Tari Beksan Wireng dan Penjelasannya

Dear readers. Kali ini saya akan kembali memaparkan tarian yang berasal dari kota Solo ini. Tetapi sebelumnya saya akan membahas terlebih dahulu pariwisata apa saja yang ada di daerah ini, mungkin bisa jadi bahan referensi tempat wisata jika berada di kota ini. seni musik tradisional dan seni tari yang dimiliki amat memukau.

Solo kota yang juga dikenal sebagai area tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang berasal dari luar daerah.  Umumnya jika para wisatawan yang berlibur ke Surakarta pasti akan ke Yogyakarta juga, begitu pun sebaliknya. Tempat wisata utama di kota ini adalah Keraton Surakarta, Pura Mangkunegara dan desa-desa batik beserta pasar-pasar tradisional. contoh seni batik ada beragam dan memukau.

Di kota ini  juga tersedia beberapa citywalk yang diperuntukkan pejalan kaki dan pengendara sepeda, salah satunya di koridor Ngarsopuro sepanjang Jalan Slamet Riyadi, sepanjang 6-7 km dan lebarnya 3 m. Dan ada juga di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan yang memiliki macam macam aliran seni lukis.

Pengertian Tari Beksan Wireng

Beksan Wireng sendiri berasal dari kata Wira (perwira) dan ‘Aeng’ yakni prajurit yang unggul. Yang merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kasutanan Surakarta atau Solo. Yang dibawakan oleh dua orang penari laki-laki yang berpasangan yang merupakan contoh tari berpasangan.

Tarian ini hanya menceritakan olah keprajuritan dan tidak mempunyai cerita tertentu. Tarian ini diciptakan oleh Prabu Amiluhur dengan tujuan agar sang putra beliau aktif dalam mengolah keprajuritan dengan memanfaatkan persenjataan perang serta cinta kepada negeri. Dalam menari penari membawa sebuah tombak dan tameng yang mencerminkan gagah dan perkasa seperti seni bangunan Indonesia.

Tari Beksan Wireng yang terdapat di beberapa karya sastra

  • Beksan Wireng dalam Serat Sastrawiruda

Serat Sastrawiruda merupakan karya sastra jawa berhuruf Jawa yang diterjemahkan oleh Kamajaya, yang berisikan wawancara Kanjeng Pangeran Arya Kusumadilaga (seorang dalang yang ahli dalam wayang pura) dan muridnya yang bernama Mas Sastramiruda. Tarian ini menitik beratkan pada keterampilan dalam memainkan keris dan andhadap (menari dan memegang perisai) diiringi oleh Gamelan Slendro.

  • Beksan Wireng dalam Weddataya

Di dalam serat Weddataya (10 November 1923), hasil cipta pakepalan (kelompok) di Surakarta, yang isinya ialah struktur tari (urutan sekaran atau gerakan), nama gerakan dan juga maknanya.

  • Beksan Wireng dalam Kridhwayangga

Asal mula tari ini banyak yang mengaitkan kepada masa Kediri.  Pada serat Chentini dan Serat Kridhwayangga, Panji Inukertapati yang mempunyai gelar  Prabu Suryamisesa, namun di dalam Serat Centhini menyebutnya Suryawisesa. Dikenal karena kemahiran dalam menari, suara merdunya saat bernyanyi, ahli dalam gamelan, dan pandai ketika bercerita. Saat beliau memerintah di tahun 1145, masyarakat mulai mempelajari dan memahami tari dan lagu.

Ciri-ciri Tari Beksan Wireng

  • Dipertunjukkan dengan dua pasangan laki-laki
  • Wujud tarian sama
  • Di dalam tarian tidak mengambil cerita seperti tarian lainnya
  • Gaya pakaian sama
  • Tidak memakai lagu sampak atau srepeg, hanya saja irama atau temponya kencang karena perangnya tanding
  • Instrumennya satu atau dua, dimana gendhing landrang lalu dilanjutkan gendhing ketawang
  • Karena ini hanya tarian maka tidak ada yang menang ataupun kalah dan mati

Perkembangannya

Seiring perkembangan waktu, tari ini dibagi menjadi enam jenis, yakni :

  • Panji Sepuh
  • Panju Anem
  • Dhadap Kanoman
  • Jemparing Ageng
  • Lhawung Ageng
  • Dhadap Kereta

Sekian pemaparan saya mengenai  Tari Beksan Wireng ini. Semoga para readers dapat menambahkan wawasannya mengenai tari tradisional yang ada di Indonesia setelah membaca artikel ini. Serta jangan lupa ya untuk terus update mengenai topik –topik terhangat lainnya. Salam hangat kepada readers semua dan selamat siang.