang melimpah.

Jenis-jenis Tari Gambyong yang sudah diinovasikan :

  • Tari Gambyong Sala Minulya
  • Tari Gambyong Ayun-ayun
  • Tari Gambyong Gambirsawit
  • Tari Gambyong Dewandaru
  • Tari Gambyong Mudhatama
  • Tari Gambyong Apangkur
  • Tari Gambyong Campursari

Gerak Tari Gambyong

Tarian ini terdiri dari tiga elemen : permulaan, isi dan penutup. Dan menurut istilah Jawa gaya Surakarta terkenal dengan sebutan maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Yang menjadi daya tarik dari keseluruhan gerakan tari terdapat pada gerak kaki, lengan, tubuh, dan juga kepala. Yang menjadi ciri khas utamanya adalah gerakan tangan dan kepala.

Dimana mata penari selalu mengikuti gerakan tangan, dengan cara memandang ke arah jari-jari tangan yang sangat dominan tersebut.Organ musik yang mengiringi tarian ini disebut gamelan. Yaitu terdiri dari kendang, gong, kenong dan gambang.

Busana Tari Gambyong

Para penari Gambyong mengenakan busana yang sama dengan pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri sebagai berikut :

  • Jarik (kemben)
  • Mekak (kain sebagai penutup dada)
  • Selendang (yang dikenakan dengan mengalungkannya di leher)
  • Sabuk (yang dikenakan di pinggang)
  • Gelang
  • Kalung

Sekian pemaparan saya kali ini mengenai Tari Gambyong. Semoga pemaparan saya hari ini dapat menambah wawasan para readers semua. Dan jangan lupa untuk liatin terus artikel –artikel saya terbaru berikutnya, yang akan terus update mengenai info-info tarian lainnya. Salam hangat untuk para readers.