Kesenian Calung Renteng dan Penjelasannya

Calung adalah alat musik sunda yang merupakan prototype atau purwarupa dari angklung. Jenis bamboo untuk pembuatan alat musik ini kebanyakan dari awi wulung (bamboo hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bamboo yang berwarna putih).

Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara untuk menabuh alat musik dari Jawa Barat ini adalah dengan memukul batang dari ruas-ruas (tabung bamboo) yang tersusun menurut tangga nada pentatonic.

Selain itu, alat ini juga termasuk alat musik perkusi karena cara memainkannya dengan dipukul. Alat musik dari Jawa Barat ini termasuk dalam kategori idiophone yaitu alat musik dimana badan alat musik itu sendiri yang menjadi sumber bunyi.

1.Fungsi Alat musik calung

Seiring berkembangnya zaman calung berubah fungsi menjadi alat musik yang menghibur masyarakat dengan menghasilkan harmoni yang indah. Walaupun pada awal mulanya calung dipentaskan untuk mengiringi upacara-upacara adat sunda sebagai ritual perayaan masyarakat Jawa Barat.

2. Proses pembuatan alat musik calung

Dimulai dari pemilihan bambu, biasanya dipilihnya jenis bambu tutul atau bambu wulung, penebangan dan pengeringan bambu. Proses dalam membuat calung memerlukan waktu sampai berbulan-bulan bahkan terbilang tahun lamanya.

Untuk bahan pembuatan calung adalah: awi wulung (bambu hitam) atau bisa juga menggunakan bambu awi temen (bambu yang berwarna putih). kesenian terbang gede bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Cara untuk membuat calung sebetulnya cukup sederhana, pertama sediakan alatnya seperti: Gergaji, bedog (pisau yang besar), dan juga amplas.

Pertama-tama potong awi wulung (bambu hitam) dengan menggunakan gergaji menjadi 8 bagian dengan ukuran 14 cm sampai 22 cm, kemudian potong bambu yang sudah dibelah menggunakan bedog dibagian luar ke dalam bambu agar membuat sopakan dibambu.

Kemudian lubangi sedikit dibagian sisi kiri dan juga sisi kanan bambu, buatlah bambu yang memanjang kira-kira 35cm untuk menyambungkan semua bambu tersebut.

Kemudian potong bambu seukuran sekitar 5cm untuk pegangan tangan pada calung, kemudian sediakan potongan plastic untuk menahan bambu, kemudian amplas semua bahan yang sudah jadi, kemudian sambungkan satu per satu bambu dengan bambu yang memanjang dan masukkan plastic untuk menahan bambu agar tidak berantakan.

Setelah memasukkan 4 dari 8 bambu lalu masukkan pegangannya kemudian masukkan sisa 4 bambu yang lainnya, ulangi dengan cara yang sama, maka jadilah calung. kesenian tutunggulan bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Berikut kita bahas mengenai alat musik calung renteng, yaitu alat musik tradisonal yang mirip dengan angklung.

Calung renteng yaitu instrument musik yang berasal dari warisan budaya masyarakat sunda lama. Alat musik calung renteng berbahan dasar bambu, yang merupakan warisan budaya agraris masyarakat sunda lama. Calung renteng nampak sama dengan angklung buhun yang ada di Baduy (kanekes) pada fungsinya.

Tidak hanya sekedar bunyi untuk menghibur, tetapi sebagai ritual penghormatan kepada Dewi Sri. Lagu-laguan yang dibawakan berisi puji-pujian kepada Dewi Sri. Rahadian seorang sejarawan menuturkan bahwa pada zaman dahulu calung renteng dimainkan disela pekerjaannya untuk mengusir burung dan hama di huma (lading padi di lahan kering).

Calung adalah pertunjukan yang berisi lawakan, dan juga musik rakyat, untuk rakyat, tetapi digemari seluruh lapisan masyarakat. Seiring perkembangan zaman, fungsi dari calung bergeser, tidak lagi sebagai sarana ritual tetapi lebih kepada pengiring seni pertunjukan calungan.

Untuk memainkan calung rentang biasanya dipukul menggunakan dua buah alat pemukul sambil duduk bersila. Calung renteng disebut calung rantay. Eka Nurwana, budayawan mengklasifikasikan bahwa calung renteng dan calung gambang berbeda jenis.

Sedangkan untuk calung renteng terdiri dari bilah bambu yang diikat dan juga disusun berderet dengan urutan bambu mulai dari ukuran terkecil sampai dengan yang paling besar.  Selanjutnya untuk tali pengikatnya direntangkan pada dua batang bambu yang melengkung.

Untuk jumlahnya terdiri dari tujuh bilah atau lebih. Dengan bentuk yang satu deretan terbentang, dan dua deretan yang berbentang. Pada bagian yang besar disebut dengan calung indung (calung besar/induk), dan untuk yang bagian kecil disebut dengan calung rincik (calung anak). Seperti halnya di Kanekes, calung renteng memiliki ancak khusus terbuat dari bambu atau kayu.