Bagi sobat yang tidak terlalu memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia pastinya sobat tidak tahu mengenai budaya ‘urang diri’.
Namun, hal itu berbeda bagi masyarakat yang tinggal di daerah kecamatan Pedamaran, kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir). Mengapa demikian? Karena bagi masyarakat pedamaran budaya urang diri adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting untukmereka jaga kelestariannya.
Lantas mengapa masyarakat pedamaran mau untuk melestarikan budaya urang diri ini. Apakah budaya ini memiliki dampak yang baik bagi kehidupan mereka? seni musik dogdog lojor bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Atau mungkin budaya urang diri ini sudah menjadi sumber pencaharian mereka? Lantas, apa sih sebenarnya alasan mereka untuk terus melestarikan budaya urang diri ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit ulasan mengenai budaya urang diri.
Perlu sobat ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang kaya akan suku dan budayanya. Dari sabang sampai Merauke pastinya di setiap daerah di wilayah Indonesia memiliki tradisi atau kebiasaan yang berbeda-beda.
Bahkan perbedaan kebudayaan tersebut telah menjadi identitas dari bangsa Indonesia misalnya saja seperti Reog Ponorogo dan juga sayang kulit. Oleh karena itu, agar budaya-budaya dan tradisi-tradisi di Indonesia harus senantiasa kita jaga kelestariannya. inti sari reog ponorogo asal jawa timur bisa digunakan sebagai informasi tambahan.
Jangan sampai kebudayaan-kebudayaan ini tergerus dengan seiring perkembangan zaman. Namun, pada kesempatan kali ini, saya tidak akan membahas mengenai semua kebudayaan-kebudayaan tadi.
Akan tetapi pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu budaya yang ada di kecamatan Pedamaran, yaitu budaya urang diri. Baiklah langsung saja berikut adalah sedikit ulasan mengenai budaya urang diri, antara lain:
- Merupakan tradisi yang sudah turun temurun bagi masyarakat Pedamaran
Budaya urang diri menurutmasyarakat Pedamaran merupakan tradisi yang sudah turun temurun. Hal ini karena tradisi urang diri ini sebenarnya adalah suatu kegiatan menganyam.
Maka tak salah apabila kerajinan menganyam tikar tidak hanya untuk mencari nafkah, tapi juga menjaga tradisi leluhur yang harus dilestarikan sampai kapan pun.
Bahkan kecamatan Pedamaran sekarang adalah merupakan salah satu sentra perajin tikar dimana kecamatan ini sudah sangat di kenal hingga memiliki julukan sebagai “kota tikar”.
Hal ini karena hampir 80 persen penduduk Kecamatan Pedamaran ini berprofesi sebagai perajin tikar dari Purun yang merupakan tumbuhan air yang biasa tumbuh di sekitar rawa-rawa.
Dan kegiatan menganyam tikar ini telah menjadi pemandangan sehari-hari yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu dan gadis-gadis remaja hampir di setiap rumah penduduk.
- Sebagai media komunikasi dan sosialisasi
Budaya urang diri juga sudah seperti media komunikasi dan sosialisasi bagi masyarakat di daerah Pedamaran. Hal ini karena bagi sebagian orang yang sudah mahir dalam menganyam tikar, mereka akan menganyam dengan santai sambil mengobrol satu sama lain bahkan juga tidak jarang di selipi dengan candaan.
Jadi, dalam proses menganyam tidak terus dalam kondisi hening dan serius, terkadang juga terjadi kegiatan saling berinteraksi baik berupa pertanyaan, guyonan, dan perbincangan ringan yang bertujuan sebagai tapi pengikat keakraban antara penganyam satu dengan yang lain.
Nah, demikianlah sedikit ulasan mengenai budaya urang diri yang dapat saya sampaikan dalam artikel yang berhasil saya buat pada kesempatan kali ini. Terima kasih, karena sobat telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel ini.
Semoga saja dengan adanya artikel ini, saya dapat memberikan sedikit manfaat bagi sobat. Dan semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi sobat.
Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati sobat dalam penulisan artikel ini. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentunya pada artikel-artikel saya selanjutnya. Sekian dan Terima kasih.