Bagi sobat yang lahir di dalam suku Jawa, pastinya sangat mengetahui banyaknya adat istiadat yang ada di dalam suku sobat tersebut. Salah satunya adalah adat istiadat saat terjadi kehamilan.
Kehamilan adalah masa-masa yang tidak terlupakan oleh seorang ibu, di dalam adat Jawa terdapat beberapa upacara saat prosesi kehamilan yang sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang.
Lantas apakah sobat sudah mengetahui apa saja upacara-upacara adat saat kehamilan tersebut? Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit ulasan mengenai adat istiadat suku Jawa saat kehamilan.
Menurutkamus besar bahasa Indonesia, adat di definisikan sebagai aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dulu kala. Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu kesatuan atau sistem. tradisi nyiar lumar di ciamis bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
Sementara istiadat di definisikan sebagai adat kebiasaan. Dengan demikian, adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) di dalam masyarakat. Salah satu contoh adalah adat istiadat suku Jawa saat kehamilan. Berikut adalah sedikit ulasan mengenai adat istiadat suku Jawa saat kehamilan, antara lain:
1.Upacara tiga (neloni) atau empat (ngupati) bulanan
Adat istiadat suku Jawa saat kehamilan yang pertama yaitu saat usia kehamilan atau janin menginjak tiga bulan. Maka orang Jawa akan melakukan sebuah upacara untuk memperingati usia kandungan yang sudah menginjak tiga bulan (neloni) atau empat bulan (ngupati).
Namun, hendak disadari bahwa saat melakukan upacara neloni ataupun ngupati hendaknya dilandasi oleh beberapa hal,diantaranya sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada Allah karena telah dipercaya berupa amanah seorang anak. Dalam pelaksanaan upacara neloni atau ngupati, hendaknya juga diisi dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran. macam permainan tradisional anak anak bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.
2. Upacara tingkeban atau mitoni
Adat istiadat suku Jawa saat kehamilan yang kedua yaitu upacara tingkeban atau mitoni. Mitoni berasal dari kata “pitu” yang berarti tujuh sehingga upacara mitonidilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama.
Dalam pelaksanaan upacara tingkeban atau mitoni, ibu yang sedang hamil tujuh bulan di mandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus. Berikut adalah tata cara melakukan upacara tingkeban:
- Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna memohon doa restu supaya suci lahir dan batin. Setelah siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air di dalam kendi habis, kendi di pecah.
- Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan suatu harapan agar bayi lahir dengan lancar tanpa suatu halangan.
- Berganti nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian yang pertama, yang melambangkan bayi yang akan dilahirkan adalah suci. Adapun nyamping yang dilakukan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motif yang paling sederhana, urutannya sebagai berikut: sidoluhur, sidomukti, truntum, wahyu tumurun, udan riris, sido asih, Lasem sebagai kain dan dringin sebagai kemben.
Nah, demikianlah sedikit ulasan mengenai adat istiadat suku Jawa saat kehamilan yang dapat saya sampaikan dalam artikel yang berhasil saya buat pada kesempatan kali ini.
Terima kasih, karena sobat telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel ini. Semoga saja dengan adanya artikel ini, saya dapat memberikan sedikit manfaat bagi sobat. Dan semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi sobat.
Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati sobat dalam penulisan artikel ini sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentunya pada artikel-artikel saya selanjutnya. Sekian dan Terima kasih.