Seni Lukis -Sejarah, Macam-Macam Aliran, Ciri-Ciri dan Tokohnya

Seni lukis merupakan salah satu dari sekian banyak cabang-cabang seni rupa. Seni lukis sendiri adalah seni yang mengapresiasikan kreatifitas seorang seniman melalui bidang dua dimensi, seperti kanvas, papan, kertas, dan sebagainya dengan cara melukis. Dengan cara melukis, seorang seniman akan menghasilkan sebuah seni yang dinamakan seni lukis.

Melukis sendiri adalah sebuah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan sering kali dilukiskan diatas kanvas, akan tetapi pada saat sekarang ini medianya bisa berupa kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisadianggap sebagai media lukisan, alat yang digunakan dalam melukispun beragam asalkan dapat memberikan imaji tertentu sesuai dengan media yang digunakan.

Sejarah

Searah Seni Lukis secara umum dapat dibedakan kedalam 5 bagian yaitu zaman prasejarah, zaman klasik, zaman pertengahan, zaman reinassance, dan zaman art nouveaou. Pembagian sejarah ini dibagi sesuai dengan perkembangan zaman, dan berikut adalah sejarah seni lukis secara dan perkembangan di dunia universal.

Artikel terkait:

Zaman Prasejarah

Menurut  sejarahnya, keberadaan seni lukis sangat erat hubunganya dengan gambar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Peninggalan-peninggalan historis dari zaman prasejarah menggambarkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah memulai kegiatan menggambarnya dimulai dari membuat gambar di tembok atau dinding gua untuk mengisyaratkan bagian-bagian penting yang terjadi dalam kehidupan. Diawal keberadaanya sebuah gambar hanya dibuat dengan material sederhana seperti kapur, arang, atau baan-bahan lainnya.

Salah satu teknik yang sangat terkenal dari seni lukis di zaman prasejarah adalah menempelkan tangan di dinding gua lalu menyemburnya dengan kunyahan daun atau batu mineral yang memiliki warna yang kemudian mendapatkan hasil jiplakan tangan warna-warni di dinding gua yang bisa dilihat sampai saat ini. Kemudahan dalam berkesenian lukis yang memang lebih dianggap mudah dibanding dengan cabang seni rupa lainnya seperti seni patung dan seni keramik membuat seni lukis berkembang dengan pesat dan cepat. (baca: fungsi seni kriya)

Objek seni lukis pada zaman prasejarah didominasi dengan karya-karya yang menghasilkan lukisan manusia, binatang, dan objek-objek alam seperti pohon kulit, bukit, gunung, sungai, dan laut, objek ini dilukis dengan menonjolkan bentuk yang dianggap sakral, misalnya untuk melukiskan binatang banteng maka orang-orang zaman prasejarah akan menonjolkan baian tanduk banteng karena menggambarkan simbol vital seekor banteng.

Pada zaman prasejarah juga ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menggabar daripada  kegiatan mencari makan. Kemudian muncullah selera cita rasa keindahan dalam kegiatanya menggambar dan terus menerus melakukan kegiatan tersebut sehingga menjadi seorang seniman seni lukis, dari situlah muncul seniman-seniman pertama yang ada di muka bumi sehingga kegiatan melukis mulai dinilai sebagai kegiatan berkesenian.

Zaman Klasik

Di zaman klasik seni lukis banyak dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini menegaskan bahwa sebagai buntut berkembangnya ilmu pengetahuan maka orang-orang memiliki kesadaran bahwa seni lukis dapat dijadikan sebuah komunikasi yang lebih baik dibandingkan kata-kata jika dilihat dari banyak hal. Seni lukis pada zaman klasik pada zaman ini kemudian dikenal dengan dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti misalnya:

  1. Mistisme, tujuan mistisme berkembang sebagai akibat karena pada zaman klasik diketaui belum memiliki agama.
  2. Propaganda, tujuan ini contohnya adalah adanya grafiti di reruntuhan kota pompeii.

Zaman Pertengahan

Pada zaman pertengahan kehidupan religi sudah mulai menjadi dominasi utama dalam kehidupan manusia, dan sebagai akibat adanya pengaruh agama yang sangat kuat bahka mungkin terlalu kuat, pada zaman ini seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Lukisan pada zaman ini didominasi dengan objek simbol, bukan realisme, dan seni lukispun semakin tidak sejalan dengan realitas kehidupan manusia. Lukisan pada zaman pertengahan terkenal digunakan untuk kegiatan propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstakisme (pemisahan unsur bentuk yang “benar” dari benda. (baca: unsur-unsur kebudayaan)

Zaman Renaissance

Pada masa setalah kekalahan Turki, yang diawali dari kota Firenze banyak muncul ilmuwan dan budayawan (termasuk seniman lukis) yang hijrah dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Keluarga yang menguasai kota Firenze memberikan dukungan penuh pada ilmu pengetahuan modern sehingga sinergi antara seni lukis dan ilmu pengetahuan memberikan sebagian besar sumbangan terhadap kebudayaan baru di Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik.

Sains di kota ini tidak lagi dianggap sebuah kepercayaan sihir, tetapi menjadi sebuah alat untuk merebut kembali kekuasaan Eropa yang diarampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga ke Eropa Timur. Dari zaman ini pula dikenal melahirkan seniman-seniman yang berpengaruh terhadap perkembangan seni lukis, dan berikut adalah tokoh-tokoh yang dikenal di masa Renaissance sepeti Tomasssi, Donatello, Leonardo da Vinci, Michaelangelo, dan Rapael.

Zaman Art Nouveau

Revolusi Industri di Inggris menyebabkan mekasnisme didalam banyak hal, barang-barang dibuat dengan sistem industri massal dengan ketelitian yang tinggi. Sebagai akibatnya keahlian dari tangan seniman kurang mendapat penghargaan karena kemampuanya mulai disamakan dengan buatan mesin. Sebagai bentuk perlawanan kemudian para seniman beralih pada bentuk-bentuk yang tidak dapat dicapai oleh produksi massal, karya seni lukis pada saat itu menganut sistem eksklusifitas, lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya, diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinpirasi dari keindahan-keindahan garis-garis tumbuhan dia alam.

Masuk ke Indonesia

Sejarah seni lukis di Indonesia dimulai dengan masuknya Penjajahan Belanda, pelukis Indonesia banyak mengambangkan aliran romantisme sesuai dengan kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu. Raden Saleh Syarif Bustaman yang merupakan salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktikkan langsung oleh pelukis Belanda.

Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke negri Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Tapi seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans di Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.

Artikel terkait:

Pada masa revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Daftar Pelukis Terkenal di Indonesia

Berkembangnya seni lukis di Indonesia, membawa munculnya seniman-senimat hebat dari tanah air. Seniman lukis dari Indonesia juga memegang peranan yang sangat penting dalam kekayaan budaya di Indonesia, dan berikut merupakan daftar nama-nama pelukis terkenal dan berbakat yang berasal dari tanah air:

  • Affandi
  • Agus Djaya
  • Bagong Kussudiardja
  • Barli Sasmitawinata
  • Basuki Abdullah
  • Djoko Pekik
  • Dwi Januartanto
  • Dullah Suweileh
  • Ferry Gabriel
  • Hendra Gunawan
  • Herry Dim
  • Jeihan
  • Kartika Affandi
  • Lee Man Fong
  • Mario Blanco
  • Idris
  • Otto Djaya
  • Popo Iskandar
  • Raden Saleh
  • Sudjojono
  • Srihadi
  • Sri Warso Wahono
  • Trubus
  • Atim Pekok
  • Darpo.S

Macam-macam Aliran Seni Lukis

Banyaknya seniman seni lukis yang terkenal di seluruh dunia, beriringan dengan itu para tokoh tersebut tanpa disadari memiliki gaya dan ciri khas berbeda-beda, dalam artian para seniman lukis memiliki aliranya masing-masing. Seni lukis sendiri memiliki beragam aliran yang akan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Kemunculan aliran-aliran dalam seni lukis memiliki pengaruh d i dunia seni rupa, dan berikut adalah macam-macam aliran dalam seni lukis yang paling terkenal di dunia.

Artikel terkait:

  1. Aliran Realisme

Aliran Relisme merupakan aliran yang menampilkan karya seni lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari, dan lukisan dibuat seperti keadaan sebenarnya tanpa adanya tambahan lain.

Ciri-ciri dari aliran ini adalah kebanyakan karya lukisanya menggambarkan kehidupan sehari-hari dan dibuat apa adanya, lukisan yang dibuat juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek yang lainnya. Tokoh-tokoh yang mempopulerkan aliran ini adalah tokoh-tokoh terkenal  seni lukis dunia seperti, Gustove Corbert, Fransisco de Goya, dan Honore Umier.

  1. Aliran Surealisme

Aliran Surealisme merupakan aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi atau imajinasi, seolah – olah kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.

Ciri-ciri lukisan aliran surealisme salah satunya adalah lukisan yang dihasilkan terkesan aneh dan asing tempak asing, lukisan surealisme juga penuh dengan fantasi dan khayalan. Banyak tokoh seniman lukis yang terkenal mempopulerkan alira ini, diantaranya adalah Joan Miro, Salvador Dali , Andre Masson, Sudiardjo, dan Amang Rahman.

  1. Aliran Romantisme

Aliran Romantisme merupakan  aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.

Ciri-ciri dari aliran romantisma sendiri adalah biasanya lukisan yang digambarkan dengan kandungan cerita dalam lukisan yaang dahsyat dan emosional, lukisan juga terkesan penuh gerak dan dinamis, warnaya bersifat kontras dan meriah, pengaturan komposisi dalam lukisan juga turut memberikan kesan dinamis, mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan para penikmatnya, dan dari semua hal itu lukisan romantisme ini mengandung kemewahan yang melebihi kenyataan.

Tokoh-tokoh tekenal yang turut andil dalam  mengembangkan aliran lukisan jenis ini diantaranya adalah Raden Saleh, Eugene Delacroix, Theodore Gericault, dan Jean Baptiste.

  1. Aliran Naturalisme

Aliran Naturalismemerupakan aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.

Ciri-ciri dari lukisan yang termasuk aliran naturalisme adalah kebanyakan lukisanya bertema tentang alam, memiliki teknik gradasi warna, dan jga memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin. Tokoh-tokoh yang mempolulerkan aliran ini diantaranya adalah Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom, dan Trubus.

  1. Aliran Impresionisme

Aliran Impresionisme merupakan seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.

Ciri-ciri dari aliran lukisan jenis ini adalah goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya, warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina, bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan), cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya, pengolahan sifat transparansi cat dihindari, Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan, dikerjakan di luar ruangan (en plein air)

Tokoh – Tokoh terkenal yang mempopulerkan aliran ini adalah pelukis-pelukis dunia seperti Claude Monet, Aguste Renoir, Casmile Pissaro, Sisley, Edward Degas, dan Mary Cassat.

  1. Aliran Ekspresionisme

Aliran Ekspresionismemerupakan suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya). Tokoh-tokoh terkenal dunia yang mempopulerkan lukisan jenis ini adalah Vincent, Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Affandi, Zaini, dan Popo Iskandar.

Ciri-ciri dari lukisan aliran ini biasanya lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang, ungkapan isi hati seseorang, Imajinasi seseorang, pemilihan Warna diutamakan, ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang’ dan pancarannya keluar merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.

  1. Aliran Abstraksionisme

Aliran Abstraksionisme merupakan aliran yang menggunakan  warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Aliran ini dibedakan menjadi 2 yaitu abstrak kubistis dan non-figuratif. Tokoh yang terkenal mempopulerkan aliran  abstaksionisme adalah Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf Got Lieb, Robert Montherwell, dan BornetNewman.

Ciri- ciri seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam. Bentuk lukisan ini bianya berwarna acak sesuai dengan naluri pelukis akan

  1. Aliran Kubisme

Aliran Kubisme merupakan aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak. Ciri-ciri dari aliran kubisme adalah lukisan yang digambar memiliki bentuk geometri, lukisan juga memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif. Tokoh – Tokoh  yang mempopulerkan aliran kubisme diantaranya adalah Gezanne, Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert Glazes, Fernand Leger, dan Robert Delaunay.

  1. Aliran Dadaisme

Aliran Dadaisme adalah aliran yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan. Alira dadaisme memiliki ciri-ciri seperti seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan ilusi, dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer, tajam dan kontras. Tokoh – Tokoh  yang mempopulerkan aliran ini diantaranya adalah Roull Haussmann, Duchamp, dan Hans Arp.

  1. Aliran Futurisme

Aliran Futurisme merupakan aliran yang menggambarkan objek lukisan yang terlihat seperti bergerak. Suatu objek digambarkan beberapa kali secara sama,secara perspektif. Ciri-ciri dari lukisan aliran futurisme diantranya adalah, lukisan yang dibuat akan menggambarkan bahwa kearya seni tersebut menangkap unsur gerak dan kecepatan, memanfaatkan prinsip aneka tampak atau ( multiple viewpoints ), menggunakan tipografi sebagai unsur ekspresi dalam desain, memperhatikan tentang kedinamisan , kedisiplinan, dan gaya untuk mengekspresikan kecepatan dan kesamaan waktu.

Tokoh-tokoh terkenal yang ikut andil mempopulerkan dan mengembangkan aliran futurisme diantaranya adalah Giacomo Balla, Umberto Boccioni, Sculptor, dan Carlo Carrà.  Fantastic Art atau Seni Fantastik, bisalah dikatakan sebagai sebuah mashab, aliran seni rupa yang baru saja diakui eksistensinya. Padahal bentuk ini sudah muncul sejak lama, bahkan pelukis Hieronymus Bosch (1450-1561) sekarang digolongkan sebagai salah satu perintis mashab ini. Lukisan Bosch “The Garden of Earthly Delights” yang menggambarkan surga dan neraka, yang tadinya digolongkan pada mashab Renesans, tetapi kemudian diperdebatkan dan belakangan barulah digolongkan pada Seni Fantastik

  1. Aliran Fauvisme

Aliran Fauvisme merupakan salah satu aliran dalam seni lukis yang adalah aliran yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya. Ciri-ciri dari aliran fauvisme biasanya ditandai dengan seni lukisannya ialah warna-warna yang liar dan kontras, warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna aslinya, penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.

Tokoh – Tokoh seniman lukis dunia yang mempopulerkan dan ikut mengembangkan jenis lukisan aliran fauvisme adalah Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi, dan Kess Van Dongen.

  1. Aliran Klasikisme

Aliran Klasikisme merupakan aliran yang menampilkan gambar secara klasik, serta memiliki karakter dan ciri tersendiri. Aliran Klasikisme banyak terpampang di nusantara maupun di mancanegara. Aliran ini biasanya mengacu pada Yunani dan Romawi.

Ciri-ciri dari lukisan yang beralirasn klasikisme biasanya ditandai dengan gaya lukisan yang terikat pada norma-norma intelektual akademis, lukisan yang dibuat juga didominasi dengan bentuk yang selalu seimbang dan harmonis, batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis, raut muka tenang dan berkesan agung, banyaknya lukisan yang berisi cerita lingkungan istana, lukisan aliran klasikisme juga cenderung dilebih-lebihkan.

Tokoh – Tokoh yang mempopulerkan dan ikut mengembangkan seni lukis aliran klasikisme diantaranya adalah Bartholome Vignon ( 1762 – 1846 ), Jaques Lovis David ( 1974 – 1825 ), dan Jan Ingles ( 1780 – 1867 )