Dear readers semua, gimana nih weekendnya kalian semua pada di rumah atau rekreasi nih. Jangan lupa baca basmallah untuk memulai aktifitas hari ini. Pagi ini saya akan memaparkan kembali tarian tradisional Indonesia yang berasal dari Pulau Sumatera kali ini Kota Palembang. Siapa sih yang gak kenal sama kota ini, yang paling dikenal dengan makanan khasnya yaitu pempek. Dan tarian yang akan dibahas yaitu Tari Tanggai.
Pengertian Tari Tanggai
Tari Ranggai merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari macam macam kesenian daerah di Indonesia yakni Kota Palembang yang dipertujukan untuk menyambut tamu yang telah memenuhi undangan. Tari ini sendiri mencerminkan keramahan dan rasa hormat para penduduk Palembang atas kadatangan sang tamu. Di dalam tari ini memiliki sebuah makna tersembunyi yaitu ucapan selamat datang dari orang yang mengadakan acara kepada para sang tamu.
Tari ini merupakan suatu kombinasi antara seni musik tradisional dan gerakan yang lemah lembut dengan busana khas daerah sehingga para penari terlihat lebih cantik. Keluwesan gerak dan lentiknya jemari para penari menggambarkan betapa tulusnya tuan rumah memberikan penghormatan kepada para tamu. Keselaran lagu pengiring yang berjudul “enam bersaudara” dengan kombinasi gerakan gemulai para penari menyimbolkan kehangatan hidup masyarakat Palembang.
Diberi nama Tanggai disebabkan para penari yang menampilkan tarian ini semuanya memakai tanggai yang dipasangkan di delapan jari kecuali jari jempol. Tanggai sendiri terbuat dari perak atau kuningan yang selanjutnya dipasangkan pada ujung jaring tangan. Sebenarnya keindahan serta kekuatan tari ini terletak pada tanggai (kuku palsu) yang dipakai oleh para penarinya. macam macam kerajinan tangan yang terkenal di Indonesia digunakan untuk pelengkapnya.
Asal mula Tari Tanggai
Dahulu kala, tarian ini dipersembahkan kepada Dewa Siwa dengan membawa beberapa sesajen yang berisi aneka jenis bunga dan juga buah. Sebab tarian ini pada masa dulu ialah sebuah tarian yang disucikan dan disakralkan karena fungsinya menjadi pengantar persembahan kepada Dewa-Dewa di dalam kepercayaan agama Buddha dan tidak boleh dimainkan sembarangan karena memiliki fungsi seni pertunjukan bagi masyarakatyang berhubungan dengan religi dan mistis.
Tari yang berasal dari Palembang ini mempunyai banyak persamaan dengan tarian yang ada di China. Hal ini dikarenakan pada zaman dulu di Sumatera Selatan ada sebuah kerajaan yang didirikan oleh para generasi Raja Syailendra yang menganut agama Buddha. Secara tidak langsung tarian ini pun diajarkan, sebab tari ini memliki fungsi sebagai tari pemujaan serta pesembahan dalam agama Buddha.
Gerakan Tari Tanggai
Struktur tarian ini terdiri dari tiga bagian yakni, gerakan awal, gerakan pokok dan gerakan akhir.
- Gerakan awal terdiri dari :
- gerak masuk posisi sembah
- gerak borobudur hormat
- gerak sembah berdiri
- jalan keset
- kecubung berdiri atas kanan
- kecubung atas kiri
- ukur benang
- Gerakan pokok terdiri dari :
- tutur sabda
- sembah duduk
- tabur bunga duduk kanan dan kiri
- memohon duduk kanan
- kecubung duduk kanan dan kiri
- stupa kanan dan kiri
- tutur sabda
- borobudur
- ulur benang
- Gerakan akhir terdiri dari :
- tolak bala berdiri kanan dan kiri
- nyimpang kanan dan kiri
- mendengar berdiri kanan dan kiri
- tumpang tali
- alur benang berdiri kanan dan kiri
- sembah berdiri
- borobudur berdiri
- borobudur terhormat
Pakaian serta pengiring tarian
Tarian ini memiliki kesamaan dengan Tari Gending Sriwijaya. Perbedaannya yaitu Tari Tanggai dimainkan oleh 5 orang sedangkan Tari Gending Sriwijaya dimainkan oleh 9 orang dan perlengkapan Tari Gending Sriwijaya lebih lengkap. Para penari Tari Tanggai ini memakai pakaian khas daerah yaitu kain songket, pending, dadat, sanggul malang, kalung, kembang urat (ramai), kembang goyang, tajuk cempako serta tanggai.
Iringan musik yang biasa digunakan untuk pergelaran tarian ini ada dua elemen yakni pertama ialah bunyi alat musik yang dimainkan secara berkelompok yang membentuk semacam orkestra. Alat musiknya merupakan alat musik tradisional Palembang yaitu akordian, biola, gendang, gong dan lain-lain. Bunyi dari alat musik tersebut berfungsi sebagai pengatur irama sekaligus menjadi identitas budaya Melayu
Selain alat musik, tari ini juga diiringi oleh dendang syair yang dinyanyian oleh seorang penyanyi. Syair yang dipakai ialah sebuah lagu yang berjudul enam bersaudara. Meskipun tidak diketahui siapa pengarangnya, namun hingga sekarang lagu tersebut sudah sangat populer di kalangan masyarakat Sumatera Selatan sendiri.
Sekian penjelasan saya mengenai Tari Tanggai ini, semoga apa yang sudah saya jelaskan dapat menambah wawasan bagi para readers semuanya. Jangan lupa untuk terus update mengenai topik-topik terhangat lainnya. See you dan salam hangat untuk kalian semua.