Tari Tempurung

Yang ada dalam pikiran kita apabila mendengar kata Minangkabau dan kesenian suku Minangkabau pasti tertuju pada masakan padang,tidak hanya jenis makanan nya saja yang begitu lezat dan beraneka ragam,kesenian yang ada di minangkabau ini juga beraneka ragam nya.

Tari-tarian dari daerah minangkabau ini sering digunakan dalam acara pernikahan dan acara-acara lainnya.Tari yang berasal dari Sumatera Barat ini tidak hanya ditampilkan oleh kaum permepuan saja tetapi juga kaum laki-laki sebagai adat istiadat suku Minangkabau.Apabila dilihat dari gerakannya,tarian asal minangkabau ini mempunyai cirri-ciri,yaitu menghentak,cepat,keras dan juga dinamis.

Munculnya tarian minangkabau ini karena kebiasaan masyarakat minangkabau yang kehidupan nya yang saling hormat menghormati. Dalam acara pernikahan untuk memberikan penghormatan kepada tamu-tamu yang hadir dengan tarian minangkabau ini.Tari yang berasal dari Sumatera Barat ini sudah dipengaruhi oleh etnis mentawai dan etnis minangkabau.

1. Diiringi dengan Alat Musik Rabab

Ada beberapa jenis tarian yang berasal dari daerah minangkabau ini yakni kebudayaan suku Minangkabau, diantaranya yaitu : Tari Payung,Tari piring,Tari Indang,dan Tari Tempurung.Untuk kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai Tari Tempurung atau yang dikenal dengan sebutan Rabab.

Apa sih yang disebut Rabab ? Rabab adalah alat musik yang terbuat dari tempurung kelapa,yang cara memainkannya dengan cara digesek.Bermula dari rabab inilah bakat musik seseorang dapat muncul. Tetapi banyak cerita dari berbagai Negara atau lebih dikenal dengan sebutan Kaba.

Kesenian Rabab inilah yang merupakan salah satu dari kebudayaan yang berasal dari daerah Minangkabau.Tarian Rabab ini sudah menyebar kesuatu komuntias dimana komunitas tersebut mempunyai jenis dan spesifikasi khusus. Rabab ini terdiri dari beberapa jenis,yaitu Rabab Piaman, Rabab Passie, dan Rabab Darek. Yang mana jenis Rabab tersebut sudah berkembang dan mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

2. Memiliki Pengaruh dari Penjajah Portugis

Tari Rabab Darek ini adalah tarian yang tumbuh dan juga berkembang dari daerah asalnya yaitu daerah darek Minangkabau,yang terdiri dari luhak nan tigo,sedangkan di daerah pesisir barat Minangkabau tarian yang berkembang dikenal dengan Rabab Piaman,

daerah yang diliputi yaitu tepian pantai (pesisir).Menurut geohistorisnya wilayah kebudayaan yang ada di Minangkabau dapat diklasifikasikan yaitu daerah-daerah Rantau Parsia yang mencakup wilayah yang sangat luas.dan disinilah dimulainya perkembangan Rabab Pasisia.Rabab Pasisia ini apabila dilihat dari jenis pertunjukannya mempunyai cirri khas dan spesifikasi khusus,dimana berbeda dengan Rabab.Rabab yang lainnya.

Apabila dilihat dari historisnya,kesenian Rabab ini mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh Portugis yang apabila dilihat dari alat yang digunakan mirip,seperti menggunakan alat musik biola.Pengaruh dari kebudayaan Portugis ini masuk dibawa ke Indonesia mulai abad ke XVI,dibawa melalui perairan bagian barat Sumatera.

3. Macam Gerak Tarian

Mulai Tahun 1970 sampai Tahun 1980 Tari Tempurung ini sudah dikenal sampai ke Luar Negeri Ayei Dingin Padang Sibusuk.Tetapi oleh Muhammad Ali sudah dikenal sejak Tahun 1952,pada Tahun 1990 sampai saat ini masyarakat Kanagarian Batu Manjulur sudah mulai jarang menarikan tarian ini. Bagi masyarakat manjulur tarian ini digunakan untuk mengumpulkan masyarakat batu manjulur sebagai media komunikasi mereka,dan tarian tersebut juga digunakan untuk sarana hiburan.

Macam gerak dari tarian ini terdiri dari empat macam, sesuai dengan namanya tari tempurung property yang digunakan yaitu tempurung. Pada sekitar tahun 2010 alat musik yang digunakan dalam tari tempurung ini sudah mengalami perubahan. Untuk pakaian adat yang digunakan dalam tari tempurung ini pakaian adat minang kabau berwarna hitam.

Pementasan tari tempurung ini biasanya diadakan di tanah lapang,dan para penari tidak memakai tata rias.Semakin berkembangnya zaman masyarakat batu manjulur sudah tidak mempopulerkan tarian ini,karena sudah tidak ada minat dari generasi muda terhadap tarian ini,karena dilihat dari segi gerak dan musiknya yang monoton.Tetapi alangkah baiknya kita sebagai generasi muda harus tetap bisa menjaga kebudayaan yang ada di Negara kita ini. karena apabila bukan kita yang menjaga dan melestarikannya siapa lagi.