Kerajinan Tangan dari Sumatera Utara dan Penjelasannya

Sumatera Utara menyimpan begitu banyak keindahan alam yang menawan. Oleh karena itu banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang mengunjungi Sumatera Utara untuk melihat langsung keindahan alamnya.

Salah satu wisata alam yang terkenal ialah istana Maimun yang saat ini sudah menjadi ikon kota Medan, Sumatera Utara adalah sebuah peninggalan Kerajaan Deli. Sejak tahun 1946, istana ini dihuni oleh ahli waris kesultanan Deli.

Istana seluas lebih dari 2,700 meter ini memiliki lebih dari 30 buah ruangan dengan desain interior yang merupakan perpaduan budaya Melayu, Islam, Itali, Spanyol, dan Italia.

Selain berfoto-foto di bangunan bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat-lihat koleksi perabotan Belanda kuno, koleksi foto-foto kelaurga sultan, dan koleksi macam-macam senjata. Berlokasi di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kecamatan Medan Maimun, Medan.

Selain terkenal dengan keindahan alam dan Istana Maimunnya, Sumatera Utara juga memiliki beberapa kerajinan tangan. Diantaranya ialah :

1.Kain Ulos

Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi: “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong”, yang artinya jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama. kerajinan tangan dari sulawesi selatan bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

Beberapa jenis ulos yang dikenal dalam adat Batak adalah sebagai berikut:

  • Ulos Ragidup

Ragi berarti corak, dan Ragidup berarti lambang kehidupan. Dinamakan demikian karena warna, lukisan serta coraknya memberi kesan seolah-olah ulos ini benar-benar hidup. Ulos jenis ini adalah yang tertinggi kelasnya dan sangat sulit pembuatannya.

Ulos ini terdiri atas tiga bagian dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bagian tengah yang ditenun tersendiri dengan sangat rumit. Ulos Rangidup bisa ditemukan di setiap rumah tangga suku batak di daerah-daerah yang masih kental adat bataknya. Karena dalam upacara adat perkimpoian, ulos ini diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada ibu pengantin lelaki.

  • Ulos Ragihotang

Hotang berarti rotan, ulos jenis ini juga termasuk berkelas tinggi, namun cara pembuatannya tidak serumit ulos Ragidup. Dalam upacara kematian, ulos ini dipakai untuk mengafani jenazah atau untuk membungkus tulang belulang dalam upacara penguburan kedua kalinya.

2. Bunga Bale

Bunga Bale adalah rangkaian bunga yang memiliki wadah/tempat untuk menaruh telur, disebut juga bunga telur. Satu set bunga bale umumnya terdiri dari 10 tangkai bunga telur, 10 tangkai bendera khas motif, 1 bunga tengah/utama, berwarna kuning keemasan, ciri khas melayu.

Rangkaian bunga tersebut diletakkan di wadah Bale kayu bermotif ukir kuning keemasan. Biasanya di dalam Bale kayu tersebut ditaruh Nasi kuning dan Ayam Panggang. kerajinan tangan dari lampung bisa anda jadikan sebagai informasi tambahan.

3. Songket

Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau. Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti “mengait” atau “mencungkil”. Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.

Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’.

Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala.

Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu.

Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.

Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat.

Motif ini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.