20 Teknik Dasar Seni Peran Yang Wajib Diketahui

Teater atau pertunjukan drama memperlukan beberapa aktor dan aktris untuk menjadi pemeran karakter dalam drama tersebut. Aktor ataupun aktris dapat menjadi sebuah karir yang luar biasa. Sebagai contohnya di Indonesia banyak aktor dan aktris yang berkarir hingga internasional. Menjadi aktor atau aktris dalam teater perlu mempelajari teknik dasar seni peran dengan baik.

Artikel terkait:

Pada dasarnya terdapat 10 teknik yang bisa dilatih para pemain agar dapat mengembangkan diri mereka. Teknik dasar seni peran tersebut diantaranya adalah:

1. Teknik Olah Pikiran

Mengolah pikiran dapat membantu pemain untuk menjiwai suatu peran dalam cerita. Teknik dasar seni peran pertama dapat dilatih dengan cara seperti berikut:

  • Mengolah pikiran dari jiwa : Teknik ini memisahkan pikiran dengan perasaan dan emosi yang dialami.
    Mengolah pikiran dengan mengingat tokoh – Mengingat semua tentang peran yang akan dimainkan dan dimaknai dengan lebih dalam.
  • Mengolah pikiran dengan indra manusia : Menggunakan kelima indra manusia untuk merasakan setiap unsur kehidupan yang ada. Mendapatkan esensi dari yang dapat dirasakan seperti mencium wangi sedap, mendengar jeritan, disentuh kekasih, bernyanyi, dan sebagainya.

Mempunyai imajinasi terhadap karakter yang dimainkan dan posisi karakter berada akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengolah pikiran.

2. Teknik Olah Suara

Mengolah suara dapat membantu untuk memberikan karakter yang lebih baik dengan pemberian intonasi dalam pengucapan. Membawa intonasi yang tinggi saat karakter sedang marah dapat membuat penonton merasakan amarah yang dikeluarkan. Menggunakan suara yang tersendu-sendu saat menangis akan mengundang rasa simpati. Hal yang harus diolah dalam suara adalah:

  • Ucapan kata harus jelas : Jelasnya ucapan dapat membuat penonton mengerti apa yang diucapkan oleh pemeran. Selain itu sebagai kejelasan kepada pemain lainnya untuk melakukan aksi selanjutnya.
  • Ucapan kata mempunyai tekanan yang bisa dimainkan : Adanya penekanan atau intonasi kata dalam suatu kalimat dapat membuat penonton merasakan emosi.
  • Ucapan kata mempunyai volume suara yang tepat : Suara yang bervolume tepat membuat situasi menjadi lebih nyata. Teriakan memerlukan suara yang kencang, berbeda dengan saat menangis yang mengeluarkan suara pelan.

Berikut ini cara berlatih olah suara :

  • Melatih kejelasan ucapan

Melakukan naskah drama dengan cara berbisik dengan lawan main dan melatih pengucapan kata yang susah berulang kali. Selain itu juga membaca naskah drama dengan tempo yang bervariasi.

  • Melatih tekanan ucapan

Tekanan Dinamik : Merupakan keras dan pelannya suatu ucapan. Penggambaran isi pikiran dan perasaan dapat diperjelas melalui tekanan ini. Seperti contohnya “Saya suka BINATANG ayam”, menandakan karakter tersebut menyukai ayam sebagai binatang, bukan sebagai sumber makanan.

Tekanan Tempo : Tempo digunakan untuk mengatur lambat dan cepatnya suatu percakapan. Sebagai contohnya karakter yang dalam situasi ria akan mengeluarkan tempo dengan lebih cepat daripada biasanya.

Tekanan Nada : Melatih intonasi nada dapat membuat karakter tersebut memasuki situasi yang dihadapinya.

  • Melatih volume ucapan

Mengatur suara dari pembacaan naskah menjadi dasar dalam berperan. Cara melatih volume dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan bantuan seseorang untuk mendengar lalu mencoba berbagai volume untuk jarak yang bervariasi. Tujuan dari latihan ini adalah menentukan apakah volume sudah jelas atau tidak, menggambarkan suasana, dan wajar? Cara lain adalah latihan menggumam. Menggumam harus jelas dan stabil, lancar dengan menggunakan imajinasi.

Artikel terkait:

3. Teknik Olah Tubuh

Memainkan sebuah karakter tidak hanya menggunakan suara tapi juga menggunakan tubuh. Menggerakan tubuh menggabungkan pikiran dan emosi yang dialami oleh karakter. Seorang pemeran yang profesional dapat menirukan mimik gerakan dan berubah menjadi orang lain saat diminta. Cara mengolah tubuh dapat dengan memperhatikan lingkungan sekitar yang terjadi secara natural. Memperhatikan gestur tubuh seseorang ketika mengalami sesuatu atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika ia mempunyai emosi tertentu.

Teknik mengolah tubuh terdiri dari beberapa cara untuk melatih tubuh sesuai dengan anggota tubuhnya. Beberapa cara melatih anggota tubuh yaitu

  • Melatih kepala dan Leher

Terdapat 4 langkah untuk melatih kepala dan leher, yaitu:

  1. Menjatuhkan kepala ke depan lalu ayunkan kiri dan ke kanan
  2. Menjatuhkan kepala ke arah kanan lalu ayunkan ke kiri melalui bagian depan, setelah itu diayunkan kembali ke kenan melewati bagian belakang.
  3. Melatih bahu dengan cara yang sama dengan sebelumnya
  4. Melakukan gerakan bersamaan dengan kaki dan tangan yang gerakannya variasi.
  • Melatih Tubuh Bagian Atas

Berguna untuk membuat tubuh menjadi lebih lentur dan siap melakukan hal yang dilakukan karakter dalam peran. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri dengan merenggangkan kaki sekitar 60 sentimeter
  2. Menekuk lutut sedikit lalu mencondongkan kedua tubuh kedepan
  3. Tubuh dibiarkan posisi seperti itu untuk beberapa saat
  4. Lalu menegakkan tumbuh kembali hingga lurus
  5. Ulangi dengan arah yang berbeda (kiri, kanan, belakang)
  • Melatih pinggul, lutut, dan kaki

Berguna untuk melatih pergerakan dan melenturkan bagian bawah tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri tegak serta kaki rapat, menekuk lutut lalu kembali tegak
  2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain lurus ke depan. Menekuk lutut lalu kembali tegak. Dilakukan sebaliknya.
  3. Memutar lutut ke kiri dan kanan dan buat gerakan variasi pada lutut.
  • Melatih seluruh batang tubuh

Bergna untuk melatih pergerakan tubuh secara menyeluruh dan melenturkan tubuh. Cara melatihnya adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri tegap, angkat tangan ke atas, lalu loncat dan meregangkan diri. Setelah itu merapatkan kembali tubuh secara pelan-pelan sambil mendarat.
  2. Menggoyangkan seluruh tangan dan kaki ketika di udara.

Setelah melatih anggota tubuh, teknik dasar seni peran juga terdapat cara untuk melatih gerakan berjalan, berlari, dan meloncat. Gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter peran yang dimainkan.

Artikel terkait:

Menurut Bolelawski ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik dasar dalam seni peran, yaitu sebagai berikut:

  • Fokus / Konsentrasi

Konsentrasi diperlukan untuk tetap fokus terhadap karakter yang akan diperankan di dalam cerita. Karakter dalam cerita dapat dipelajari lebih lanjut dengan masuk kedalam karakter tersebut dengan konsentrasi. Tujuan fokus adalah mengubah karakter diri pemain menjadi karakter cerita.

  • Emosi

Ingatan emosi sangat berpengaruh untuk memerankan sebuah peran. Mengingat suatu kejadian dalam hidup kita yang sejenis dirasakan oleh karakter yang diperankan dapat membuat karakter semakin hidup. Menyalurkan ekspresi yang dirasakan dari ingatan tersebut dari ingatan membuat ekspresi menjadi lebih natural. Contohnya adalah mengingat lucunya lelucon yang diberikan pelawak pada saat datang ke acara stand-up comedy.

  • Laku Dramatis

Merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan ekspresi dan emosi. Hal ini dapat dibantu dengan perasaan yang didapat dari ingatan emosi yang dijelaskan sebelumnya. Mendapatkan laku dramatis yang baik dapat dilakukan dengan cara melatih diri berkali kali hingga bisa. Contohnya adalah menggunakan ingatan lucunya lelucon seseorang dan menggunakan emosi tersebut untuk tertawa.

  • Pembangunan Watak

Aktor atau aktris profesional harus mendapatkan esensi dari karakter yang diperan dengan baik. Aktor atau aktris harus bisa memerankan karakter fiktif tanpa menyematkan karakter pribadi mereka sedikitpun. Segala hal mulai dari gerakan, gesture, bahkan hingga cara berpikir dan melakukan segala sesuatu berpengaruh dalam membangun watak.

  • Observasi

Merupakan teknik dasar yang menjadi alternatif lain apabila melakukan konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatis, dan pembangunan watak sulit. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter yang akan diperankan. Cara melakukan observasi adalah dengan mengamati baik-baik dan mencari informasi mengenai karakter tersebut.

  • Irama dan Tempo

Penggunaan irama dan tempo dibuat untuk membawa penonton masuk kedalam situasi yang ada didalam cerita. Irama musik menjadi pengiring untuk mendapatkan suasana hidup dalam cerita, membuat cerita menjadi lebih berwarna dan tidak membosankan. Pada umumnya ada tiga bahan yang harus dilatih pemeran, yaitu:

Mimik : Pernyataan atau perubahan gerak-gerik mata, mulut, bibir, hidung, atau kening.
Gestur : Cara bersikap dengan menggerakan anggota tubuh.
Vokal : Memainkan suara dan intonasi dalam berbicara.