Tari Jaranan Buto

Menjadi negara yang memiliki banyak budaya dan banyak suku merupakan salah satu kekayaan dan asset negara kita yang perlu kita jaga dan lestarikan. Selain itu sobat, kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya berbangga akan kekayaan yang dimiliki oleh negara kita tericnta Indonesia ini.

Karena banyak budaya dan banyak seni bemul tentu dimiliki oleh negara yang lainnya yang ada di seluruh dunia ini. Jadi sudah sepatutnya kita berbangga dan bersyurkur atas semua anugerah Tuhan Yang Maha Esa ini. Untuk itu kita harus melestarikan dan mewariskannya ya sobat, agar kebudayaan kita tetap dipandang oleh dunia, salah satunya sobat bisa mempelajari contoh tari berpasangan dari Jawa.

Oke sobat semua, untuk memperdalam rasa bangga dan cinta kepada budaya Indonesia , pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan ulasan mengenai salah satu tari yang ada di negara kita tersebut, yakni tari Jaranan Buto yang merupakan jenis tarian Jawa Timur. Mungkin sobat semua kurang” familiar “  akan jenis tari yang satu ini ya sobat, untuk itu yuk segera merapat dengan penulis dan mari kita simak ulasan berikut ini dengan  seksama. Cekidot!

1. Asal Muasal Hadirnya Tari Jaranan Buto

Konon katanya menurut catatan sejarah yang ada, tari Jaranan Buto ini muncul dan masih berkaitan dengan kerajaan Mataram apda waktu itu sebagai fungsi seni pertunjukan bagi masyarakat. Adapun lahirnya kesenian Jaranan Buto ini adalha hasil akulturasi budaya dimana kesenian ini memadukan seni budaya dari budaya Osing atau suku asli Banyuwangi dengan kebudayaan Jawa Mataram.

Bila kita lihat dari segi penamaan, istilah Jaranan Buto ini mengadopsi tokoh legendaris, yaotu MInakjinggo. Minakjinggo ini sering diibaratkan dengan seornag kesatria yang gagah dan perkasa ibarat seekor kuda yang memiliki semangat juang yang tinggi dan perkasa. Oleh karena itulah disebut dengan tari Jaranan Buto yang artinya “kuda lumping raksasa”

2. Waktu Pementsan Jaranan Buto

Yang menjadi keunikan atau ciri khas dari tari Jaranan Buto yakni terletap pada waktu pementasannya yang berbeda dari jenis tari pada umumnya. Tarian ini pada pementasannya, selalu diiringi oleh alunan musik seperti kendang, dua bonang, kempul terompet, gong besar serta kecer yang terbuat dari bahan tembaga seperti seperangkat gamelan.

Dalam pertunjukannya, para pemain akan menunjukkan atraksi yang cukup mengagumkan, selain itu ada pula atraksi kesurupan dalam tarian ini. Dan hal yang menariknya sobat, tari Jaranan Buto ii biasanya dipentaskan mulai pulul 10.00 pagi hingga pukul 16.00 sore. Di dalam pertunjukan ini terdiri atas 16 hngga 20 orang penari yang dihimpun dalam 8 grup.

Konon artinya semua penari tersebut akan menari dengan memanfaatkan replika kuda kepang. Selain itu,hal menarik lainnya,  penari yang kesurupan pada saat pertunjukan bisa memakan kaca, hingga ayam dalam keadaan hidup –  hidup. Menarik sih tapi agak ngeri ya sobat. Jangan ditiru!

3. Kostum Tari Jaranan Buto

Yang membedakan tari Jaranan Buto ini dengan jenis tari yang lainnya adalah property kuda kepang yang digunakan tidaklah menyerupai kuda seperti wujud yang nyata. Melainkan kuda tersebut berwajah raksasa atau “ Buto “ , begitu pula dengan para pemainnya yang juga menggunakan riasan seperti muka raksasa yang biasanya ditandai dengan :

  • Muka merah
  • Mata besar
  • Rambut panjang dan gimbal

Itulah penjelasan singkat mengenai tari Jaranan Buto ya sobat. Semoga tulisan ini bermanfaat buat sobat semua. Salam Indonesia.