Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang belum lama berdiri. Provinsi Gorontalo itu sendiri baru berdiri pada tanggal 22 Desember tahun 2000 yang lalu. Namun meski demikian sobat, bukan berarti kebudayaan masyarakat Gorontalo ini menjadi tidak berkembang atau menjadi terbelakang.
Meski Gorontalo tersebut baru berdiri sejak 18 tahun yang lalu, namun suku Gorontalo itu sendiri sudah mendiami hampir semua daerah di Gorontalo tersebut dan memiliki tari datu banawa. Gorontalo dikenal sebagai salah satu provinsi yang memiliki suku dan budaya yang meragam yang masih berkembang hingga saat ini.
Salah satu budaya yang masih ada hingga saat ini adalah seperti pakaian adat dari Gorontalo itu sendiri yang sering digunakan dalam kebudayaan suku Bugis Maksar Sulawesi Selatan. Nah sobat, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Pakaian Adat Gorontalo dan Penjelasannya secara lengkap untuk anda. Yuuk sobat, langsung saja kita simak ulasan berikut ini dengan seksama. Cekdiot
1. Pakaian Adat Gorontalo
Jika berbicara mengenai pakaian adat, tentunya pembahasan kita tidak akan terlepas dari pakaian adat untuk prosesi pernikahan atau untuk unsur unsur pertunjukan musik tradisional. Pakaian adat pernikana Gorontalo tersebut adalah Makuta dna Biliu yang merupakan sepasang pakaian adat Gorontalo yang umum diguanakan pada saat acara perkawinan. Namun untuk ulasan selengkapnya, yuk sobat kita simak ulasan berikut ini.
2. Pakaian Adat Biliu Untuk Mempelai Wanita
Pakaian adat yang digunakna oleh kaum wanita disebut dengan Biliu dan beberapa perlengkapan didalamnya . Antara lain :
- Baju Kurung
Yang paling utama dari pakaian adat Baliu adalah baju kurung yang dipadukan dengan bawahan yang senada. Untuk pemilihan warnanya, biasanya menggunakan warna hijau dan kuning.
- Kecubu
Sebagai pelengkap, wanita juga menggunakan kecubu atau kain dengan hiasan pernik yang dikenakan pada bagian dada wanita tersebut. Kecubu ini melambangkan bahwa wanita harus kuat dalam menghadapi berbagai rintangan dalam rumah tangga.
- Etango
Selain kecubu, maka da pula etango, yakni ikat pinggang bermotif. Etango ini harus melambangkan wanita untuk hidup sederhana.
- Baya Lo Boute
Adapun Baya lo loute ini merupakan ikat kepala untuk rambut wanita yang merupakn lambang mempelai wanita mempuyai hak dan kewajiban sebagai istri.
- Lai Lai
Yakni perlengkapan yang terdapat di ubun-ubun mempelai wanita yakni sejenis bulu unggas atau burung yang berwarna putih. Lai lai ini dijadikan sebagai simbol budi luhur, kesucian, dan keberanian.
- Luobu
Luobu ini merupakan hiasan unik yang digunakan oleh pengantin wanita yakni sebagai hiasan kuku yang berwarna emas. Kuku in sendiri hanya digunakan pada jari manis dan jari kelingking.
- Pakaian Adat Makuta Untuk Mempelai Pria
Pengantin pria Gorontalo menggunakan pakaian adat Makuta. Pakaian ini cenderung mirip dengan Makuta. Berikut ini adalah beberapa kelengakapan dari Makuta tersebut.
- Bako
Bako merupakan kalung yang hampir sama digunakan oleh mempelai wanita, makanya pun sama yakni mengikat keluarga.
- Pasimeni
Pasimeni tersebut merupakan hiasan yang terdapat pada pakaian Makuta. Sentuhan hiasan ini sendiri memiliki makna bahwa adanya kedamaian dan juga keluarga yang harmonis.
- Tudung Makuta
Tudung Makuta ini merupakan penutup kepala yang memiliki bentuk unik seperti bulu unggas. Penutup kepala ini tidak jauh berbeda dari kalung yang digunakan oleh pengantin wanita.
Demikian sobat ulasan yang bisa penulis sajikan untuk and pada postingan kali ini. Terima kasih bagi anda yang sudah berkunjung dan membaca artikel ini. Sampai jumpa diartikel berikutnya. Salam hangat.