Dilihat dari segi waktunya, seni dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu seni tradisional, seni modern, seni posmodern dan seni kontemporer. Pengertian seni kontemporer seringkali rancu dengan seni modern maupun posmodern. Seni kontemporer dapat dipahami sebagai seni kekinian yang dimulai sekitar abad ke-19an. Sedangkan seni modern dan posmodern muncul sebelum seni kontemporer yang waktunya berdekatan. Perbedaan mencolok diantara ketiga jenis seni ini adalah gagasan yang ditawarkannya.
Menurut pandangan seni modern, seni dapat menyediakan jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi manusia pada saat itu seperti krisis ekonomi akibat perang dunia I dan II. Pandangan ini kemudian mulai memudar. Selanjutnya muncul seni posmodern. Posmodernisme menolak pandangan bahwa seni dapat menyediakan makna. Menurut mereka jika hidup saja tidak memiliki makna, apalagi seni. Selanjutnya munculah gerakan seni kontemporer yang akan dibahas dalam tulisan ini. Seni kontemporer lebih berfokus kepada aspek bagaimana seni itu dibentuk, ketimbang apa yang dibentuk. Ide dan konsep yang ada di balik karya seni juga menjadi perhatian seni kontemporer, dibanding bahan yang digunakan serta tingkat keahlian si pembuat karya seni. Untuk dapat lebih memahaminya, berikut adalah contoh seni kontemporer.
1. Andreas Gursky, Rhine II, 1999
Rhine II adalah salah satu karya fotografer asal Jerman yaitu Andreas Gursky. Ukurannya sangat besar yaitu 12 kaki panjangnya dan 7 kaki tingginya. Namun untuk karya yang ukurannya sebesar ini, Rhine II terbilang sederhana. Gursky melakukan manipulasi digital pada karyanya ini yang kemudian memunculkan diskusi publik mengenai kedudukan seni fotografi yang setara dengan seni lukis. Rhine II nampaknya juga telah mengubah paradigma akan seni publik yang sebelumnya belum pernah menggunakan skala dan detail seperti itu. Dapat dikatakan kalau Rhine II adalah karya yang penuh teka-teki sekaligus tidak mudah untuk dilupakan. Rhine II adalah karya fotografi yang indah yang mampu menangkap potensi pria abad 20 dan dengan kemampuannya dapat mengubah kembali dunia ke dalam bentuk yang ia inginkan.
2. Olafur Eliasson, The weather project, 2003
The Weather Project merupakan karya seni instalasi yang dibuat oleh Olafur Eliasson, seorang seniman keturunan Denmark-Islandia. Ia memanfaatkan seluruh isi ruangan secara efektif untuk membuat seni instalasinya ini. The Weather Project dikenal sebagai salah satu karya instalasi yang terbesar hingga saat ini. Namun terdapat beberapa kritik yang dilancarkan terhadap karya ini. Salah satunya yaitu ada yang membanding-bandingkan seni instalasi ini dengan taman hiburan.
3. Rachel Harrison, Huffy Howler, 2004
Rachel Harrison adalah seorang pematung. Huffy Howler (sepeda) adalah salah satu karyanya yang fenomenal. Karyanya ini tersusun dari benda-benda yang nampaknya hampir mirip dengan sampah atau tidak berharga seperti kerikil, tas tangan dan klip pengikat. Namun Rachel secara cerdas mampu menyatukan komponen-komponen ini menjadi satu kesatuan yang kokoh. Karyanya ini telah mendapat predikat ‘kompleks’ atau rumit.
4. Kehinde Wiley, Napoleon Leading the Army over the Alps, 2005
Kehinde Wiley adalah seorang pelukis yang karya-karyanya seringkali kontroversial. Salah satunya yaitu lukisan Napoleon Leading the Army over the Alps atau yang dalam bahasa Indonesianya ‘Napoleon Memimpin Pasukannya Menuju Pegunungan Alpen’. Ia selalu mempertanyakan sejarah kesenian Barat yang selalu mengesampingkan peran inferior seperti ras kulit hitam dan kulit cokelat dalam karya seni. Ia menolak gagasan ini lewat karyanya yang menjadikan figur inferior sebagai tokoh utama yang diletakkan di tengah atau depan lukisan.
5. Vik Muniz, Marat (Sebastião), 2008
Contoh seni kontemporer lainnya adalah lukisan Muniz yang bernama Marat. Muniz mendapatkan inspirasi melukisnya dari tempat sampah terbesar di Brazil yaitu Jardim Gramacho. Oleh karena itu karyanya dinamakan lukisan sampah (picture of garbage). Karyanya memunculkan pertanyaan pada seni kontemporer khususnya dalam hal etika. Lukisannya telah memasuki ranah yang terpinggirkan atau termajinalkan seperti masyarakat miskin, sampah dan lainnya. Seniman kontemporer memang punya keterlibatan sosial pada saat itu. Karya Muniz ini juga dinilai sebagai karya seni politis karena menyediakan kritik halus kepada pemerintahan.
6. Ai Weiwei, Remembering, 2009
Pada 12 Mei 2009, daerah Sichuan di provisi Barat Cina diguncang oleh gempa berkekuatan 7,6 skala ritcher. Gempa tersebut menewaskan ribuan pelajar muda. Gedung tempat belajar para pelajar ini rapuh dan tidak memenuhi standar gedung sekolah di Cina pada tahun itu. Namun pemerintah tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut akan hal ini. Seorang seniman Cina bernama Ai Weiwei tergerak untuk bertindak. Ia membuat seni instalasi pada bagian depan bangunan Haus Der Kunst. Sebagian besar material penyusun seni instalasinya ini adalah tas ransel yang jumlahnya sekitar 9000 tas. Tas ini kemudian diatur sedemikian rupa hingga membentuk kalimat dari aksara mandarin yang artinya ‘Dia hidup bahagian di dunia ini selama tujuh tahun’. Karyanya ini kemudian diberi nama remembering.
Itulah contoh seni kontemporer beserta penjelasannya. Contoh-contoh yang telah disebutkan di atas adalah seni lukis, patung dan instalasi. Karya seni tersebut dapat dikatakan sebagai karya seni kontemporer karena selain penciptanya masih hidup dan diciptakan pada masa kini, di dalam karya seni ini juga terkandung pesan-pesan yang ingin disampaikan, baik itu pesan sosial, politik ataupun yang lainnya. Material yang digunakan untuk pembuatan karya seni ini juga beragam. Ini merupakan karakteristik dari karya seni kontemporer. Selain seni rupa ini, dalam cabang seni musik juga dikenal seni musik kontemporer. dalam pengertian seni musik kontemporer, contoh dari seni musik kontemporer adalah beberapa lagu yang populer saat ini