Bila mendengar kata desain arsitektur, yang terbayang adalah sebuah seni yang membahas khusus tentang perancangan bangunan. Padahal, desain arsitektur sendiri merupakan cabang seni rupa yang ruang lingkupnya cukup luas. Artikel kali ini akan membahas desain arsitektur mulai dari pengertian, ruang lingkup, sejarah, dan prinsipnya.
1. Pengertian Desain Arsitektur
Desain arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk menyatakan imajinasi dan ilmu mereka ke dalam suatu rancangan bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan di suatu lingkungan, baik mikro maupun makro. Di tingkat mikro, desain interior mencakup masalah desain bangunan, desain perabot, dan desain produk. Di tingkat makro, desain arsitektur mencakup masalah perencanaan, kota, perencanaan perkotaan, dan dan arsitektur lanskap. Arsitektur juga termasuk ke dalam seni rupa terapan.
2. Ruang Lingkup Desain Arsitektur
Dalam bukunya yang berjudul De Architectura, Vitruvius menyatakan bahwa bangunan yang baik haruslah mempunyai tiga unsur, yaitu keindahan (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan (utilitas). Ketiga unsur tersebut merupakan unsur yang seimbang dan terikat satu sama lain.
Selain itu, Vitruvius juga mengatakan bahwa arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya serta dilengkapi dengan proses belajar. Karya-karya yang dihasilkan arsitektur merupakan suatu karya seni. Vitruvius juga mengatakan bahwa seorang arsitek harus fasih dalam ilmu-ilmu pengetahuan lain, seperti musik, astronomi, filsafat, dan sebagainya. Diantara semua ilmu tersebut, ilmu filsafat dianggap sebagai ilmu yang tepat dalam melakukan pendekatan arsitektur.
3. Sejarah Desain Arsitektur
Jenis seni rupa 3 dimensi ini terlahir dari adanya kebutuhan manusia akan suatu kondisi lingkungan yang kondusif, aman, nyaman, dan sebagainya. Selain itu, arsitektur juga terlahir berkat cara manusia dalam memanfaatkan bahan bangunan serta kecanggihan teknologi konstruksi atau bangunan. Arsitektur sendiri sudah ada sejak zaman primitif atau purba. Umumnya, arsitektur di zaman tersebut berupa bebatuan yang disusun berkeliling. Stonehange yang ada di Inggris bagian selatan adalah contoh arsitektur purba yang masih ada hingga saat ini. Arsitektur pun juga belum dianggap keterampilan saat itu. Selain itu, pekerja arsitek juga tidak dianggap orang penting saat itu. Mereka hanya dianggap sebagai penerus tradisi dalam pembangunan. Kemajuan teknologi dan pengetahuan akhirnya memicu manusia untuk berimprovisasi atau meniru terutama di ranah arsitektur.
Arsitektur yang semula hanya susunan bebatuan pun perlahan menjadi sebuah bangunan rumah. Bangunan rumah yang dirancang saat itu hanyalah sebatas rumah pemukiman yang sederhana. Seiring waktu, bentuk dan tipologi bangunan pun kian lama kian rumit. Banyak sekali bangunan yang terbentuk dari kerumitan-kerumitan tersebut, seperti sekolah, rumah sakit, tempat rekreasi dan sebagainya. Perkembangan ini pun juga beriringan dengan bermunculannya karya tulis yang berhubungan dengan arsitektur. De Architecture karya Vitruvius adalah salah satu diantaranya.
Di zaman purba hingga Abad Pertengahan Eropa, pekerjaan arsitektur masih dilakukan secara kolektif, dalam artian dilakukan oleh sejumlah ahli dibidang kearsitekturan. Di masa pencerahan, pekerjaan arsitek pun dilakukan secara individual yang dikenal sebagai arsitektur. Lenaordo Da Vinci adalah salah satu arsitek di abad Pencerahan atau Rennaissance.
Kini, arsitektur dikerjakan kembali secara kolektif oleh sejumlah ahli dibidangnya. Hal ini terjadi karena tingkat kerumitan sebuah bangunan kian bertambah. Meski begitu, pekerjaan arsitektur yang dipercayakan oleh seorang arsitek saja masih tetap diminati.
Prinsip Desain Arsitektur
Secara keseluruhan, prinsip desain arsitektur mempunyai kemiripan yang hampir sama dengan prinsip-prinsip seni rupa. Untuk lebih lengkapnya, berikut 7 prinsip desain arsitektur:
1. Keseimbangan atau Balance
Dalam prinsip ini, sebuah bangunan mesti seimbang dalam hal proporsi agar bangunan tersebut enak untuk dilihat. Terdapat dua model dalam prinsip keseimbangan, yaitu simetris dan asimetris. Simetris adalah proporsi atau ukuran bangunan yang seimbang, misalnya sisi kiri bangunan seimbang dengan sisi kanan bangunan. Sementara itu, asimetris adalah sisi ketidakseimbangan dalam sebuah bangunan. Misalnya saja sisi kiri bangunan yang terlalu miring dibanding siis kanan bangunan.
2. Irama
Irama merupakan unsur yang dapat menggugah emosi manusia. Pembentukan irama bisa dilakukan dengan memberikan suatu pola yang dimasukkan secara berulang. Misalnya, penambahan pola garis-garis yang berulang pada suatu interior rumah. Irama sendiri terbagi atas irama statis dan irama dinamis. Irama statis adalah pengulangan pola yang datar. Misalnya saja pola garis-garis yang digunakan secara berulang-ulang di dalam interior rumah. Irama dinamis merupakan irama yang terbentuk secara tidak berulang atau variatif. Misalnya pola garis-garis sebuah interior rumah yang diselingi dengan pola polkadot.
3. Tekanan atau Point Of Interest
Tekanan merupakan fokus utama dalam suatu rancangan arsitektur. Tekanan ini merupakan bagian yang paling menonjol dan yang paling terlihat oleh mata saat dipandang. Bagian yang menjadi tekanan tersebut biasanya mempunyai sesuatu yang menonjol atau mencolok, seperti warna atau bentuknya.
4. Skala
Skala adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta dengan hal-hal disekitarnya. Sakal terbagi atas skala monumental, skala manusiawi, dan skala mencekam. Skala monumental adalah sebuah hubungan anara bangunan dengan momen peristiwa tertentu. Monumen Tsunami Aceh adalah salah satu contohnya. Bangunan tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa Tsunami Aceh beberapa tahun yang lalu. Skala manusiawi adalah hubungan bangunan dengan unsur-unsur kebudayaan manusia. Skala mencekam adalah hubungan bangunan dengan peristiwa alam yang mencekam, seperti gurun, laut, dan sebagainya.
5. Proporsi
Menurut Vitruvius, proporsi adalah suatu prinsip yang berkaitan dengan hubungan suatu unsur ukuran terkecil dengan unsur ukuran terbesar. Proporsi merupakan hasil perhitungan yang rasional dan terjadi jika dua perbandingan unsur tersebut sama besar. Penyesuaian ukuran dan bentuk pintu dengan ukuran bangunan adalah contoh dari perhitungan berdasarkan proporsi.
6. Urutan atau Sequent
Prinsip ini merupakan urutan dari komposisi ruang yang disusun agar menimbulkan kenyamanan bagi orang yang hendak memasuki atau menghuni ruangan tersebut. Pada umumnya, ruang terbagi atas Ruang Publik, Privat, Servis, dan Semi Publik. Dalam prinsip urutan, 4 jenis ruang itu diurutkan dari ruang Publik, lalu Semi Publik, lalu terakhir baru ruang Privat. Prinsip ini diterapkan untuk membimbing orang dalam memasuki ruangan tersebut dimulai dari ruang paling umum hingga yang paling privat atau personal.
7. Kesatuan atau Unity
Kesatuan adalah perpaduan antara satu unsur dengan unsur lainnya, entah itu unsur dalam bangunan maupun unsur lingkungan sekitar. Semua unsur itu saling menyatu dan tidak mendominasi satu sama lain. Cara menyusun suatu kesatuan adalah dengan menentukan tema desain sejak awal. Tema desain akan memandu unsur-unsur tersebut sekaligus menjadi roh bagi suatu arsitektur.
Demikian penjelasan desain interior mulai dari pengertian, ruang lingkup, sejarah, dan prinsipnya. Semoga bermanfaat.