Seni rupa adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri dengan bebas sebebas-bebasnya tanpa mengkhawatirkan pandangan orang lain dan tanpa dicampuri oleh sudut pandang orang lain. Para pemula apalagi tokoh seni rupa tahu bahwa seni rupa atau seni lukis ini bukan sebuah karya seni yang simpel dan sederhana, justru merupakan sebuah karya yang melalui proses penciptaan yang rumit.
Sebuah karya seni bisa dikatakan memiliki nilai seni apabila ia sudah memiliki semua unsur-unsur seni rupa, serta memenuhi delapan prinsip seni rupa yang utama, yaitu kesebandingan, gradiasi, kesatuan, keselarasan, irama, keseimbangan, penekanan dan komposisi.
Baca Juga :
- Fungsi Seni Rupa Terapan
- Perbedaan Seni Rupa 2 Dimensi dan 3 Dimensi
- Seni Rupa 3 Dimensi
- Museum Seni Rupa dan Keramik
- Fungsi Seni Lukis
Di Indonesia sendiri, seni rupa adalah salah satu jenis karya seni yang paling banyak ditemui. Bahkan tidak sedikit tokoh seni rupa Indonesia yang terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia berkat hasil lukisan mereka yang memiliki makna luar biasa. Setiap pelukis tersebut memiliki aliran sendiri dalam melukis, yang sesuai dengan hasrat dan minat yang mereka miliki.
Aliran seni rupa terbagi setidaknya menjadi dua puluh jenis, beberapa diantaranya adalah naturalisme, romantisme, realisme, impresionisme, ekspresionisme, kubisme, dadaisme, fauvisme, surealisme, futurisme, konstruktivisme, kotemporer atau post modern, pop art, neo klasik, abstraksionisme, primitif, pointilisme, pitture metafisika, optik, dan gotik.
Baca Juga :
- Cabang Seni Rupa
- Pengertian Seni Rupa 2 Dimensi
- Lukisan Termahal di Dunia
- Jenis Karya Seni Rupa 3 Dimensi
- Seni Lukis
Kehadiran seni rupa di Indonesia dimulai sejak zaman pra sejarah, terbukti dari berbagai gambar-gambar di dinding gua, kulit hewan yang telah disamak dan juga di daun lontar. Selama masa-masa zaman penjajahan, seni lukis di Indonesia mulai berkembang ke arah lebih modern.
Pada saat itu seni rupa Eropa Barat yang cenderung mengusung tema romantisme pun jadi populer di Indonesia. Adalah Raden Saleh Syarif Bustaman menjadi seorang Indonesia yang beruntung mampu mempelajari teknik melukis Romantisme yang dipraktekkan oleh seorang pelukis berkebangsaan Belanda. Hingga akhirnya beliau menjadi pelukis Indonesia pertama yang terkenal di seantero Indonesia dan bahkan sampai menjadi pelukis istana di beberapa negara Eropa berkat kemampuannya yang mengagumkan.
Selain Raden Saleh, masih banyak sekali tokoh seni rupa Indonesia yang membawa aliran masing-masing dan nama Indonesia sampai ke luar negeri. Berikut adalah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang harus kita ketahui dan apresiasi karyanya yang abadi :
1. Abdullah Suriosubroto
Seorang pelukis pertama Indonesia di abad ke 20, lahir tahun 1878 dan awalnya sempat kuliah kedokteran di Batavia, hanya saja setelah ia melanjutkan kuliah ke Belanda justru banting setir ke melukis. Pecinta pemandangan alam ini memiliki aliran seni sendiri yakni Mooi Indie, hanya saja jika diperhatikan betul secara garis besar mirip dengan naturalisme. Contoh lukisannya yang terkenal adalah Bambu Woods.
2. Affandi Koesoema
Terlahir sebagai pemuda Cirebon tahun 1907 dan meninggal tahun 1990. Seorang pelukis yang rendah hati dan bahkan tak tahu aliran apa yang ia geluti. Ia hanya menumpahkan warna-warna cat secara acak di atas kanvas, lalu menyelesaikan lukisannya dengan menggunakan jemari bukannya kuas seperti pelukis lain. Dunia menyebutnya maestro, sementara ia hanya menyebut dirinya sebagai tukang lukis saja. Sampai wafat, ia sudah melukis lebih dari 2000 lukisan salah satunya adalah Kebun Cengkeh, Perahu dan Matahari, Andong Jogja dan masih banyak lagi.
3. Barli Sasmitawiyana
Seorang pelukis yang terlahir tahun 1921 dan menutup usia tahun 2007 silam, mulai melukis pada tahun 1930 saat usianya masih 9 tahunan di sebuah studio milik pelukis Belgia yang tinggal di Bandung yakni Jos Pluimentz. Ia menempuh pendidikan seni di Paris tahun 1950 dan saat pulang ke Indonesia membuka Sanggar Rangga Gempol di Dago, Bandung. Beberapa lukisannya adalah Affandi dan Istri Pulang Melukis Pohon Apel, Bobotoh, Penari Kipas 2 dan masih banyak lainnya.
4. Basuki Abdullah
Pelukis ini adalah pelukis Istana Merdeka di tahun 1974, merupakan putra dari pelukis abad 20 Indonesia yakni Abdullah Suriosubroto. Terlahir tahun 1925 dan wafat tahun 1993. Termasuk ke dalam jajaran maestro lukis Indonesia dengan aliran realis, ia bahkan terkenal sebagai pelukis yang mampu melukiskan kecantikan wanita dengan sangat sempurna. Pada sebuah kompetisi di Belanda, ia mengalahkan 87 orang pelukis Eropa dan mengharumkan Indonesia.
5. Delsy Syamsumar
Terlahir di Medan tahun 1935 dan pindah ke Sumatera pada masa perang revolusi sampai usianya SMA. Kala itu, bakat melukisnya sudah nampak sejak usia 5 tahun, ia juga selalu mendapat nilai sempurna untuk seni rupa. Di usianya yang ke 17 tahun ia membuat komik perjuangan yang dikirim ke majalah Aneka, dan kelak berkat komik itulah namanya terkenal sampai ke seluruh Indonesia. Berkat itu pula ia hijrah ke Jakarta dengan difasilitasi oleh penerbit dan produktif menelurkan banyak hasil karya bernilai tinggi. Beberapa contohnya adalah Heroisme Cut Mutia, Kereta Api Terakhir Yogyakarta dan komik Si Semut.
6. Hendra Gunawan
Pelukis yang juga seorang seniman Sunda. Lahir tahun 1918 dan wafat di Bali tahun 1983. Awal mula keputusannya melukis setelah bertemu dengan Affandi, ia juga mengenal Abdullah Suriosubroto dan Barli. Bukan cuma melukis, namun ia juga membentuk sebuah sanggar yakni Sanggar Pusaka Sunda tahun 1940. Beberapa hasil lukisannya yang melegenda adalah Jual Beli di Pasar, Perempuan Menjual Ayam, Sketsa, Bisikan Iblis.
Baca Juga :
- Seni Lukis
- Istilah Istilah Dalam Seni Rupa
- Pengertian Seni Menurut Para Ahli
- Cabang Seni Rupa
- Seni Rupa Terapan
7. Henk Ngantung
Memiliki nama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung terlahir tahun 1921 di Manado, dan wafat tahun 1991. Bukan cuma seorang pelukis, namun juga seorang wakil gubernur periode 1960-1964 dan gubernur Jakarta tahun 1964-1965. Ia mempelajari lukisan dari Chairul Anwar dan Asrul Sani. Perjalanan politiknya tidak berhasil, misi mengubah Jakarta menjadi kota budaya pun gagal sampai ia akhirnya lepas masa jabatan dan tinggal dalam kemiskinan dengan sejumlah penyakit seperti jantung dan glaukoma. Pameran pertama dan terakhirnya disponsori oleh pengusaha Ciputra. Lukisannya Digiring ke Kandang menjadi lukisan terbaik tahun 1942.
8. I.B Said
Terlahir tahun 1934 dan merupakan salah satu pelukis istana. Mendapatkan tugas khusus dari Presiden Soekarno untuk melukis wajah-wajah tamu kenegaraan yang datang ke Indonesia dan totalnya melukis 300 wajah. Sampai usianya yang ke 74 tahun, ia masih melukis di istana. Pada masa pemerintahan Bung Karno, pelukis hanya berjumlah sekitar 20 orang saja dan membuat 10 foto untuk dipajang di beberapa titik dalam istana. Hasil karya I.B Said adalah Segitiga Senen Tinggal Kenangan dan berbagai foto wajah tamu negara.
9. Popo Iskandar
Pelukis yang juga seorang dosen di IKIP Bandung (UPI) ini terlahir tahun 1926 dan wafat tahun 2000. Be;ajar seni rupa pada Barli Samitawinata dan Hendra Gunawan. Memiliki aliran sendiri dan sangat suka melukis kucing sehingga ia mendapatkan julukan sebagai pelukis kucing. Tak hanya melukis kucing, ia juga melukis hewan lainnya dan hanya menggunakan tiga warna saja. Lukisannya adalah Young Leophard, Bulan di Atas Bukit, Bunga, Cat dan lain sebagainya.
10. Djoko Pekik
Seorang pelukis yang sempat ditahan paska serangan G30/S PKI ini lahir di Grobogan tahun 1931, ia mengikuti sebuah pameran di Amerika Serikat tahun 1986 dan saat itu namanya langsung populer di Indonesia.
Banyak kolektor seni berburu hasil lukisannya yang memang sangat ekspresif dan penuh dengan curahan perasaannya setulus hati seperti Go To Hell Crocodile, Becak Driver is Being Baby dan Yes I am a Whore. Saking digilainya dan langkanya lukisan hasil Djoko Pekik, salah satu hasil lukisannya bahkan sampai ada yang dibeli dengan harga 1 milyar!
Itulah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara, rata-rata terlahir sebagai keluarga bangsawan mengingat di zaman penjajahan (masa-masa pelukis ini mulai berkarya), hanya keluarga bangsawan dan keluarga berada saja yang diperbolehkan mengikuti berbagai pendidikan formal, dari mulai pendidikan umum sampai pendidikan seni, termasuk seni rupa.
Baca Juga :
- Fungsi Seni Rupa Terapan
- Jenis Jenis Seni Lukis
- Perbedaan Seni Rupa Murni dan Terapan
- Manfaat Belajar Seni
- Macam Macam Kerajinan Tangan Dari Riau
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu dan Indonesia yang mendapatkan kemerdekaannya dengan sepenuhnya, masyarakat kalangan non bangsawan pun diperbolehkan untuk mempelajari berbagai hal dengan sebebasnya. Saat ini semakin banyak tokoh seni rupa Indonesia modern yang muncul dan berkarya, serta mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.