Unsur Unsur Karya Sastra Novel

Unsur unsur Karya sastra dibedakan menjadi unsur Intrisik (Unsur yang berada di dalam karya) dan juga unsur ekstrinsik (unsur yang berada di luar karya sastra). Seni sastra sendiri merupakan bagian dari cabang-cabang seni yang berasal dari ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan ataupun gagasan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Seperti kita ketahui bahwa bentuk-bentuk  sastra dibedakan menjadi 3 yaitu puisi, prosa dan drama. Dan semua bentuk karya sastra ataupun jenis-jenis seni sastra pada dasarnya memiliki manfaat yang sama bagi kehidupan. Selain memberikan kesadaran kepada pembaca mengenai kebenaran-kebenaran hidup, meskipun hal tersebut disampaikan dalam sebuah cerita fiksi.

Layaknya drama yang merupakan seni pertunjukan dan memiliki unsur-unsur pementasan drama, begitupun dengan seni sastra. Setelah sebelumnya membahas karya sastra bercorak hindu, kali ini kita akan membahas apa saja sih unsur unsur karya sastra. Simak penjelasn di bawah ini yuk! Jadi, unsur-unsur pembentuk karya sastra itu dibagi kedalam dua unsur besar, yaitu Unsur Intrinsik (faktor dalam karya) dan Unsur Ekstrinsik (faktor luar).

Unsur Intrinsik

Unsur unsur  karya sastra yang berada di dalam karya seni itu sendiri disebut sebagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik ini meliputi :

  • Tema Merupakan pokok masalah atau pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya.
  • Latar tempat Merupakan tempat atau keterangan mengenai tempat kejadian terjadinya cerita ataupun keberadaan pelaku dalam cerita. (Contoh : di Rumah, Sekolah, Mesjid, Gereja, dll)
  • Latar waktu, Keterangan waktu yang menunjukan kapan sebuah pristiwa atua kejadian dalam cerita. (Contoh : Pagi, Siang, Kemarin, Besok, dll)
  • Latar Suasana Adalah keadaan dimana cerita terjadi. (Contoh : Sedih, Gembira, Berduka, Meriah, dll)
  • Alur Atau sering juga disebut sebagai Plot merupakan halan cerita di dalam sebuah karya sastra. Atau dapat dikatakan juga sebagai unsur yang berwujud jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab akibat, tokoh, tema atau ketiganya. Alur ini terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu Alur Maju, Alur mundur dan alur maju-mundur.
  • Tokoh dan Penokohan, Tokoh adalah karakter atau seseorang atau individu rekayasa atau rekaan yang mengalami peristiwa dalam karya sastra. Sedangkan penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaan image tokoh tersebut dalam sebuah cerita di dalam karya sastra.
  • Karakter Bisa disebut juga sebagai perwatakan yaitu sifat-sifat yang diperankan oleh setiap cerita.
  • Konflik Merupakan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam cerita. Konflik merupakan salah satu hal yang membuat sebuah cerita. Tanpa konflik, maka sebuah cerita yang ada akan hambar dan tidak menarik. Konflik sendiri terbagi menjadi ke dalam 2 jenis, yakni konflik batin dan konflik antar pelaku. Konflik batin merupakan masalah yang timbul pada diri si pelaku. Sedangkan konflik antar pelaku merupakan masalah yang timbul diantara tokoh-tokoh dalam cerita.
  • Sudut Pandang, dalam istilah lain sudut pandang ini dapat disebut dengan point ov view yang merupakan posisi pengarang atau penempatan diri pengarang di dalam cerita yang dibuatnya. Sudut pandang atau POV ini terbagi ke dalam 3 macam yakni Sudut pandang orang pertama (aku, saya), Sudut Pandang orang kedua dan sudut pandang orang ketiga (dia, ia).
  • Gaya Bahasa adalah hal ini sangat tergantung kepada karakter pengarang dalam menulis atau mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka ke dalam bentuk tulisan. Setiap pengarang memiliki ciri khas masing-masing tentunya.
  • Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karya yang dibuatnya kepada para pembaca.

Unsur Ekstrinsik

Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra. Meski begitu, unsur ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap sebuah pembentukan karya sastra. Jika diibaratkan dengan pembuatan sebuah rumah, maka unsur ekstrensik tidak akan menjadi bahan-bahan untuk membangun rumah tersebut. Bukan material-material bangunan seperti batu, tanah atupun yang lainnya. Unsur ekstrinsik lebih dititik beratkan pada kondisi sosial dan budaya pembangunan rumah. Ataupun selera dari si pemilik rumah. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi model dan bentuk dari rumah yang dibangun.

Hal-hal yang berasal dari luar ini tentu saja bervariatif. Dan bisa saja berbeda antara seorang pengarang dan pengarang lainnya. Unsur ekstrinsik yang dimaksud dapat meliputi :

  • Agama Pengarang
  • Pendidikan Pengarang
  • Ekonomi Pengarang
  • Lingkungan Tempat tinggal pengarang
  • Kejadian yang terjadi di lingkungan pengarang
  • Latar Belakang Penciptaan karya
  • Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan

Unsur ekstrinsik ini erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan disekitar lingkungan penulis ataupun kebudayaan secara umum. Kebudayaan yang dimaksud dapat beraneka regam, seperti kebudayaan jawa, kebudayaan suku batak, kebudayaan suku toraja dan masih banyak lagi. Selain erat dengan kebudayaan, unsur ekstrinsik juga erat hubungannya dengan agama. Hal ini dibuktikan dengan adanya seni sastra peninggalan islam ataupun seni sastra peninggalan hindu buddha.

Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik Novel

Identifikasi unsur-unsur di dalam sebuah karya sastra perlu dilakukan sebagai salah satu langkah kita dalam mengapresiasi sebuah jenis karya sastra. Karena dengan demikian kita dapat menganalisa kekurangan dan kelebihan karya sastra tersebut sebagai bahan kritik, Kritik yang membangun tentunya. Karena seperti kita ketahui pentingnya peran dan fungsi kritik sastra.

Unsur intrinsik novel merupakan unsur paling utama yang membangun sebuah cerita dalam novel. Kita akan mencoba berlatih untuk mengidentifikasi unsur intrinsik dalam Novel Negeri Lima Menara yang tentunya merupakan salah satu contoh seni sastra.

  • Tema : Pendidikan dan kerja keras yang menghasilkan sebuah hasil yang besar.
  • Penokohan : Amak, Ayah, Alif, Dulmajid, Raja Lubis, Said, Baso, Atang.
  • Latar Tempat : Pondok Madani, Aula, Lapangan, Kamar, Menara, Kelas, Bandung.
  • Waktu : Sore, Pagi, Malam, Siang, Dini hari.
  • Suasana : Menegangkan, Bahagia, Gelisah.
  • Alur : Alur Maju-Mundur
  • Sudut Pandnag : Sudut pandang orang pertama karena menggunakan kata ‘Aku’.
  • Amanat : Pesan moral yang dapat diambil dari novel ini sangatlah banyak. Namun, yang paling mendalam adalah kerja keras dan kesungguhan hati yang harus kita miliki untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Suatu keberhasilan. Tapi, dibalik setiap kesuksesan seorang anak terdapat doa orangtua yang sehingga kita harus tetap berbakti kepada orangtua.

Novel karya Ahmad Fuadi ini juga telah diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film dan juga film ini termasuk ke dalam salah satu film religi terbaik indonesia.

Begitulah unsur unsur karya sastra yang banyak memiliki persamaan dengan unsur-unsur seni sastra yang lebih dulu dibahas. Seperti kita ketahui bahwa seni sastra merupakan salah satu dari sub sektor industri kreatif, yakni dibidang penerbitan dan percetakan. Hal ini tentu saja harus kita apresiasi (layaknya apresiasi seni rupa) sebagai bentuk dukungan terhadap industri kreatif khususnya yang berada di Indonesia. Selain itu, agar kita memperoleh manfaat belajar seni dan terus berkarya untuk negeri.